Linggar menaruh ponsel di telinga kirinya ia harus memberitahu Radit atas prihal dirinya sebagai tamu di acara talk show. Semenit kemudian sambunganpun terangkat.
"Iya sayang,"
Linggar tahu yang mengangkat panggilan itu adalah Radit, "mas lagi apa?"
"Mas lagi di kantor, kamu nelfon mas pasti karena kangen ya,"
Linggar tertawa, ia lalu melangkah menuju kamar, ia tidak ingin Tita mendengar percakapannya. Ia tahu kalau masalah kangen-kangenan ini adalah masalah ranjang dirinya dan Radit.
"Kok mas tahu aku kangen," ucap Linggar, ia menutup pintu kamar dan lalu duduk di sisi tempat tidur.
"Nanti malam di rumah mas, ya sayang,"
"Kan nanti malam ke rumah mbak Hanum,"
"Balik dari rumah Hanum langsung ke rumah mas. Kamu nginap di tempat mas," ucap Radit.
Linggar membaringkan tubuhnya di sisi tempat tidur, "Iya mas,"
"Udah enggak sakit lagi kan?" Tanya Radit, mencoba memastikan keadaan sang kekasih.
"Enggak kok mas, dari tadi malam juga enggak sakit,"
"Kalau kamu sudah berkata seperti itu, pengennya langsung ke rumah kamu sekarang juga,"
"Ih mas," Linggar tersipu malu.
"Mas udah kangen banget sama kamu sayang," ucap Radit, mulai menggoda sang pujaan hati.
"Mas ....,"
"Iya sayang,"
"Tita bilang besok aku di undang ke acara talk show, sebagai bintang tamu. Kata Tita sih datang aja, soalnya dengan begitu biaya endorse aku semakin mahal," ucap Linggar.
"Sebagai bintang tamu apa? Jangan bilang soal video itu,"
"Iya sih, klarifikasi aja, enggak macem-macem,"
Radit menarik nafas, "Ingat mas enggak suka kamu masuk Tv, apapun alasannya Linggar," ucap Radit penuh penekanan.
"Jadi bintang tamu aja mas, cuma jelasin aja soal video itu, agar enggak jadi bulan-bulanan warga,"
"Tapi kan sama aja, nanti kamu lari nya kesana, kamu akan jadi artis nantinya. Tawaran semakin banyak, dan alasan kamu semakin banyak,"
"Jadi enggak boleh nih," ucap Linggar.
Radit memijit kepalanya, ia bisa saja melarang Linggar, tapi di suatu sisi ia belum mempunyai hak untuk melarang Linggar, karena saat ini ia bukan berstatus suami wanita cantik itu. Ia hanya takut Linggar malah menjauh darinya,
"Bukan enggak boleh, mas hanya enggak suka kamu di sana,"
"Jadi aku bilang apa sama Tita, dia pasti kecewa kalau aku nolak, dia udah ngelobi sana sini cari duit buat aku,"
Radit menarik nafas, "Kamu boleh pergi asal sama mas,"
"Oke mas, nanti aku kasih tau Tita,"
***********
Rencana sesuai rencana, Hanum menerima niat baik Radit untuk menikahi Linggar. Hanum pikir Radit laki-laki yang tepat untuk Linggar. Ia tahu adiknya yang manja itu seperti apa. Ia meyakinkan Linggar apakah pilihannya untuk menikah dengan Radir. Linggar menjawab dengan santainya "iya" dan mengangguk. Ia sudah menjelaskan kepada Linggar, pernikahan bukanlah hal yang bercanda. Pernikahan yang ia jalani nanti bukan kesenangan saja, tapi suka duka. Pernikahan bukan semuanya tentang cinta, tapi ada kalanya jenuh dan membosankan. Ia harus tahu bahwa pernikahan yang dijalaninya nanti, sudah mejadi tanggung jawab Radit. Sekecil apapun masalahnya, ia harus menceritkan kepada Radit.
Keputusannya untuk menikah dengan Radit, bukan hal yang main-main menurutnya. Jujur dari lubuk hati nya yang paling dalam, ia nyaman dengan laki-laki dewasa itu. Ia tidak peduli dengan umurnya yang terlampau jauh. Perbedaan umur bukan halangan untuk mereka bersama, toh ia sudah menyerahkan seluruh harta berharga miliknya kepada Radit. Ia sama sekali tidak menyesal melakukannya. Tidak ada terlintas di benaknya untuk menjauh dari laki-laki itu. Radit dapat membuatnya nyaman, tenang, dan mampu mengendalikan emosinya. Semua seolah mengalir begitu saja, terlebih keluarga Radit begitu menyayanginya dengan tulus. Belum tentu di luar sana, ia mendapatkan kasih sayang yang begitu besar, seperti keluarga Radit. Tidak ada yang lebih bahagia, dari sebuah keluarga yang menyayanginya.
Itulah alasannya kenapa ia tidak bisa bersama Darka. Sekuat apapun cinta yang di berikan oleh laki-laki itu. Jika menyangkut masalah keluarga ia tidak bisa mentolerir lagi. Ia tidak bisa membayangkan setiap hari orang tua Darka nyinyir kepadanya. Terlebih ia bukan jenis wanita yang betah atas sindirian yang di berikan.
Dari sore tadi ia sudah berada di studio salah satu Tv swasta. Linggar menatap penampilannya sekali lagi, Tita mengatakan penampilannya oke. Ia menunggu crew memanggil namanya. Ia melirik Darka di sana, laki-laki itu tidak sendirian, ia bersama Liam sahabat terdekatnya. Sedangkan Radit memilih menjadi penonton diantara penonton bayaran.
"Sumpah Ling-ling tuh cantik banget ya," gumam Liam.
Liam sedari tadi memperhatikan Linggar, dengan balutan dress berwarna putih. Rambutnya dibiarkan terurai, dan make up nya tidak berlebihan, sehingga terlihat sangat memukau. Pada dasarnya wanita itu terlahir cantik dan kesederhanaannya.
"Kalau misalnya gue ketemu Ling-ling dari awal. Ling-ling pasti udah jadi milik gue, masalah cinta belakangan. Gue enggak peduli dia enggak suka, yang penting berjuang dulu men. Nanti lama-lama juga cinta,"
"Kampret lo," ucap Darka.
"Lo tau enggak, Dian itu dari awal enggak suka sama gue, enggak peduli sama gue, nomor gue selalu di blokir sama dia, dia udah gondok banget sama gue. Gue bisa lewati itu semua men, gue tahu apa yang gue lakuin. Gue cium dia, peluk dia, bilang sayang, lama-lama dia cinta, luluh juga hatinya. Sekarang malah enggak mau lepas. Kalau lo ngikutin kata-kata gue, Ling-ling enggak bakalan lepas gitu aja, sama si Radit,"
"Kampret lo, lo nasehatin gue,"
"Iyalah, secara lo sahabat gue lo harus dengerin gue. Si Radit itu yang untung dapatin dia men. Tipe Ling-ling ini enggak jauh dari Dian tau enggak sih. Maunya dimanja, dikelon, dipuji, lucu, gemesin, tau lah gimana cewek rumahan seperti mereka yang dunianya hanya rumah, salon dan mall,"
"Gila lo ya,"
"Gue sih nyayangin, nasib hubungan lo sama dia. Sumpah, dia itu lebih cantik dari Dian. Cewek-cewek kampung itu emang cantiknya kebangetan ya, alami,"
"Lo harus dukung gue men. Setelah acara ini gue pasti bisa dapatin dia lagi. Gue enggak peduli, bakalan adu tinju sama si Radit untuk dapatin dia,"
"Oke gue dukung lo, terus si Sena lo apain?"
"Dia pergi ke Bali,"
Liam melirik Darka, sahabatnya itu hanya diam, dan menekuni ponselnya. Ia tidak tahu apa rencana Darka di acara ini. Sepertinya ia merencanakan itu semua.
"Lo liat aja, sebentar lagi dia bakalan balik sama gue," ucap Darka.
"Kalau lo bisa, hebat,"
"Oke, lo liat aja nanti,"
***********

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)
Romance"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan. "Ya, dia si brengsek itu," Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita. Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana," "Sumpah sekarang dia lebih hot," Linggar yang menden...