BAB 43

3.2K 103 0
                                    

Tibra ingin tertawa mengapa Radit pagi-pagi sekali sudah berada di kantornya. Sepertinya permasalahan ini cukup serius. Sahabatnya ini paling anti dengan media, kini malah terjebak di sana. Ia tidak menyangka bahwa sekarang Radit telah menjadi bulan-bulanan warganet, karena bertengkar bersama Nina si artis terkenal itu. Apa yang mereka lakukan di acara talkshow itu bukanlah settingan.

"Tampang lo ngeselin banget sih," ucap Tibra, ia lalu tertawa.

"Jangan ngeledek, masalah gue banyak nih. Ini aja gue masih enggak tenang,"

"Terus apa hubungan sama gue,"

"Gue minta bantuan lo lagi bro, tolong selidiki Kirana anak siapa sebenarnya. Anaknya Heni yang bernama Radit itu siapa. Gue tahu lo ahli dalam menyelidiki sesuatu," ucap Radit.

"Lo minta bantuan lagi, kemarin gue baru aja meyakinkan Hanum, bahwa lo laki-laki yang tepat untuk Linggar. Padahal awalnya si Hanum enggak setuju loh, si Linggar nikah sama lo yang udah tua bangka gini. Sekarang lo buat ulah lagi, jangan-jangan beneran anak lo," ucap Tibra.

"Masalahnya, gue enggak yakin, beneran anak gue atau enggak. Makanya gue minta bantun lo, tes DNA," ucap Radit lagi.

Tibra melirik Radit, "Lo mau bayar gue berapa?"

"Lo lebih kaya dari gue, masa lo hitung-hitungan,"

"Lagian masa muda lo parah, playboy abis, enggak bisa liat yang cantik dikit, langsung ajak tidur. Coba liat gue, gue cuma satu Hanum," ucap Tibra lagi.

Radit mengedikkan bahu, "Lo mau minta bayaran berapa? Tapi jangan mahal-mahal lah, gue enggak bakalan sanggup,"

"Enggak mahal, hitung aja seperti honor Hotman Paris," ucap Tibra santai.

"Gila lo ya,"

Tawa Tibra lalu pecah, ia tersenyum menatap sahabatnya itu, "Becanda, Santai aja kali, gampang lah itu," ucap Tibra.

"Berapa lama gue dapatin hasilnya?" Tanya Radit.

"Tes DNA paling cepat berapa hari sih?" Tanya Tibra penasaran.

"24 jam,"

"Yaudah dua hari juga langsung ketahuan hasilnya," ucap Tibra santai.

"Thank's bro,"

"Terus gimana dengan Linggar?"

"Dia percaya gue," ucapnya lagi.

Tibra mengerutkan dahi, dan lalu tersenyum,

"Heran, bocah nakal itu masih aja percaya sama lo yang kayak gini. Lo apain dia, bisa nurut kayak gitu. Sama Hanum aja dia masih suka ngeyel,"

"Itu karena dia cinta sama gue, enggak mau kehilangan gue"

Tibra hanya tertawa, ia tidak habis pikir Linggar mencintai laki-laki dewasa seperti sahabatnya ini. Tibra lalu membuka laci, ia menyerahkan amplop berwarna coklat kepada Radit.

"Ini permintaan lo kemarin," ucap Tibra.

"Ini bukan surat resign kan bro, lo tau sendiri gue bukan kerja sama lo," ucap Radit.

"Gue udah selidiki, siapa orang di balik layar video itu," ucap Tibra tenang.

Alis Radit terangkat penuh kemenangan,

"Serius,"

"Kapan gue enggak serius sama lo, gue udah jadi panti sosial karena lo,"

Radit tersenyum, dan lalu membuka amplop berwarna coklat itu. Ia menatap seorang laki-laki memakai topi duduk yang di salah satu ruangan, membawa kamera. Wajah laki-laki itu terlihat samar-samar. Foto selanjutnya laki-laki tersenyum berfoto di tumpukkan salju bersama Darka.

CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang