"Tadi Kang Johnny ngapain?"
Adis yang baru saja melepas sepatunya menoleh pada Doyoung yang juga sibuk dengan tali sepatunya. "Ngembaliin hape."
"Kok lama?"
"Kok bawel?"
Doyoung mendongak, menatap Adis yang sedang menaruh sepatunya di loker kosan. "Ini namanya nanya."
"Itu namanya kepo."
Bola mata Doyoung berputar. "Terserah."
"Ih, tapi kata Mamah Icung mah itu teh nggak boleh buat main da, Kang Kyu!"
Keduanya menoleh ke arah ruang tamu. Di sana terlihat Kyuhyun yang sedang bermain PS bersama tiga bocah SD kumal dengan seragam putih-merah mereka yang awut-awutan. "Pokoknya mah kata si Mamah itu teh bukan balon buat main walau bisa nyala digelap."
Kyuhyun mengangguk kecil sambil masih fokus pada layar televisi di ruang tamu kosan. "Ari itu dapetnya dari mana, Cung?"
"Si Icung mulung di depan kamar kos lantai dua," sahut Jaemin yang duduk menonton Kyuhyun di belakang.
Seketika Doyoung terbelalak. "Kondom gue itu!"
Semua mata langsung menatap Doyoung. Tiga bocah memandangnya bingung bercampur kaget, sedangkan sisanya, alias anak-anak kos yang juga baru beres menata sepatu mereka di loker masing-masing serta Kyuhyun, langsung menatap Doyoung syok.
Lukas bahkan mematung di undakan pertama tangga dan menatap Doyoung tak percaya. "Gila lu, Doy!"
Jelas saja panik menyerang Doyoung. "Bu-bukan gitu..."
Kyuhyun terlihat amat terpukul. "Ari Doyoung ngapain pake kondom segala? Di kosan Akang lagi."
Jaemin, Jeno, dan Jisung saling bertukar pandang. "Kalian ada yang tau kondom teh apa?" tanya Jeno yang langsung disahut gelengan dari kedua sobatnya.
"E-enggak itu," Doyoung gelagapan, "pas lagi main—"
Kini giliran Jungwoo yang melongo. "Astaghfirullah, main apa?!"
"Doy, nyebut anjir!" pekik Echan berang. "Kalo udah kepalang nggak kuat mending nikah aja sama pacar lo!"
Doyoung menggeleng tak percaya. Ia melihat Kyuhyun beranjak dengan mata mengintimidasi. "Ikut Akang!"
Dari semua mata yang menatap syok Doyoung, hanya Adis yang mengangkat alisnya tak acuh sambil tersenyum riang. "Mampus."
***
Setelah menjelaskan kronologi kejadian bagaimana bisa benda biadab itu terbang ke tangan bocah-bocah polos nan goblok yang tinggal di sebelah kosan, Doyoung akhirnya diperbolehkan Kyuhyun untuk kembali ke kamarnya. Doyoung bernapas lega. Oke, setidaknya orang tidak akan salah paham lagi dengan kejadian tersebut.
"Meong—"
"ASTAGHFIRULLAH, SYAITON!"
Doyoung menjerit, mengangkat sebelah kakinya yang tak sengaja menginjak sesuatu, lalu memandangi buntelan oranye yang berusaha menggerayangi kaki kirinya yang masih berpijak dan mengeong-ngeong minta digendong.
Ia berniat menurunkan kakinya tapi langsung panik saat kucing itu malah berusaha mencengkeram kakinya. "Heh, minggir lo, oren!"
Doyoung melangkah sedikit ke samping dan memijakkan kedua kakinya. Saat kucing itu mendekat, ia menoyor kucing itu dengan jempol kakinya. "Hush, nyingkah sia, kehed (minggir lo)!"
"Kokom! Makan dulu, bolot!"
Dari ujung undakan tangga, terlihat Adis yang mengenakan kaus belel dan celana pendek selutut gombrang. Di tangannya terdapat mangkuk berisi makanan kucing kering dan mangkuk lain berisikan air.

KAMU SEDANG MEMBACA
PEKA SENI
FanfictionKatanya, seni itu gila. Masa? "Meong," ucap Kokom antusias. "Meong meong meong meeeeong." "Udah gila." ------------- Doyoung itu cuma anak 18 tahun yang baru lulus SMA, punya pacar, dan baru ngerasakan hidup ngekos. Tapi, setelah ngampus di kampus s...