Linggar membuka hendel pintu, ia mendengar suara Tv menyala. Ia memandang Tita di sana. Sedang menonton Tv, sambil menikmati Pop mie. Tita menyadari kehadirannya, ia tersenyum memandang Tita sambil memperlihatkan tentengan plastik kresek. Tita tersenyum ke arahnya, senang melihat apa yang di bawanya.
Linggar lalu duduk di samping Tita, "Gue bawain nasi padang untuk lo,"
"Beli di mana?" Tanya Tita.
"Enggak beli, dikasi Radit. Radit kan punya usaha rumah makan padang," ucap Linggar.
"Banyak usahanya?" Tanya Tita penasaran.
"Lumayan lah, kata Radit takut lo kelaperan gitu nungguin gue,"
"Ngerti juga dia, kalau gue kelaperan," ucap Tita, ia melirik jam menggantung di dinding menunjukkan pukul 23.15 menit.
"Lo kemana aja sama Radit, pulang sampe malam gini," Tanya Tita mulai kepo.
"Tadi ke mall, terus ke rumahnya, gitu aja sih,"
Tita meletakkan pop mie itu di meja, ia menatap Linggar sehabatnya,
"Lo tidur lagi sama dia," ucap Tita.
Linggar mengangguk, dan sepertinya ia harus cerita terhadap sahabatnya ini,
"ya gitu deh,"
"Pantesan, tuh leher lo merah gini," ucap Tita, ia menunjuk leher Linggar.
"Masa sih," ucap Linggar.
"Coba deh lo ngaca sendiri. Ganas banget si Radit itu sama lo," ucap Tita.
"Ganas itu yang enak Tit," ucap Linggar.
"Masa sih,"
Linggar lalu mengangguk, "Iya, gue beneran enggak bohong sama lo. Kayaknya gue enggak bisa lepas dari Radit. Dia itu kayaknya tahu banget caranya manjain cewek, gue aja sampe pengen berkali-kali,"
"Gila lo,"
"Iya, yang dulu gue anggap jijik, sekarang malah gue yang ketagihan,"
"Ih," Tita bergedik ngeri.
"Kadang gue sih yang bilang pengen gituan sama dia. Kayaknya Radit ada ilmu pelet deh Tit, untuk gue pasrah gitu sama dia. Apa yang dia lakuin ke gue rasanya enak aja gitu. Dia nyuruh gue SPA rutin, mandi bareng, terus coba gaya ini, itu, ya gue suka,"
"Gila lo, sarap. Lo nafsuan banget Ling,"
"Ini aja gue sampe lemes, tadi enggak berhenti-henti gue gituan sama Radit, Ini aja masih rasa sakit sakit gitu sih," ucap Linggar.
"Kalau sakit ngapain masih mau. Lo emang bener-bener nakal Ling,"
"Kalau udah nafsuan, ya mana terasa. Selesainya itu baru terasa perih,"
"Ih, mainan lo udah kelewat batas. Terus gimana ceritanya, lo sampe bisa gituan sama dia, cerita dong sama gue," Tanya Tita penasaran.
"Awalnya sih pertama ketemu, kita nonton bareng di mall. Terus pertama ketemu, dia udah cipok gue. Sampe lutut gue lemes. Malam harinya kita ciuman lagi lah, di kamar adeknya Radit,"
"Setelah itu si Radit ngajak gue ke rumahnya. Kita makan malam romantis di rumahnya, itu juga ide gue sih. Habisnya gue nyaman gitu sama dia,"
"Radit ngobrol tentang seks, dia itu ngomongin seks kayak kita belajar mata kuliah, suer deh. Pinter banget pokoknya, bukan cerita jijik, yang ada di novel porno. Dia membahasnya secara dewasa dan lues. Cara pandang diri kita tentang seks, seolah itu merupakan pembelajaran yang harus kita ketahui selama ini,"
"Akhirnya ya gue mau, dan gue belajar sama dia. Sekarang hampir setiap hari gue sama Radit ngelakuin, enggak tiap hari juga sih,"
Tita merasa takjub atas curhatan sahabatnya ini, "Terus dia pakek pengaman?"

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)
Romance"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan. "Ya, dia si brengsek itu," Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita. Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana," "Sumpah sekarang dia lebih hot," Linggar yang menden...