sebuah cuplikan:
Begitu sampai di parkiran kosan, Lukas dan Winwin langsung menghampiri motor Doyoung.
Sebelumnya, saat menyadari Adis sudah tidur di punggungnya, Doyoung menghubungi kedua rekannya ini untuk membantunya membawa Adis ke kamar kosan. Ia tidak tega harus membangunkan gadis itu hanya untuk berjalan menuju kamarnya.
Saat tangan Lukas hendak meraih Adis, Doyoung berujar, "Biar gue aja yang bawa."
"Si Adis berat lho," celetuk Lukas. "Kamar dia di lantai dua."
"Bisa!" kukuhnya. "Gue cuma mo minta tolong bawain tas si Kudis. Sama elo, Win, jagain gue dari belakang, bisi si Kudis ngejengkang."
Doyoung pun menggendong Adis dengan kawalan Winwin dan Lukas. Begitu masuk ke dalam kosan, terlihat tiga bocah SD dengan piyama anak ayam mereka yang baru saja menuruni tangga.
"Ih, ih, ih!" pekik Jisung heboh. "Itu lihat Teh Adis pingsan!"
Winwin terkekeh. "Ini mah tidur, Cung, bukan pingsan."
Jaemin menggeleng kuat. "Enggak ih, kata Kang Jahe mah tidur di kasur, bukan di punggung."
"Hadeuh," Doyoung mendesah sebal. "Masih aja dengerin si Jahe."
Jisung yang berjalan di samping Doyoung mengerutkan kening. Wajahnya terlihat tidak setuju. "Tapi Icung mah masih dengerin radio, Kang."
"HADEUH!"
Doyoung merebahkan tubuh Adis di atas kasur begitu ia sampai di kamar gadis itu. Dengan telaten ia membuka ikat tali sepatu beserta kaus kaki Adis lalu menyelimutinya. Cewek itu menggeliat pelan sebelum akhirnya tertidur lelap tanpa terganggu sedikit pun dengan suara gaduh Tripel J yang main kejar-kejaran Kokom bersama Jahe.
Begitu pintu kamar Adis ditutup, Doyoung memelototi tiga bocah orang di depannya. "Heh, kalian bukannya pulang. Ini udah malem banget."
"Kami kan mau nginep sama Kang Jahe," sahut Jeno ceria. "Mau nonton film setan!"
"Ih, film jurig (hantu)!" ralat Jaemin.
Jeno menggeleng kuat. "Jurig teh da setan-setan keneh, Jem! (Hantu tuh sama aja kayak setan)"
Doyoung memutar matanya tak peduli lalu berjalan menuju lantai tiga, diikuti ketiga bocah tadi yang langsung menerjang kasurnya begitu ia membuka pintu kamar.
Sambil melompat-lompat riang, Jisung bertanya pada Doyoung, "Kang, kami jadi syuting nih?"
"Iyaaa," balas Doyoung malas. Ia masih fokus mengganti bajunya.
"Masuk tipi dong?" tanya Jeno.
"Ya enggak."
Ketiganya seketika berhenti melompat dengan wajah kecewa, terlebih Jaemin. "Lah, kok enggak?"
"Ini kan film, bukan sinetron."
Serta-merta Jisung terlihat bersemangat. "Berarti masuk bioskop ya!"
Doyoung menurunkan kausnya dan merebahkan diri di atas kasur. Ia kemudian membuka ponselnya sambil menyahut, "Yaaaa enggak juga."
Kali ini Jaemin sudah sangat kebingungan. Ia menggarut kepalanya dengan wajah putus asa. "Trus jadinya masuk mana dong, Kang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
PEKA SENI
FanfictionKatanya, seni itu gila. Masa? "Meong," ucap Kokom antusias. "Meong meong meong meeeeong." "Udah gila." ------------- Doyoung itu cuma anak 18 tahun yang baru lulus SMA, punya pacar, dan baru ngerasakan hidup ngekos. Tapi, setelah ngampus di kampus s...