BAB 45

3.5K 107 0
                                    

Radit tidak tahu bagaimana caranya Tibra mendapatkan DNA Kirana dan Radit. Untuk mendapatkan DNA ke dua bocah itu tidak lah mudah, ia tidak dapat membayangkan anak buah Tibra menelusup ke rumah Nina dan Heni. Bagaimanapun caranya ia akan mengatakan hebat kepada sahabatnya ini.

Tadi pagi Tibra menelfon dirinya agar datang ke kantor, karena hasil DNA itu sudah keluar. Sungguh ada perasaan resah dan gelisah menghantui dirinya. Ia masih tidak tenang, sebelum mengetahui kebenaran itu. Tibra selalu mengerjakan sesuatu dengan sempurna. Ia cukup bangga memiliki sahabat seperti Tibra.

DNA singkatan dari Deoxyribo Nucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. Tes DNA suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui informasi genetika seseorang, dengan tes DNA maka kita bisa mengetahui garis keturunan.

Tidak luput bunda dan ayah, mengetahui prihal hubungannya dan Nina. Kerena berita itu sudah tersebar luas di media, tapi ia mengatakan semua tidaklah benar. Ia memberi pengertian kepada orang tuanya, jangan terpancing emosi atas isu itu. Ia akan terima lapang dada jika salah satu antara, Kirana dan Radit adalah salah satu anak bilogisnya.

Radit kini sudah berada di kantor Tibra, tepat jam sepuluh. Ia sebenarnya tidak kuasa untuk membedah kasus seperti ini. Tapi demi masa depan hidupnya bersama Linggar harus lah jelas. Ia tidak ingin menyakiti hati sang kekasih. Radit menatap Tibra, wajah itu terlihat begitu serius dan menegangkan menurutnya. Padahal dirinyalah yang harus tegang, bukan wajah sahabatnya itu.

Ia memandang Tibra, mengeluarkan amplop berwarna coklat. Ia tahu bahwa itu adalah laporan tes DNA. Dua hari yang lalu anak buah Tibra, meminta darah untuk sampel, karena darahlah yang memiliki kualitas paling baik mendapatkan DNA. Sehingga ia dapat mengetahui apakah anak yang di lahirkan Nina merupakan anak kandungnya atau bukan.

Radit menarik nafas, ia melipat tangannya di dada.

"Bagaimana hasilnya?" Ucap Radit.

"Buka aja bro," ucap Tibra, ia menyerahkan amplop itu kepada Radit.

"Gue sudah berusaha dengan maksimal, inilah cara paling akurat hubungan bilogis lo di antara ke dua anak itu. Jika di sana tertulis 99,999 persen, maka lo adalah ayah biologis Kirana dan Radit,"

"Gue sudah memilih dokter spesialis genetika, dan laboratorium terbaik. Lo harus menerima kenyataan, jika mereka adalah darah daging lo," ucap Tibra mencoba menjelaskan.

"Ya, gue harus menerima semuanya. Lo pasti sudah melihat hasilnya," ucap Radit.

"Ya sudah,"

Radit memicingkan matanya, menatap Tibra cukup serius. Wajah Tibra tidak meyakinkan antara cemas dan bahagia. Laki-laki itu malah tersenyum culas, seolah dirinyalah yang bersalah.

"Apa hasilnya,"

"Gue hanya ingin mengatakan selamat, itu aja bro," ucap Tibra menahan tawa.

"Selamat menjadi seorang ayah maksud lo,"

"Ya mungkin, buka saja," ucap Tibra.

Radit menarik nafas, ia lalu membuka amplop berwarna coklat itu dengan tenang. Ia membaca sebuah kertas, yang bertulisan judul "DNA Test Report". Ia mengabaikan tabel yang ada di atas. Ia tahu bahwa tabel itu merupakan analysis DNA.

Radit mengalihkan pandangannya ke arah paling bawah. Merupakan hasil akhir laporan itu, probability of paternity 0,999 %. Radit tersenyum penuh arti, ia melirik Tibra. Tibra mengedikkan bahu dan ia lalu tersenyum penuh arti. Radit menegakkan tubuhnya, ia sungguh merasa lega. Ia tidak tahu cara mengungkapkannya seperti apa, yang pasti ia bahagia.

Ia berjalan mendekati Tibra, memeluk tubuh bidang itu. Ia sungguh akan berterima kasih terhadap Tibra. Ia begitu berhutang budi terhadap sahabatnya ini, yang sebentar lagi akan menjadi abang iparnya.

CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang