Segmen khusus yang hanya bisa diakses sampai 14 September 2021
Dulu, kisah ini sudah begitu rumit.
Harusnya, sejak awal kisah ini tak pernah hadir.
Pada akhirnya, kisah ini membawa luka pada para pemainnya.
"Pe-permisi."
Tirta berbalik, menatap seseorang yang baru saja menepuk pundaknya pelan. "Aku nggak telat, kan?"
Tirta hanya mengangguk kecil, memberikan efek lega pada gadis itu yang langsung berbaris di belakangnya.
"Oh, itu si Agneus!"
"Hati-hati, jangan digalakin, takut ngadu!"
"Cantik polos ya. Biaya perawatannya pasti mahal sih."
Selentingan itu langsung masuk ke telinga Tirta dari mulut senior-senior yang ada di depannya. Meski tidak tahu yang mana tepatnya Agneus yang dimaksud, tapi Tirta yakin cewek di belakangnyalah yang mereka singgung.
Cowok itu berbalik, sekadar penasaran dengan ekspresi wajah cewek tersebut. Namun, hanya raut polos dan lugu yang ia dapatkan, seolah ucapan-ucapan tadi tak sampai ke kuping cantik gadis itu.
Apa karena ia memang bukan Agneus?
Tidak, dia benar-benar Agneus.
Bodohnya Tirta baru terpikir untuk mengecek nametag yang menggantung di leher cewek itu.
"Heh, maju!"
Tirta kembali menatap ke depan dan langsung menuruti instruksi sang kakak tingkat, diekori gadis yang berjalan kecil menyusul langkah tegapnya.
"Pejabat kalo bertingkah lagi, dia bisa habis sih ya?"
"Kemarin demo aja anak-anak pejabat kena giles."
"Tapi anak pejabat udah kayak seleb ya? Segala diberitain. Kemarin ada kan tuh yang pacaran langsung jadi berita?"
"Ya karena pacarannya sama anak artis nggak sih?"
"Nggak juga. Mereka dapet nila C aja masuk berita."
Lagi-lagi Tirta mendengar selentingan senior-senior di sana yang membahas cewek di belakangnya. Demi Tuhan, yang membuat hidup anak-anak ini berat bukan hanya media, tapi mulut-mulut orang seperti mereka yang memperparahnya.
Sekali lagi, Tirta berbalik hanya untuk memastikan ekspresi gadis di belakangnya.
Namun, seperti yang ia dapati sebelumnya, wajah itu masih tampak polos, seolah kata-kata tadi benar-benar tak masuk ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEKA SENI
FanfictionKatanya, seni itu gila. Masa? "Meong," ucap Kokom antusias. "Meong meong meong meeeeong." "Udah gila." ------------- Doyoung itu cuma anak 18 tahun yang baru lulus SMA, punya pacar, dan baru ngerasakan hidup ngekos. Tapi, setelah ngampus di kampus s...