Bitterness Bagian 47

711 30 0
                                    

Checil berjalan menuju Gudang tidak terpakai ditempat, dengan mata tajam karena menahan amarahnya dan memerah karena menahan airmatanya. Checil berhentidi depan pintu gudang tersebut, dengan airmata yang Siap akan menetes tapi ia tetap menatap dengan tajam berharap pintu itu terbuka dengan sendirinya

Tak lama pun pintu terbuka dan menampilkan sosok laki-laki berbadan kekar dan mungkin sangat kuat, tapi Checil tidak takut dengannya

"Dimana Mom dan kak Della? Dimana kau menyekapnya" tegas Checil

Perkataan Checil membuat laki-laki itu tersenyum meremehkan dan juga tidak begitu tertarik untuk membalas perkataan

"Ternyata Ken menyuruh anaknya yang datang, dimana ayahmu itu? Bersembunyi dibalik keberanian dirimu, atau mungkin berada di rumah sakit dan menunggu ajalnya datang?"ucapannya membuat Checil tidak kuasa menahan emosinya dan akhirnya dia menutup matanya menenangkan dirinya

"Dimanapun ayah saya, itu tidak ada hubungannya denganmu. Kamu menghancurkan keluargaku satu persatu, kamu juga menghancurkan Perusahaan ayahku yang sudah berdiri cukup lama. Kau tidak akan tahu bagaimana rasanya mencoba berjuang dari Nol! Kamu ingin yang instan bukan? Karena ambisimu itu kau mendapatkannya tapi tidak akan bertahan lama. Aku tidak akan membiarkan kamu baik-baik saja karena telah merebut segalanya dari keluargaku!!"tegas Checil

"Jadi lepaskan ibu dan kakakku"lanjut Checil dengan mata tajamnya

"Ow ow .. tidak semudah itu, berikan dulu uang 100 Miliar yang sudah aku minta pada ayahmu, jika tidak kamu tidak akan mendapatkan ibu dan kakak tercintamu itu"ucapnya

"Kamu ingin uang itu bukan? Akan aku berikan 2x lipat dari yang kamu minta, tapi lepaskan dulu ibu dan kakakku" tegas Checil

"Tidak, aku mau uangku sekarang!"bentaknya

Lalu Checil mengambil sesuatu dari tas nya, setelah itu dia menunjukkan selembar cek yang sudah diisi dengan jumlah 200Milyar yang sudah Checil janjikan. Tapi bukan hal yang mudah bagi Checil memberikan uang hasil kerja kerasnya sebanyak itu

"Kamu mau uangmu kan?"Checil menunjukkan ceknya dengan senyum meremehkan, setelah itu Checil merobeknya menjadi super kecil dan orang tersebut marah besar

"MENGAPA KAU MEROBEKNYA!!! BRENGSEK!" Teriak orang tersebut sambil mencekik leher Checil membuat Checil tersentak dan mencoba melepaskan dirinya dari situasi ini

"Papah" panggil Lorensia pelan dengan airmata yang sudah memenuhi matanya dan siap untuk jatuh

Seseorang yang mencekik leher Checil pun menoleh ke arah suara dan terkejut karena karena melihat anak sulungnya (anak pertamanya) berada di situ dan melihat kejadian yang tidak seharusnya dia lihat

"Papah selalu menjadi menjadi hebat di depanku, tapi hari ini aku melihat papah sangat buruk, aku selalu membanggakan papah kepada teman-temanku saat dibangku sekolah. Aku bangga punya papah yang hebat, tapi aku pergi dari rumah ketika papa bilang tidak bisa membayar kuliahku dan disitu aku merasa papah bukan papah ku yang hebat, papah bukan orang tua terbaik untukku" ucapan Lorensia yang mengungkapkan semua perasaan nya membuat seseorang yang disebut papah itu melepaskan cekikikan nya pada Checil

"Papah menuruti ambisi papah untuk memiliki segalanya, papah sadar tidak jika Zephyra pun mengikuti jejak papah, Zephyra menjadi arogan, ambisius, dan egois! Sejauh ini papah berubah, ternyata Loren pergi dari rumah tidak membuat papah dan Mamah berfikir bahwa anak-anak butuh perhatian dan kasih sayang"

Checil terlihat sedang menormalkan tekanan udara yang masuk dan keluar, Checil memegang lehernya yang memerah lalu Checil menatap Lorensia untuk memberi kode bahwa dia akan masuk dan Lorensia hanya mengangguk pelan sekali

Checil masuk perlahan-lahan sambil terus memegang lehernya yang sedikit memar, dan sedikit sakit, Checil mencoba menelusuri setiap celah lalu tanpa sengaja dia melihat ibu dan kakaknya di sudut ruangan membuatnya berlari menuju mereka lalu membuka nya dengan segera

"Checil, kamu sama siapa disini?"tanya Della

"Stttttt" Checil menaruh telunjuk nya pada Della supaya Della tidak bertanya dulu

Checil terus membuka talinya sambil melihat keadaan Lalu setelah ikatan itu di lepas Checil menghela nafas beratnya lalu menatap Della dan mom dengan serius, tapi Della tahu bahwa ada sesuatu yang tidak baik karena Della melihat kesedihan Dimata Checil. Lalu Checil tersenyum tak lama matanya memerah

"Ayo kita keluar dari tempat ini"ucap Checil sambil bangkit merapihkan pakaiannya lalu menatap Della dan mom yang tidak juga terbangun

"Bertanyanya nanti saja, tidak baik lama-lama disini, ayo"ucap Checil sambil menarik tangan mereka bersama dan merek berdua pun akhirnya bangkit dan berjalan terlebih dahulu tapi Checil tidak berjalan mengikuti mereka, Checil hanya tersenyum melihat mereka melangkah pelan menuju pintu keluarnya

"Tembak aku sekarang"tegas Checil

Dor

Suara nyaring itu Membuat mom dan kak Della menoleh melihat jarak Checil yang sangat jauh dan terkejut ketika Checil membuka matanya perlahan tapi masih berdiri tegap sambil tersenyum menatap mereka dengan mata memerah

Senyumnya memudar, Checil pun akhirnya menutup matanya, dan terjatuh dilantai menyamping. Della dan mom berlari menuju tempat Checil terjatuh dengan airmatanya yang sudah turun. Dan tak lama mobil polisi pun terdengar

"Checil... Checil bangun... Aku mohon bangun Checil!"ucap Della dengan tegas di akhir kalimat mengatakan Checil

Hiks!!!
Hiks!!!
Hiks!!!

"Checil"panggil Lorensia perlahan dengan airmata yang sudah jatuh lalu dia terduduk perlahan dilantai sambil terisak

Hiks!!!
Hiks!!!
Hiks!!!

Tak lama polisi masuk kedalam, sambil memegang pistol mencari kesetiap sudut ruangan, lalu teman-teman Checil berhenti berjalan berdiri di belakang Lorensia yang menangis di lantai

"Kita terlambat"ucap Yezra pelan dengan mata yang memerah

"Tidak ini masih belum terlambat"ucap calya yang sudah menangis lalu berlari kearah Checil yang tak sadarkan diri di pelukan kak Della

"Ayo kita bawa Checil kerumah sakit secepatnya"tegas Calya dengan airmata yang terus menetes

Dan semua orang paham itu, lalu membawa Checil kerumah sakit terdekat disana, tapi ternyata tidak ada rumah sakit terdekat, akhirnya mereka pergi ke rumah sakit Aera

Checil langsung dibawa dengan brangkar, Dan Seanix yang mendata Checil di data administrasi lalu menyusul yang lain menuju ruangan yang akan dituju

"Suster tolong nanti berikan Vitaminnya ketika dia sadar lalu kontrol keadaan nya jika terjadi apapun telpon aku saja oke" ucap dokter Aera

"Baik Dokter"ucap perawat itu

Dan ketika itu dokter Aera melihat Checil di brangkar lalu melihat Della dan mom nya hal itu membuat Aera terkejut ketika melihat banyak darah di baju Checil, Della dan mom Checil membuat Aera menarik Seanix yang juga sedang beriringan membawa Checil

"Seanix katakan padaku apa yang terjadi?"tanya Aera serius membuat Seanix menunduk dan Seanix memeluk dokter Aera dan menangis

Bitterness Bagian 47
End

24 Agustus 2019
Maya Millenia Ismayanty

BitternessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang