BAB 27

3.5K 97 0
                                    

Darka membuka matanya sacara perlahan. Ia merenggakan otot-otot tubuhnya. Ia lalu mencari ponsel miliknya, yang ia letakkan secara sembarang di tempat tidur. Ia mendapati apa yang ia cari, Ia menggeser layar persegi itu. Menunjukkan pukul 07.21 menit. Ia membuka notifikasi masuk, banyak spam-spam group yang tidak penting. Ia membuka pesan singkat dari nomor yang tidak bernama.

0812xxxxxxx

"Datanglah,"

Sena
01.30

Darka mengerutkan dahi, ia masih mencerna pesan singkat itu. Sedetik kemudian, ia lalu tersadar. Ia tidak percaya bahwa Sena mengatakan dia menginginkannya. Sialnya lagi, kenapa wanita itu mengirim pesan singkat itu tengah malam. Jelas aja dirinya sudah tertidur pulas. Jika menginginkan itu sebaiknya di lihat dulu situasi dan kondisi.

Darka lalu dengan cepat mengambil handuk di lemari, ia akan segera bertemu dengan wanita itu sekarang juga. Laki-laki mana yang tidak tergiur, ibarat kucing di kasih ikan salmon terbaik secara cuma-cuma. Tentu saja ia akan melahapnya dengan senang hati, apalagi hal seperti ini tidak pernah ia dapatkan terhadap kekasihnya Linggar. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kesempatan ini tidak datang dua kali, terlebih Sena adalah Alaxander, si penulis terkenal itu. Memiliki kebanggaan tersendiri, jika ia dapat meniduri si penulis fenomenal itu.

Satu jam kemudian, Darka memarkir mobilnya di basement hotel. Ia melangkahkan kakinya menuju lobby hotel dan erjalan menuju lift. Ia tahu betul di mana letak kamar Sena. Ia menekan bell di dekat daun pintu. Sedetik kemudian pintu terbuka, ia memandang Sena. Wanita ini begitu berbeda dengan apa yang ia lihat di tadi malam. Wanita cantik ini, mengenakan baju bertali spaghetti berwarna kuning, dan celana pendek berwarna hitam. Rambut ikal wanita itu dibiarkan terurai, begitu menggemaskan menurutnya.

"Darka," ucapnya pelan.

"Boleh aku masuk," ucap Darka.

"Ya, tentu saja," ucap Sena, ia memperlebar daun pintu.

Sena menutup pintu itu kembali, setelah Darka masuk. Sena melirik Darka, laki-laki itu mengenakan kaos berwarna hitam dan celana jins berwarna senada.

"Ada apa?" Tanya Sena, ia lalu duduk di sofa, memandang Darka yang tidak jauh darinya.

"Aku datang atas undangan kamu," ucap Darka tenang, ia duduk di sisi tempat tidur, dan membaringkan tubuhnya di sana.

Darka meraih remote Tv, dan ia lalu mencari siaran bola. Ia melirik Sena masih di posisi yang sama.

"Aku mengundang kamu tadi malam Darka. Sekarang, undangan itu tidak berlaku lagi," ucap Sena.

Darka memandang Sena cukup serius, "Kamu mengundang aku, jam satu malam Sena. Jelas saja aku sudah tertidur lelap. Aku bukan hantu laki-laki yang bergentayangan di tengah malam,"

"Ya itu resiko kamu, sekarang undangan itu tidak berlaku lagi," dengus Sena.

"Sena,"

"Apa sih Darka,"

"Bisa kah kamu berbaring di samping aku," ucap Darka menepuk bantal kosong di sampingnya.

Sena menegakkan tubuh memandang Darka, ia memandang wajah tampan laki-laki di hadapannya ini.

"Aku sudah bilang, undangan enggak berlaku lagi," ucap Sena, lalu berjalan menjauhi Darka.

Darka tidak kalah cepat, ia lalu meraih tangan kurus Sena sekali hentakkan. Betapa terkejutnya Sena, laki-laki ini mengurung tubuh rampingnya. Sena dapat melihat jelas alis tebal laki-laki itu dan mata tajam itu memandangnya intens.

CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang