BAB 7

7.3K 265 2
                                    

Linggar membaringkan tubuhnya di gazebo. Ia mengeluarkan ponsel dan mengabadikan moment bahwa ia berada di The Adge. Ia tidak memperdulikan Darka yang sedang berenang sedari tadi.

Darka melirik Linggar, mantan kekasihnya itu sedang mengambil posisi nyaman menikmati semilir angin, di gazebo.

"Kamu enggak pengen berenang," ucap Darka, lalu naik. Ia ingin mengajak sang mantan berenang bersamanya. Ia berjalan mendekati Linggar yang berbaring itu.

"Enggak mau,"

"Kenapa," Darka mengambil handuk putih dan ia usap di permukaan wajahnya.

"Ya, lo berenang aja sana sama Tasya Kamila, ngapain ngajak gue,"

Alis Darka terangkat, mendengar nama Tasya Kamila di pembicaraan ini. Ia telah menduga bahwa ternyata Linggar telah membenarkan hubunganya dengan Tasya Kamila. Ia menahan tawa, dan menggigit bibirnya. Oh Tuhan, ia tidak tahu untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya di mobil tadi.

"Kan di sini hanya ada kamu,"

"Kenapa enggak ngajak Tasya Kamila aja sekalian ke Bali. Kan bisa jadi patner lo, liburan berdua gitu," dengus Linggar, entahlah ada perasaan kesal menyebutkan nama Tasya Kamila.

"Kamu tahu sendiri, Tasya Kamila lagi sibuk kuliah, jadi enggak bisa di ajak ke Bali,"

"Ya, kan dia bisa bolos kuliah beberapa hari buat nemani kamu,"

"Biarin ajalah, lagian aku enggak terlalu suka sama dia,"

"Kenapa enggak suka, cantik, pinter, dan jadi duta PBB lagi," ucap Linggar.

Darka mengerutkan dahi, "Kok kamu tahu? Kamu pasti kepoin Instagram nya Tasya Kamila ya,"

"Iya,"

"Ya, jangan kepoin lah, lagian aku enggak suka sama dia. Nanti kamunya malah sakit hati,"

"Ngapain sakit hati, biasa ajalah, kita juga enggak ada hubungan apa-apa,"

"Ya, tapi kamu kan mantan aku, enggak baik kalau kepoin cewek yang suka sama aku,"

"Tapi Tasya Kamila itu cocok sama kamu, kalian sama-sama pinter, kan pas tuh. Nanti punya anak jadi genius,"

"Aku enggak terlalu suka sama cewek yang pinter. Kalau anaknya genius nanti gampang stress," ucap Darka menahan tawa. Sumpah ia ingin tertawa sekencang-kencangnya, melihat reaksi sang mantan cemburu seperti ini.

"Di mana-mana cowok itu suka sama cewek pinter. Pinter itu sexy tau, apalagi dia kuliah di Colombia University,"

"Biasa aja, aku juga dulu kuliah di sana. Lagian enggak semua cowok suka sama cewek pinter,"

"Ya, kenapa enggak jadian aja sama Tasya Kamila,"

Darka menarik nafas, memandang Linggar dan lalu tersenyum, "Udahlah jangan bahas Tasya lagi, Tasya lagi. Aku capek dengarnya, sekarang di depan aku hanya ada kamu,"

"Terus kenapa,"

"Kalau kamu bahas dia, enggak baik buat jantung kemu,"

"Terus kamu kenal sama Tasya Kamila di mana," tanya Linggar penasaran.

"Tuh kan kamu bahas dia lagi," Darka lalu meraih ponsel Linggar, ia simpan di sisi gazebo.

"Tapi aku pengen tahu," ucap Linggar.

"Kenalnya di acara kedutaan," ucap Darka, ia meraih tangan Linggar. Tapi Linggar menepis tangannya.

"Acara apa dikeduataan,"

"Acara promosi wonderful Indonesia,"

"Terus kalian ketemu gitu,"

"Iya lah, ngobrol-ngobrol bentar, dan akhrinya dia suka sama aku. Tapi beneran deh aku enggak suka dia, aku masih suka sama mantan aku" ucap Darka.

