#7 - Gunung Tak Setinggi Johnny

15.6K 2.5K 493
                                    

Johnny memarkirkan motornya di parkiran kosan dan berjalan menuju teras. Di teras, terlihat Yuta yang sedang merokok bersama Taeyong, Epin, dan Kibo, teman satu kosan mereka. Johnny memilih duduk di samping Yuta dan mengambil sebatang rokok yang tergeletak begitu saja di atas meja.

"Eh, bukannya tadi udah ngambil?" cerocos Yuta mendapati sobatnya lagi-lagi mengambil rokok miliknya.

 Johnny mengambil pemantik dan mulai mengembuskan asap ke udara. "Yang tadi nggak sempet gue isep," sahutnya santai.

Epin mengangkat wajahnya dari gitar. "Kok bisa?"

"Adis nggak kuat asep rokok katanya."

"Eh, Adis bukannya udah punya pacar ya?" celetuk Kibo julid. "Waktu itu Kibo liat siah dia sama cowok."

"Si Lukas meren itu mah," balas Taeyong. "Sobatnya itu, satu SMA. Ada di data maba."

"Bukan ih, beda lagi ini mah. Naik mobil da cowoknya teh," tambah Kibo menggebu-gebu. "Si Lukas kan naik Skupi."

Johnny mencebik. "Bodo ah! Bukan salah gue kalo gue pepet. Siapa suruh punya pacar lucu nggak dijaga?"

"Nah gitu atuh, kudu berprinsip jadi orang teh," sambar Yuta. Ia mengeluarkan selembar foto dari dompetnya dan menciumnya lama. "Kek gue nih Pujangga Sambat."

Kibo terlihat antusias. "Wih, apa tuh, apa tuh?"

"Pucuk dicinta akan kujaga sampai saatnya tiba," timpal Yuta tertawa renyah yang langsung dapat tepukan heboh di tubuhnya dari teman-temannya.

"Maksa gitu anjing bikin singkatan," komentar Epin. "Macem Tronton sama PEFT aja."

"Eh, kalem," potong Kibo. Matanya melirik Johnny nyalang. "KIta kan belom boleh ada interaksi sama maba, John."

Johnny mengangkat bahu tak acuh. "Bentaran doang. Btw, rapat BSM (Bimbingan Studi Mahasiswa) jam berapa?"

Taeyong mengecek jamnya. "Nanti abis magrib," jawabnya. Ia bangkit lalu menepuk pundak Epin pelan. "Kuy, pada salat ashar dulu."

Yuta bangkit seraya mematikan rokoknya. "Hayu ah sarolat!"

"Salat iya, mabok iya," sindir Johnny ikut bangkit. "Asli nyetok buat ke gunung entar?"

"Biar anget atuh." Yuta menaik-naikkan alisnya. Ia lalu memeluk dirinya sendiri. "Kan aku juga butuh kehangatan."

"Idih, naon eta 'aku'?" Epin bergidik. "Iuh!"

"Nyetok apa lagi lu?" tanya Taeyong, tak habis pikir dengan sobatnya yang hobi mabuk ini.

"CIU atuh," sahut Yuta semringah. "Cinta Ini Untukmu, kata yang di 86 juga."

"Anget mah aer kobokan koyo cabe weh, Kuya!" celetuk Kibo. Tapi percayalah, di antara mereka, Kibo-lah yang doyan nyomot stok "minuman penghangat" Yuta dan menegaknya sampai jackpot.

Johnny tertawa mendengar celotehan teman-temannya, tapi otaknya terbang menuju hal lain. Meski ia bilang bahwa ia tidak peduli, tapi ia sebenarnya agak kepikiran soal ucapan teman-temannya tadi.

Apa benar Adis sudah punya pacar? Setampan dan sebaik hati apa pacar Adis sampai bisa meluluhkan gadis incarannya itu?

Sial, seketika Johnny merasa insecure.

***

Subuh ini, anak jurusan film penghuni kosan Kang Kyu sudah bersiap dengan carrier mereka. Semuanya mereka simpan di ruang tamu lengkap dengan sepatu gunung dan peralatan kelompok seperti kompor, alat masak, dan bahan makanan. Setelahnya mereka semua pergi ke lantai dua untuk salat subuh berjamaah.

PEKA SENITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang