#12 - Gunung Tak Memanggil Brahma

10.7K 2.4K 537
                                    

Semua peserta duduk melingkar perkelompok di tanah depan tenda peleton.

Dari awal, Mark merasa bahwa akan ada skenario di dalam acara ini, terlebih mendengar ucapan Doyoung mengenai pulpen Adis. Tapi melihat bagaimana Yuli masih sesenggukan sekarang membuatnya berantakan.

Lukas bahkan tak bisa diam dalam duduknya. Cowok itu menggerak-gerakkan kakinya, menggigit kuku tangannya, dan bahkan mengacak-acak rambutnya kasar. Terang sekali ia frustrasi.

Bagai merapal mantra, Lukas berucap untuk kesekian kalinya, "Adis punya asma. Gimana kalo asmanya kambuh?"

Echan menepuk pundak sobatnya pelan. "Berdoa, Kas."

Jahe yang sejak tadi menunduk pun duduk tegap. "Gue jadi inget Boogeyman!"

Hendery memutar matanya. "Jangan mulai!"

Tanpa mengindahkan peringatan Hendery, Jahe mengangkat tangannya ke arah Yangyang yang duduk di sampingnya, persis seperti Buttercup menakut-nakuti Bubbles. "The creepiest scariest nastiest long finger pointy teeth having this little kid getting his monster in the world!"

Bukannya takut, Yangyang malah bertepuk tangan takjub. "Wah, elo bisa hafal dialog Powerpuff Girls!"

Ingatkan teman-teman Jahe untuk tidak marah dalam keadaan seperti sekarang atau mereka memicu berita soal pembunuhan peserta BSM.

Echan mengusah wajahnya putus asa. Pertanyaannya, siapa sih yang tidak putus asa menghadapi kelakuan temannya yang satu ini. "Lo tuh sebenernya ganteng dan gemesin deh, He," jujur Echan pada Jahe. Wajahnya terlihat seratus persen menyakinkan. "Ngingetin gue sama Joshua di film Joshua Oh Joshua."

Anehnya, Jahe memasang wajah tersanjung. "Tuh kan, gue tuh emang gemesin."

"Nah, kalo tuh film di-remake  dan elo jadi Joshua-nya, gue pengen ambil peran jadi ibunya Joshua."

"Pffttt."

Mark buru-buru menutup mulutnya sebelum tawanya meledak.

Semua terkesiap ketika Johnny dan para Mahakaali datang. Mereka langsung mengambil posisi berbaris.

Lukas mengintip, menghafalkan wajah-wajah yang mulai masuk dengan tergesa ke area peserta. Tapi ia tidak mendapati Doyoung maupun Adis.

Yuta menyerobot berlari. Ia menyikut semua Mahakaali di depannya dan ia langsung melempar botol minuman keras kosong ke arah batu yang agak jauh dari peserta.

"TEMEN KALIAN HILANG DAN KALIAN CUMA DIEM DI SINI?!!!" amuknya. Kali ini ia meraih obor yang diikat di batang pohon dan melemparnya jauh hingga padam dan tergeletak di tanah. "ANGKATAN EGOIS!!!"

Mark mengangkat tangannya. "Interupsi, Kang!"

Yuta maju dan langsung mencengkeram lengan Mark. Ia langsung menarik Mark maju dan menempatkan Mark di depan para peserta.

"Kami nggak mungkin ceroboh memasuki hutan tanpa senter dan tidak tau jalan, Kang," bela Mark. "Sekarang Doyoung aja hilang."

Geraman terdengar dari mulut Yuta. Cowok itu menunjuk-nunjuk dada Mark dengan wajah merah, seolah siap meledak. "Kalo kalian bareng-bareng, nggak akan mungkin kalian hilang di hutan!!!"

"Doyoung juga nggak akan sampe nekat lari kalo bukan Mahakaali salah ngasih track Adis!"

"Jadi elo nyalahin Mahakaali?!" bentak Yuta keras.

Kini Johnny menarik Yuta mundur. "Udah, Tuy, mundur!"

Napas Yuta tersenggal. Ia jelas marah besar, tapi itu tidak menyulutkan nyali Mark. Temannya hilang dan semua ini berawal dari kecerobohan Mahakaali. Lalu sekarang para Mahakaali berusaha menyalahkan ia dan teman-temannya?! Yang benar saja!

PEKA SENITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang