BAB 33

2.9K 104 2
                                    

"Bisa kita ketemu"

Darka

Ada perasaan gemuruh di hatinya. Membaca pesan singkat dari Darka. Ia harus menyelesaikan masalah ini bersama Darka.

"Oke di Starbucks, jam sebelas,"

Linggar.

Linggar lalu memasukkan ponsel nya di tas. Ia melirik Tita yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Tit, gue pergi dulu ya,"

"Pergi sama Radit lagi?" Tita.

"Enggak, gue ada urusan sebentar," ucap Linggar. Ia melirik jam menggantung di dinding, menunjukkan pukul 10.01 menit.

"Lo pakek mobil enggak?" Tanyanya Linggar lagi, ketika berada di daun pintu.

"Pakek sih, gue mau ketemu klien, Zelora Fashion mau ketemu gue. Kalau lo mau pakek, ya pakek aja, gue gampang pakek Grab," ucap Tita.

"Enggak usah deh, nanti gue minta jemput Radit," ucap Linggar, ia lalu meneruskan langkahnya. Ia lebih baik menggunakan taxi.

Linggar meneruskan langkahnya, jujur ada perasaan resah dan gelisah di hatinya, bertemu dengan Darka. Dari awal ia tahu bahwa ia dan Darka tidak bisa bersama, karena masalah status sosial yang tidak memungkinkan, serta ia tidak sanggup untuk membayangkan jika berhadapan orang tua Darka selalu nyinyir kepadanya.

Satu jam kemudian, ia tiba di Starbucks sesuai janjinya. Linggar mengedarkan pandangannya kesegala penjuru ruangan. Ia mencari keberadaan Darka, ia mendapati apa yang ia cari. Laki-laki itu duduk di kursi pojok dan membalas pandangannya.

Darka menatap Linggar, wanita cantik itu berjalan mendekatinya. Ia menatap penampilan Linggar, ia akui Linggar begitu cantik. Balutan dress kuning itu sangat pas di tubuhnya. Rambut wanita itu di biarkan terurai, dan menjadi pusat perhatian.

Linggar menarik nafas, entah kenapa suasana menjadi panas. Padahal suhu udara dingin karena Ac. Linggar lalu mendaratkan pantatnya di kursi.

"Ada apa," ucap Linggar, sepertinya ia tidak perlu berbasa-basi lagi di hadapan laki-laki ini.

"Kamu enggak pesan minum," ucap Darka, ia menyesap kopi.

"Enggak perlu," ucap Linggar ketus.

Darka menarik nafas, terlihat jelas wanita itu emosi terhadap dirinya. Ia tahu wanita mana yang tidak marah, jika sang kekasih bersama wanita lain, terlebih ia sudah menerima Sena.

"Kita akhiri saja hubungan ini," ucap Linggar.

Darka hanya diam, sebenarnya ia begitu berat menerima kenyataan ini. Ia masih belum bisa melepaskan wanita ini begitu saja, karena laki-laki mana yang akan menyia-nyiakan wanita secantik Linggar. Ia tahu bahwa Linggar pada akhirnya akan mengatakan ini.

"Aku sudah menduga kamu akan mengatakan itu," ucap Darka menahan amarah.

"Dasar brengsek," dengus Linggar, ia lalu menegakkan tubuhnya. Ia sudah tidak betah berlama-lama dengan Darka di sini.

"Siapa laki-laki dewasa itu," ucap Darka dengan suara meninggi.

Linggar lalu menoleh ke belakang, ia menatap Darka dengan posisi melipat tangan di dada.

"Kamu enggak perlu tahu siapa dia," ucap Linggar, tidak kalah kerasnya.

Sedetik kemudian seketika terasa hening, para pengunjung kedai menyaksikan dua manusia, melakukan adegan menyayat hati. Ke dua insan itu menjadi pusat perhatian, laki-laki memiliki wajah rupawan, dan si wanita tidak kalah cantiknya. Mereka seperti menyaksikan adegan film yang di buat secara nyata. Tak terkcuali para pengunjung yang baru masuk, lalu dengan cepat mengeluarkan ponsel dan merekam adegan demi adegan.

CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang