"Lo udah lama nunggu gue," ucap Dian mendekati Linggar.
"Lumayan, setengah jam gitu deh, gue tadi nelfon lo, tapi enggak lo angkat" ucap Linggar.
"Hape gue silent, jadi enggak tahu," ucap Dian, lalu merogoh ponselnya di tas, ia memandang layar persegi itu.
"Iya nih, lo ternyata ada hubungi gue," ucap Dian, memperlihatkan ponselnya.
Tita yang berdiri di dekat Linggar, lalu bersiap untuk pulang, karena Tita sungguh sangat letih, dan ingin tidur.
"Ling, gue balik ya, lo udah ada temennya kan," ucap Tita.
"Owh, iya deh, hati-hati di jalan," ucap Linggar, memandang Tita.
Sedetik kemudian, Tita memeluknya, "lo hati-hati ya di sana, kalau ada apa-apa hubungi gue," ucap Tita.
"Iya, lo tenang aja, gue cuma bentar di Bali,"
"Oiya, jangan jatuh cinta lagi sama mantan," ucap Tita memperingati Linggar.
"Ya, enggak bakal lah gue jatuh cinta lagi, sama si brengsek itu,"
"Baguslah kalau gitu, setidaknya gue enggak ada saingan untuk dapatin mantan lo yang hot itu," ucap Tita tenang.
"Sarap lo,"
Tita lalu tertawa, melihat reaksi Linggar, "Biasa aja kali reaksinya, gue cuma becanda,"
"Kirain beneran,"
"Gue cabut dulu ya," ucap Tita,
"Iya, deh, kalau ngantuk singgah dulu ke indomaret, beli kopi,"
"Iya, gampang lah itu," ucap Tita, lalu menjauhi Linggar dan teman-temannya.
*******
Linggar memandang Tita yang menjauhi, hingga menghilang dari pandangannya. Baginya Tita lebih dari saudara, selalu menjaga dan menyayanginya. Tapi sekarang tingkah Tita semakin menyebalkan, selalu membahas tentang sang mantan.
Linggar mendekatkan wajahnya ke telinga Dian, "Lo enggak ngasi tahu gue, kalau si brengsek itu datang juga, lo sengaja," bisik Linggar, dan mengintrogasi Dian.
"Beneran gue lupa ngasi tau lo," ucap Dian.
"Kalau gue tau dia sama lo, lebih baik gue cari penerbangan berikutnya," ucap Linggar.
"Jangan, lo kan sama gue !,"
"Lo mau tanggung jawab kalau gue bakalan bunuh dia sekarang juga," ucap Linggar.
"Sadis bener lo, ya kan cuma di pesawat doang, biasa ajalah. Lagian kalian udah putus lama, anggap aja biasa-biasa aja. Kalau lo masih kesel, berarti lo belum move on," ucap Dian.
"Gue bukan belum move on, gue hanya enggak mau ada mantan disekitar gue,"
"Kalau enggak ada mantan, ya lo pacaran aja lagi sama dia,"
"Ogah," ucap Linggar, lalu berlalu pergi ke arah pintu masuk, mendekati petugas avsec yang berjaga.
**********
Linggar memilih menunggu di Starbucks, sambil menunggu keberangkatan yang tinggal beberapa menit lagi, ia memilih menjauh dari, dua orang laki-laki itu. Sementara Dian sedang ke toilet sebentar. Sungguh ia tidak ingin melibatkan diri dari Darka. Jika ia dekat dengan si brengsek itu, dikiranya ia masih berharap. Itu tidak akan terjadi, menjauh lebih baik.
Jujur ia memang memendam perasaan benci terhadap Darka, mendengar namanya saja sudah membuatnya kesal, apalagi bertemu langsung seperti ini. Rasa marah dan benci membuatnya semakin sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)
Romance"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan. "Ya, dia si brengsek itu," Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita. Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana," "Sumpah sekarang dia lebih hot," Linggar yang menden...