#26 - Rasa dan Lara

11.5K 2K 1.1K
                                        

Bosen promosi tapi ayo baca Kepada Tuan Detritus




Lukas pulang hampir tengah malam setelah mengantarkan Mark ke Jakarta.

Semua penghuni kosan yang menunggu kedatangannya di ruang tengah langsung bangkit dan menghampirinya.

"Jadi gimana?" tanya Doyoung begitu ia berdiri di depan Lukas.

Lukas menghela napas. "Body part ayahnya Mark udah teridentifikasi dan langsung dimakamin. Dia bilang kita nggak perlu ke sana soalnya lusa juga dia udah balik lagi ke Bandung. Dia cuma titip doa sama minta maaf nggak bisa ngasih oleh-oleh Pangkalpinang ke kita."

Kyuhyun pun bangkit dari sofa ruang tengah. "Ya udah, kalian pada beberes gih, besok kan ngampus. Biar Akang bikinin makan buat kalian."

Begitu Kyuhyun menuju dapur, suasana ruang tengah kembali hening. TV tak hentinya memberitakan soal jatuhnya pesawat, sedangkan mereka tak ada yang berniat mematikan layar tipis tersebut.

Jahe yang sejak tadi hanya duduk diam sambil memangku Kokom pun memilih bangkit dan berjalan menuju kamarnya bersama Kokom yang mengintip dari pundaknya, disusul Echan yang berjalan gontai menaiki tangga menuju kamarnya seraya memeluk gitar.

Lukas memilih membantu Kyuhyun di dapur, sedangkan Adis yang baru saja beranjak ditahan oleh Doyoung.

Serta-merta gadis itu menoleh. "Kenapa?"

"Temenin gue main Resident Evil mau nggak? Gue kemarin baru beli RE 7 Biohazard."

Mata Adis menyipit. "Hah?"

"Temenin maen," rengeknya. "Elo ngeliatin gue aja."

"Bilang aja lo takut."

Sialnya Doyoung malah cengengesan. "Katanya mirip Outlast."

"Ya trus?"

"Serem."

Adis memutar matanya. "Cuma sejam doang."

"Okidoki!"

Sebenarnya selain karena ia memang takut bermain sendiri, Doyoung merasa sedang membutuhkan seseorang sekarang. Mark adalah bukti nyata beratnya kehidupan saat mengekos.

Nyatanya, mengekos bukan sekadar kebebasan dan ajang melatih kemandirian, lebih dari itu hal terberat dari mengekos adalah kita tidak pernah tahu apa isi kabar terakhir orang rumah seperti yang terjadi pada Mark.

Terlepas dari hal itu, Adis sepertinya ingkar pada apa yang ia ucapkan sendiri. Pada akhirnya, keduanya bermain hingga tak sadar tertidur di meja komputer Doyoung sampai pagi.

*** 

Lorong fakultas film yang semula lengang kini terlihat ramai saat kelas Doyoung bubar.

Saat keluar dari pintu kelas, Adis langsung berbelok ke arah lift yang langsung membuat Lukas menahan tangan gadis itu. "Eh, mo ke mana?"

"Nyari Kang Johnny," jawabnya.

"Semester lima mah nggak ada jadwal hari ini," jelas Echan sambil mengunyah Chupa Chups Sour Belt. Ia meringis ketika rasa asam itu menyerang rongga mulutnya. "Mending langsung ke kosannya aja."

"Mo ngembaliin mobil?" sela Doyoung. Ia maju dan berdiri di antara Lukas dan Adis.

Adis mengangguk. "Sekalian gue mau ngembaliin baju."

PEKA SENITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang