Hehe, promosi apa? Yap, Kepada Tuan Detritus dong
"Sepuluh menit lagi."
Tupit kembali menginformasikan waktu persidangan pada para peserta. Kebetulan sekali kelompok Doyoung mendapat giliran pertama di Ruang Uji B, membuat mereka tidak mendapat gambaran sama sekali bagaimana sidang despro ini berjalan.
Kini di depan Gedung Fakultas Film terlihat para maba yang sudah mengenakan jas almamater dengan rapi. Setiap tangan memegang salinan despro kelompok dan beberapa makanan untuk penguji nanti.
Echan meregangkan tubuhnya. "Yul, serius kita nggak usah cek PPT (PowerPoint) nih?"
Yuli yang sejak tadi menunduk langsung mendongak. "Kan sama aja kayak despro."
"Masalahnya gue aja belom liat despro gimana?"
"Despro ya cuma tugas jobdesk dijadiin satu."
Doyoung yang sejak tadi hanya bersender di dinding bangunan mulai berdiri tegap di depan Yuli. "At least kami tau soal apa yang bakal kami bahas."
"Kan tinggal liat kerjaan kalian masing-masing doang!" Kali ini nada bicara Yuli agak naik. "Pokoknya kalian bahas apa yang ada di layar nanti. Jangan bahas hal yang enggak perlu."
Jahe menguap. "Anjir, ngantuk bat gue!"
Suara menguap Jahe berubah menjadi ringisan pilu kala Lukas menoyor kepalanya. "Ini baru jam setengah delapan malem ya, He!"
"Heh, nguap bukannya istighfar malah anjir-anjiran," tukas Mark seraya memukul pelan lengan atas Jahe.
Jahe mencebik. "Heran gue jadi korban KDRT mulu."
"Nggak apa-apa, biar seger," timpal Doyoung. Berbeda dengan yang lain, ia memilih merangkul Jahe. "Lagian elo, lagu-laguan ngantuk jam segini."
"Dede kan biasanya bobo abis Salat Isya, Kakak."
"Heleh, jam dua belas malem aja lo lagi nyulik Kokom trus ngajak nonton Tokyo Mew Mew!" gerutu Echan senewen.
Respon Jahe malah terlihat ketakutan. "Gila, lo nguntit gue ya?! Mesum!"
"Lho, kok jadi gue yang mesum?!"
"Bilang aja elo sebenernya mau nduselin Kokom tapi keburu gue ajak si Kokom nonton, kan?!"
Serta-merta Echan syok sekaligus tidak terima tuduhan tersebut. "SAKIT OTAK YA LO?!"
"Penguji A, B, sama C silakan baris di depan ruangan."
Mendengar pengumuman dari Tupit, Doyoung dan yang lain bergegas berkumpul di depan pintu sidang.
Sejenak, Doyoung memfokuskan pandangannya pada Adis yang terus-terusan menghela napas sambil mencorat-coret beberapa detail dari naskah di tangannya. Gadis itu berusaha terlihat tenang, padahal tangannya yang bergetar menggambarkan keadaannya saat ini.
Adis menengadah kala sebuah tangan menepuk pundaknya. Ia mendapati Doyoung tengah menatapnya dengan tangan yang masih bertengger di pundaknya.
***
"Pada Persimpangan, Aku Bercerita."
Di depan mereka kini duduk tiga orang dari Brahma. Salah satunya ada Taeil, selaku penguji Ruang B.

KAMU SEDANG MEMBACA
PEKA SENI
FanfictionKatanya, seni itu gila. Masa? "Meong," ucap Kokom antusias. "Meong meong meong meeeeong." "Udah gila." ------------- Doyoung itu cuma anak 18 tahun yang baru lulus SMA, punya pacar, dan baru ngerasakan hidup ngekos. Tapi, setelah ngampus di kampus s...