#47 - Dua Warna Pelanggi

8.1K 1.4K 821
                                    

Kalian apa ndak ada yang mau ngerekomenin Peka Seni ke Rans Publisher gitu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian apa ndak ada yang mau ngerekomenin Peka Seni ke Rans Publisher gitu?

Selain video mulmed, jangan lupa nonton yang ini.
































































Hari yang damai.

Setidaknya untuk Jahe yang sudah menyelesaikan Ujian Akhir Semester dan kini dapat tidur di atas kursi lonjer di depan kolam berenang berisikan bocah-bocah SD yang sibuk bermain air dibanding mendengarkan guru olahraga mereka. Sementara itu, Erin berusaha menanggapi pertanyaan dari orang tua murid lain di sekitarnya.

Bimo, teman sekelas Jaemin dan Jeno, menyikut Jaemin sambil menunjuk Jahe dengan dagunya.  "Itu mamah-papah-nya Jeno?"

Jaemin yang baru saja menangkap bola lemparan Jeno pun menoleh, menatap Jahe yang dengan santainya selonjoran dengan kacamata hitam, lalu kembali menatap Bimo.

"Orang tuanya Kokom," jawabnya dengan wajah serius.

"Kokom teh murid baru?"

Belum sempat pertanyaan itu terjawab, si kecil Jisung dengan santainya berjalan di sela-sela Bimo dan Jaemin sambil menggandeng tangan Ojin.

"Mau ke mana, Cung?" tanya Jaemin sambil ikut mengekori Jisung.

Kini giliran Jeno yang ikut menerjang air menyusul teman-temannya. "Lho, kok kalian ninggalin?"

Jeno menyusul Jisung, Jaemin, dan Ojin yang sudah duduk di meja bersama Erin. Keempatnya dengan serempak mengeluarkan kotak bekal masing-masing dengan wajah semringah.

Ojin melirik Jisung. "Icung boleh nyicip punyanya Ojin."

Jisung mengangguk antusias.

"Jemin boleh?" tanya Jaemin.

"Boleh," angguk Ojin. "Jeno juga boleh."

Seketika Jahe berdiri di samping meja mereka dan melepas kacamata hitamnya. "Emang kalian pada bekel apa?"

Empat kotak bekal itu berisi mi goreng dengan telur mata sapi yang sudah memadat.

Tanpa belas kasihan, Jahe tertawa terbahak-bahak. "HAHA, DASAR BOCAH SD!"

Hal yang langsung membuat Erin meneplak lengan atas Jahe hingga cowok itu mengaduh.

Olokan Jahe itu mengubah raut antusias Ojin. Gadis kecil cemberut dengan mata berkaca-kaca. "Icung, Jemin, sama Jeno ... pada nggak mau nyicip punya Ojin ya?"

PEKA SENITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang