Bitterness Bagian 25

1K 38 0
                                    

Checil berada di kamarnya, sambil menatap langit malam di balkon kamarnya. Pikirannya kembali kepada pembicaraan tadi siang antara Checil, Calya, Eisha, Yezra, dan Seanix. Pikiran checil penuh dengan pembinaan tadi siang. Membuatnya merasa bersalah karena sampai sekarang ingatan ini blm kembali

"Apakah ingatan buruk lebih dominan dari ingatan yang indah? Sampai ingatan ini tetap mengubur semua ingatan tanpa ingin aku mengusiknya"

"Aku memang tidak pernah memikirkan semua ingatan yang telah hilang ini, aku tidak memikirkan nya karena seperti hatiku terluka sampai tidak ingin mengingat atau merasakan apapun tentang masalalu"

"Tapi aku lelah, meneteskan mata tanpa alasan, Terluka tanpa alasan dan sakit tanpa alasan. Apa yang terjadi sebenarnya pada ingatanku ini?"

"Bulan, Bintang dan Malam. Aku mohon, tolong sampaikan bahwa jika ingatanku adalah ingatan terburuk maka aku tidak akan pernah ingin mengingatnya kembali. Tapi jika ingatanku sangat indah aku berharap ingatan ini cepat pulih"

Checil menatap langit dengan lirih, satu fakta yang tak ia sebut adalah Dirinya merindukan Orangtua kandungnya, walau ia tidak tahu yang mana mereka tapi checil benar-benar ingin memeluk mereka. Setiap checil mengingat orangtuanya entah kenapa hatinya sedikit sakit membuat ia tidak mengerti tapi dari lubuk hati yang paling dalam checil benar-benar merindukan orangtuanya

"Aku berharap ketika aku bangun. Perlahan-lahan aku bisa mengingat sesuatu yang memang penting untuk aku ingat, walau perlahan-lahan tapi aku yakin semua akan kembali normal dan semua itu butuh proses"

Checil berjalan memasuki kamarnya dan mengunci pintu menuju balkon lalu tidur dengan nyenyak berharap besok akan menemukan kegundahan hatinya yang membuatnya selalu gundah dan tidak tahu harus berbuat apa

🌸🌸🌸

Checil baru saja menuruni tangga untuk sarapan tapi tiba-tiba 4 orang yang checil kenal sebagai sahabatnya datang terburu-buru dengan nafas yang tersengal-sengal membuat checil bingung. Lalu checil menatap ke arah kak Della tapi setelah itu menatap ke4 orang ini

"Checil gawat!"Teriak Calya membuat checil dan yang lainnya menutup telinga

"Tenang dulu Calya"ucap Eisha kesal

"Ada apa ini?"tanya checil masih santai walau wajahnya masih terlihat bingung

"Checil, begini. Kamu kenal Liana Verbena?"tanya Yezra

"Liana? Engga. ada apa ya?"tanya checil masih dengan nada santai

"Alfie Brandywine?"tanya Yezra

"Engga juga. Ini ada apa sih sebenarnya?"tanya checil yang agak kesal karena ngomongnya ga langsung ke intinya

"Tapi kamu pasti kenal kan sama Zephyra Bonanza?"tanya Yezra

"Langsung ke intinya aja, kalian mau ngomong apa"tegas checil

"Jadi, kita dapat informasi bahwa Liana Verbena, Alfie Brandywine, dan Zephyra Bonanza. Mereka adalah seorang Mapia"ucap Seanix

"Mapia? Trus hubungan nya sama aku apa?"tanya checil bingung

"Checil, kamu dalam bahaya"ucap kak Della

"Bahaya? Gimana sih maksudnya"tanya checil yang benar-benar tidak mengerti

"Checil, mereka bertiga adalah musuh kita saat kita berada di tingkatan sekolah SMA. Kita satu SMA sama mereka dan mereka tidak menyukai kita. Jadi kamu, aku dan kita semua dalam bahaya"ucap Eisha

"Memang kita punya salah apa?"tanya checil

"Bukan kita, tapi kak Della"ucap Calya

"Ka Della? Kenapa bisa?"tanya checil

"Lo banyak tanya banget sih!!"Bentak Seanix tiba-tiba membuat semua orang di sana syok terutama checil

"Seanix! Jaga ucapan kamu!"bentak Eisha penuh dengan penekanan

"Kenapa aku! Harusnya kalian tanya kenapa dia banyak tanya! Suruh siapa karena kecelakaan itu ingatannya bisa hilang! Karena dalam keadaan yang berbahaya sekalipun dia tidak akan tau!"Bentak Seanix penuh dengan kekesalan

Sebenarnya bukan maksud Seanix seperti itu tapi dia benar-benar sedang Cemas dan tidak tahu harus bagaimana. Emosinya sudah ada di ubun-ubun ditambah lagi dengan checil yang seperti orang bodoh tidak mengerti apapun, itu semakin membuat seanik naik pitam. Jadi Seanix tidak pernah membenci atau marah pada checil hanya saja saat ini dia benar-benar ada di fase penuh emosi

"Seanix!"Teriak Calya kesal

"Cukup! Maaf sebelumnya, bukan aku yang ingin ingatan aku hilang, bukan aku yang ingin kecelakaan itu terjadi, bukan aku yang mau ini semua terjadi. Terimakasih atas semua ungkapan anda, terimakasih karena telah mencemaskan kita semua, tapi aku sedang tidak berguna disini dengan ingatan yang tidak ada satupun. Lebih baik kalian pergi dan tenangkan diri kalian terlebih dahulu"ucap checil lalu pergi menaiki tangga menuju kamarnya, checil membanting pintu kamarnya keras membuat semuanya syok

"Seanix, aku tau niat kamu baik. Tapi, kecelakaan itu bukan keinginan checil. Itu semua murni kecelakaan, dan sebelum kecelakaan terjadi checil sempat terguncang dan itu semua karena aku. Jika kamu ingin menyalahkan seseorang karena hilangnya ingatan checil, maka akulah yang harus kamu salahkan, karena aku yang membuat ini semua menjadi seperti ini"ucap della

"Ini semua terjadi memang karena kamu!" Bentak Seanix

"Seanix jaga ucapan kamu atau aku akan melakbannya"Ucap Yezra yang berada di samping Seanix

Seanix langsung pergi menaiki mobil dan menunggu di dalam mobil dengan ekspresi marah

"Ka Della, maafkan Seanix. Dia sedang kesal"ucap Eisha

"Tidak masalah"ucap Della

"Tapi gimana dengan checil, apakah dia akan terpuruk?"tanya Calya

"Aku yang akan bicara dengannya, kalian tenang saja oke"ucap Della

"Baiklah kami pamit"ucap calya lalu mereka semua langsung pergi meninggalkan mansion dan Halaman mansion checil dengan perasaan was-was

Ketika mereka ber4 pergi, Della langsung menaiki tangga menuju kamar checil. Kamar checil tidak terkunci hanya saja tertutup rapat akibat bantingan yang terjadi, di dalam sana checil tidak menangis tetapi terus menatap jendela sambil berdiri

Della mencoba mendekatinya, tetapi tiba-tiba ada sebuah suara yang sangat menyayat hati ketika mendengarnya

"Aku tidak menyesal ini semua terjadi padaku, Hilangnya ingatan ini aku tidak pernah menyesal, terjadinya kecelakaan pun aku tidak menyesal. Aku tau mengapa mereka datang dan Seanix bisa Semarah itu, aku sudah tau apa yang terjadi karena ada seorang informan yang mengatakan nya. Lebih tepatnya mengirimkan Email berisi tentang semua yang akan mereka bicarakan"ucap checil datar

"Aku selalu berharap tiap malam untuk bisa mengingat semua ingatan yang hilang setelah terbangun dari tidur. Tapi tidak berpengaruh apapun"lanjutnya

Della pun berjalan mendekat, dan berdiri di samping checil dengan pandangan yang menatap keluar jendela sama seperti checil, tetapi checil menoleh ke arah Della sebentar setelah itu mereka berdua hanyut kedalam keadaan yang penuh dengan melodi kesedihan, tanpa ada yang tau siapa yang akan menangis, siapa yang akan mengeluarkan airmata

Ketika melodi kesedihan itu mengalun lembut ditelinga mereka masing-masing, semua orang akan benar-benar terluka dan meneteskan airmatanya, keheningan bisa membuat semuanya baik-baik saja karena dengan itu seseorang akan bisa terus memikirkan segala hal, beda halnya dengan Keadaan ramai yang dimana mereka takkan bisa berfikir segala hal yang terjadi tetapi malah akan melupakan nya.

Bitterness Bagian 25
End

13 Agustus 2019
Maya Millenia Ismayanty

BitternessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang