"Radit suka banget makn tofu," ucap bunda Ridit, memasukkan beberapa tofu ke dalam troli.
Linggar mengikuti langkah bunda Radit menelusuri rak-rak sayur.
"Tofu di masak apa tante," tanya Linggar.
"Di soup favorite nya, Radit itu selalu jaga pola makan, enggak suka yang berlemak apalagi bersantan-santan. Padahal dia punya restoran padang, tau sendiri restoran padang itu bersantan, rempah-rempah yang banyak, dan berlemak-lemak," ucap Bunda Radit di selingi tawa.
"Udah lama tante buka restoran?" Tanya Linggar.
"Lumayan lama sih, seumuran Radit. Dulu awal buka restoran tante agar bisa makan setiap hari, sekaligus bisnis kecil-kecilan. Maklum aja dulu suami tante kerja di kedutaan, hanya pegawai biasa, sering di tinggal. Tante asli Minangkabau, ikut suami ke Jakarta, sama kayak kamu, anak rantau,"
"Sama dong kita tante,"
"Iya sama, makanya tante tau, gimananya rantau di negri orang. Keluarga tante semuanya ada di Minangkabau,"
"Tante enggak pulang ke Minang?"
"Kalau kangen ya pulang,"
Bunda Radit memasukan buah itu di dalam troli. "Kamu enggak mau beli sesuatu?"
"Enggak deh tante, aku mau makan masakan tante aja," ucap Linggar.
Bunda Radit melirik Linggar dan lalu tersenyum, "Kamu tinggal di rumah tante aja ya sayang,"
Linggar memandang iris mata sendu itu, ada ketulusan dari ucapannya. Entahlah ada rasa bahagia mendengar tante Widi, menawarkan secara cuma-cuma untuk tinggal bersamanya. Ia yakin hidupnya akan teratur, pola makannya baik, jika tinggal bersama tante Widi.
Jujur selama ini, hidupnya memang kurang teratur, makan mie instan, beli nasi goreng, kalau bosan makan ayam geprek, pizza. Ia bukan seperti mbak Hanum yang rajin meracik bahan-bahan makanan. Nyaris jarang sekali ia masak, di kulkas tidak lebih untuk menyimpan air mineral. Linggar melepaskan pegangan troli, dan lalu memeluk tubuh tante Widi.
"Makasih ya tante, udah baik banget sama Linggar. Linggar sayang banget sama tante," ucap Linggar tulus.
Tante Widi membalas pelukkan Linggar, ia tahu wanita cantik ini berkata tulus, karena iris mata itu berkaca-kaca.
"Tante juga sayang sama kamu,"
Linggar melepaskan pelukkanya, dan lalu tersenyum, "Linggar mau banget tinggal sama tante, kalau tante baiknya kayak gini terus,"
"Yaudah kamu pindah aja ke rumah ya sayang,"
"Iya tante,"
"Kata Hanum kamu suka bersih-bersih,"
"Ya gitu deh tante," ucap Linggar.
"Ada yang bisa bantu-bantu tante di rumah,"
"Itu sih gampang tante, semua bakalan bersih kalau ada Linggar mah," ucap Linggar sambil terkekeh.
"Tadi kamu di atas ngapain sama Radit, lama bener turunya,"
Linggar mengusap tengkuknya yang tidak gatal, enggak mungkin ia menceritkan bahwa ia tadi mencium Radit di kamar,
"Ngobrol-ngobrol aja tante,"
"Owh gitu, kamu mau enggak jadi menantu tante?" Ucap Bunda Radit, meneruskan langkahnya menuju Rak roti.
"Kok menantu tante?"
"Ya biar kamu jadi anak tante beneran, anak tante ada tiga, Radit, Dimas dan terakhir Evan. Jagoan semua loh," ucap bunda Radit, memasukkan roti tawar itu ke dalam troli.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)
Romance"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan. "Ya, dia si brengsek itu," Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita. Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana," "Sumpah sekarang dia lebih hot," Linggar yang menden...