"Tapi aku enggak suka kamu,"

"Enggak apa-apa kamu enggak suka aku, tapi aku tetap suka kamu,"

"Ih,"

"Lupain aja Tasya Kamila, aku masih berharap sama mantan. Yuk kita berenang, mumpung kita di sini. Enggak murah loh aku sama Liam mutusin sewa villa ini," ucap Darka.

"Kalau mahal kenapa masih sewa di sini, kan masih ada hotel yang jauh lebih murah,"

"Sekali-kali enggak apa-apa, nikmati hidup,"

"Tapi kan mubazir, sayang uanganya,"

"Enggak apa-apa, nginap tiga hari, asal bukan sebulan,"

"Iya deh," ucap Linggar pada akhirnya.

"Kamu mau berenang pakek celana jins itu," ucap Darka, melihat penampilan Linggar.

"Enggak lah, aku ganti celana dulu ya," ucap Linggar, ia lalu ngacir menuju kamar.

**********

Sembil menunggu Linggar datang, Darka kembali menceburkan diri di kolam. Semenit kemudian, ia memandang Linggar. Wanita itu mengenakan singlet hitam dan celana super pendek berwarna senada. Darka tersenyum menatap Linggar, dan mengulurkan tangannya.

"Enggak usah pegangan tangan deh, aku bisa terjun sendiri, lagian aku bisa berenang," ucap Linggar, ia menepis tangan Darka. Linggar menceburkan diri di kolam, dan berenang, membiarkan Darka memandangnya.

Darka tersenyum kepada sang mantan, ternyata Linggar termasuk salah satu wanita yang bisa berenang berbagai gaya. Ia pastikan akan mengajak sang mantan menyelam bersama. Ia akan membawa wanita itu ke salah satu hobinya.

Darka berenang menyusul Linggar, menikmati kebersamaan ini. Beberapa menit kemudian, Linggar menyudahi aksi berenangnya, ia berdiri di sisi kolam. Darka mendekat, dan berdiri di sampingnya.

"Aku mau ngajak kamu diving," ucap Darka jujur.

"Di mana?"

"Nusa Penida,"

"Aku enggak ada sertfikat menyelam,"

"Nanti kita buat,"

"Enggak mau,"

"Kenapa? Padahal menyelam itu asyik loh,"

"Kamu ajak aja Tasya Kamila, atau si Putri Hostnya My Traveller itu. Aku yakin mereka ada sertifikat menyelam juga,"

"Ya, aku cuma ngajak kamu, bukan mereka,"

"Kenapa enggak kamu ajak, aku yakin si putri juga enggak bakalan nolak kalau kamu ngajak berenang, dia kan suka sama alam,"

"Aku kan enggak suka sama mereka, aku mau nya sama kamu,"

"Tapi sorry ya, aku enggak suka nyelam, aku enggak mau kulit aku jadi item, karena ikut kamu nyelam,"

Darka lalu mengurung tubuh Linggar, Linggar masih berdiri di tempat yang sama,

Jantung Linggar berdegup kencang, ketika Darka mengurungnya.

"Kan aku bilang jangan deket-deket aku," ucap Linggar, ada ketakutan dalam dirinya.

Darka memegang dagu sang mantan, ia menatap iris mata itu, "aku mau deket sama kamu lagi,"

"Aku enggak mau,"

"Kamu pasti mau,"

Linggar menarik nafas panjang, ia memandang iris mata itu dengan berani, "Aku enggak mau sama cowok yang sudah nyakiti aku,"

"Aku kan udah minta maaf,"

"Maaf kamu enggak aku terima,"

"Sampai kapan kamu enggak maafin aku, ini udah lama banget satu tahun loh,"

"Pokoknya aku enggak mau maafin,"

"Awas aku mau naik," ucap Linggar, ia mendorong tubuh Darka, agar menjauh dari nya. Tapi percuma tubuh Darka masih mengurungnya.

"Awas aku mau naik,"

"Aku kangen banget sama kamu," ucap Darka,

Jantung Linggar maraton, mendengar kalimat yang keluar dari bibir Darka. Kata-kata itu seakan masuk ke dalam hati.

Laki-laki itu lalu melepaskan tangan, dan lalu menjauh, tanpa sedikitpun menoleh ke arahnya. Entahlah ada perasaan tidak menentu di hatinya, ketika sang mantan meninggalkannya. Padahal ia ingin sang mantan sedikit berusaha memaksanya, mengatakan rindu.

*********

CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang