"Kamu ke Jakarta nginap di mana?" Tanya Darka,
"Nginap di hotel ini," ucap Sena.
"Jadi kamu nginap di sini. Enggak menginap di rumah keluarga?" Tanya Darka penasaran.
"Aku suka enggak enakkan kalau di tempat keluarga," ucap Sena memberi alasan.
"Orang tua kamu enggak datang?" Tanya Darka.
"Kamarin datang acara akad, terus balik lagi ke Sydney ada kerjaan. Orang tua aku nyuruh datang ke acara resepsi,," ucap Sena, menyeimbangi langkah Radit.
"Oiya, kita mau kemana?" Tanya Sena, karena ia berada di depan lift.
"Ya, jalan-jalan aja," ucap Darka.
"Aku mau ke kamar dulu ya, mau ganti sepatu. Rasanya mau encok pakek sepatu ini," ucap Sena.
Darka melirik sepatu berhak tinggi yang di kenakan Sena. Ia tidak bisa membayangkan para wanita berdiri di atas sepatu itu.
"Kamar aku dekat dari sini, tinggal belok ke arah room, sebelah kirinya kamar aku," ucap Sena mencoba menjelaskan.
"Iya,"
Sena meneruskan langkahnya, di ikuti oleh Darka. Darka melirik Sena, wanita itu hanya diam hingga menuju kamar. Darka memandang angka yang tertera di depan pintu 5020.
Sena membuka hendel pintu, dan melirik Darka. Laki-laki itu nampak tenang, masih tetap bersamanya. Pintu tertutup setelah mereka masuk bersama. Kamar hotel ini seperti kamar hotel lainnya. Darka memandang sebuah laptop yang masih terbuka di tempat tidur, dan ia melangkah mendekati sebuah buku tepat di atas bantal.
Sementara Sena membuka sepatu itu dan di letakkanya di dekat pintu. Ia merasa lega setelah membuka sepatu itu dari kakinya.
Darka memandang buku bersampul abu-abu gelap, di sampul itu terukur huruf Fifty Shades of The Grey, Ia juga pernah membaca novel itu sebelumnya. Kisah cerita di novel lebih liar dan lebih berani, dari kisah itu di ceritanya di film.
"Kamu membaca novel erotis ini," Tanya Darka, ia meraih buku itu.
"Kamu sudah membacanya?," ucap Sena, ia sudah menandai bagian yang telah ia baca. Berjalan mendekati laki-laki bernama Darka.
"Iya sudah, hanya buku pertama, itu juga aku meminjam dari salah satu teman," ucap Darka.
Darka melirik Sena, "kamu suka baca novel dewasa seperti ini,"
"Kalau boleh jujur, ya aku suka, dan tidak pernah bosan membacanya," ucap Sena.
Ia hampir tidak percaya bahwa wanita ini suka membaca novel dewasa. Padahal semua karya yang di tulis wanita ini, tidak ada satupun yang menceritakan tentang erotis. Semua karya wanita itu menceritkan tentang motivasi hidup, keluarga, dan perjuangan. Bukan kisah-kisah novel romance kebanyakkan.
"Saya sudah banyak membaca novel dewasa lainnya di luar sana, dan mereka menceritakannya lebih mendetail," ucap Sena.
Alis Darka terangkat mendengar penuturan penulis ini. "Apa yang kamu dapat cerita-cerita itu?" Tanya Darka.
"Tentu saja gairah hidup, dan sex," ucap Sena di selingi tawa. Ia melirik Darka, laki-laki itu juga tersenyum.
"Wow, terus kamu memperaktekkannya dengan kekasih kamu?" Tanya Darka, toh Sena tinggal di Sydney, ia tidak perlu malu-malu bertanya seperti itu.
"Aku belum pernah melakukannya dan aku tidak punya kekasih. Aku tidak terlalu suka dengan pria bule di lingkungan aku," ucap Sena lagi, ia lalu duduk di sofa dekat jendela.
"Jadi apa yang kamu lakukan, setelah membaca itu," Tanya Darka penasaran, mendekati Sena.
Sena memicingkan matanya, dan melirik Darka yang tidak jauh darinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)
Romance"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan. "Ya, dia si brengsek itu," Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita. Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana," "Sumpah sekarang dia lebih hot," Linggar yang menden...