#17 - Segala Sisi Kudis

14.3K 2.3K 839
                                    

P.S. HANSOL DI SINI BUKAN HANSOL KOREA REOMIT YA, TAPI JI HANSOL YANG INI😭😭

 HANSOL DI SINI BUKAN HANSOL KOREA REOMIT YA, TAPI JI HANSOL YANG INI😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lapar nih."

Echan mengusap perutnya dengan wajah prihatin. Hari ini mereka memang baru taken kontrak mata kuliah dengan dosen-dosen, tapi tetap saja itu memakan waktu. Sialnya, mereka harus sabar dari pagi sampai jam makan siang.

Hari ini ada jadwal kumpul kelompok produksi. Winwin dan Jungwoo yang satu kelompok sudah berkumpul dengan kelompoknya di saung kampus setelah kelas usai, sedangkan sisanya masih menunggu Parvati mereka memberi kabar.

Doyoung mendelik. "Bisa nggak lo jalannya nggak usah sambil ngusep perut kek gitu?"

Wajah Echan langsung menatap Doyoung dramatis. "Jadi kamu nggak terima anak ini, Mas? Kamu jahat, Mas! Aku sudah berjuang sejauh ini demi anak kita, tapi kamu..." matanya langsung berkaca-kaca, "... pokoknya aku benci kamu, Mas!"

Air muka Mark terlihat tak nyaman. "Menjijikkan."

Lukas yang berjalan di samping Echan menyodorkan gorengan di tangannya. "Salah sendiri elo telat bangun. Nyoh, makan. Lo resek kalo lagi laper."

Echan melahap gorengan Lukas. "Jangan sembarangan pake tagline iklan. Tadi pagi lo pada makan apa emang?"

Jahe memasang headphone-nya. "Kang Kyu tadi pagi bikinin telor dadar," sahut Jahe ceria. Sejak di kelas, memang ia satu-satunya mahasiswa yang terlihat segar, wangi, berseri, dan bersahaja. Sangat kontras dengan wajah bantal dan slebor teman-temannya yang sepertinya terpaksa bangun.

Jahe tampak keren dengan jaket denim warna mustard, kaus putih polos, celana jeans, headphone, dan sneakers putih yang benar-benar membuat tampilannya kece pagi ini. Ditambah rambutnya yang tampak halus nan wangi, jelas saja orang-orang yang sedari tadi berlalu-lalang di sekitar mereka menatap kagum pada cowok itu.

Kontras sekali dengan kaus, jeans belel, sandal jepit, dan rambut sisir-asal-yang-penting-nggak-sapu-injuk teman-temannya.

Doyoung melirik ke sampingnya. Di sana terlihat Lukas, Mark, dan Echan yang sedang berbisik sambil terkekeh hingga tiba-tiba Lukas berkata, "Deal ya!"

"Deal!" angguk Mark dan Echan.

"Apaan?" tanya Doyoung.

"Kami taruhan. Yang menang dapet traktiran dari yang kalah," jelas Echan dengan muka jail. "Mo ikutan nggak?"

"Gue mau!" celetuk Adis seraya berpindah dari samping Doyoung ke tengah-tengah Lukas dan Echan. "Ngapain nih, ngapain?"

"Tebak lagu yang lagi didenger si Jahe."

"Lagu?"

Mereka semua serentak menatap Jahe yang sedang menggerakkan kepalanya mengikuti alunan musik yang keluar dari headphone-nya. Langkahnya terhentak pelan dengan jari-jari yang juga mengikuti nada.

PEKA SENITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang