BAB 10

7.9K 251 2
                                    

"Gue balik dulu men," ucap Darka, memeluk Daniel, sedetik kemudian di lepas pelukkan itu.

"Gila lo, cepet bener balik, biasa jam dua belas,"

"Lo enggak liat di belakang gue,"

Daniel melirik Linggar, di dekat pintu lobby. Sementara Liam berjalan mendekati Daniel dan Darka.

"Lo balikkan lagi sama dia,"

"Mau gue sih gitu,"

"Lo masih suka sama dia,"

"Masih lah, cinta banget malah,"

"Semangat bro,"

"Minuman lo belum habis, udah mau balik aja," ucap Liam, menepuk bahu Darka.

"Ada yang mesti gue tuntaskan men,"

Liam melirik Linggar, wanita cantik itu berdiri di dekat pintu lobby. "Tumben dia mau sama lo. Lo bilang apa sama dia, sampe nurut gitu,"

"Tadi kan lo ngasi saran ke gue buat cium dia, gimana sih lo,"

"Terus dia mau,"

"Mau lah, gue hot kayak gini,"

"Kampret lo," timpal Liam,

"Jadi lo pulang agak malaman dikit lah, hubungan gue sama do'i masih belum beres,"

"Gue tau usaha lo, men,"

"Thank's men" ucap Darka.

"Gue saranin lagi sama lo men, enggak usah pakek kondom," ucap Liam.

"Ya enggak lah, masukin ke dalam,"

Daniel yang mendengar itu lalu bertolak pinggang, "Eh, sebenarnya yang nikah lo apa gue, kenapa jadi lo yang bulan madu duluan," timpal Daniel, meninju bahu Darka.

"Sorry men, ini urusan ranjang kita. Lo punya hajat, ya hajatan aja. Enggak ada urusan sama ranjang kita,"

"Kampret lo ya, lo bener-bener,"

"Gue cabut dulu ya," ucap Darka, ia melangkahkan kakinya mendekati Linggar.

*********

Linggar memandang Darka yang sudah berpamitan kepada sahabatnya, "sudah,"

"Iya sudah,"

Darka mengulurkan tangan, "Aku tidak memaksa kamu meraih tangan aku," ucap Darka.

Linggar melirik tangan kokoh, jujur ia sudah lama sekali tidak merasakan tangan hangat itu di genggamannya. Ia memandang iris mata Darka, dulu tangan itulah yang selalu membawanya, duduk berdua, bercanda, dan selalu membahas topik cerita apa saja. Sambil berpegangan tangan, rasanya begitu nyaman. Baginya bukan tentang materi yang ada pada laki-laki ini. Ia sama sekali tidak mengaharapkan apa-apa, dan bahkan tidak ada dalam pikirannya.

Kenangan begitu manis di lewati. Senyum tampan itu mengalihkan dunianya. Bahkan, ia sempat melupakan sejenak tentang saudaranya demi bersama laki-laki ini. Hingga saat, ia juga tidak sanggup melupakannya.

Sekarang laki-laki ini berusaha mendekatinya lagi. Padahal ia sudah membuat alat pertahanan setinggi-tingginya, agar bisa menjauh. Nyatanya ia sungguh tidak lepas bisa dari laki-laki tampan ini.

Linggar menarik nafas, lama berpikir dan ia tidak bisa membohongi perasaanya. Ia meraih uluran tangan itu, dan menggenggamnya erat. Rasa hangat menjalar disekujur tubuhnya.

"Memegang tangan, bukan berarti aku menerima kamu,"

"Ya aku tahu," ucap Darka. Ia tersenyum penuh arti, dan ia kecup sekilas punggung tangan itu.

CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang