"Kok cepet bener Radit balik," ucap Tita, setelah melepas kepergian Radit.
Linggar lalu duduk di sofa, ia menyandarkan punggunya dan memandang Tita, duduk di sebelahnya.
"Ada banyak kerjaan katanya. Gue di suruh jangan kemana-mana tetap di sini," ucap Linggar.
"Owh kirain kenapa gitu, soalnya nampaknya serius banget,"
Linggar meraih remote Tv, mencari siaran infotainment. Tapi Tita dengan cepat meraih remote dari tangan Linggar, dan menekan tombol merah. Seketika Tv mati, Linggar menoleh ke arah Tita.
"Kok di matiin sih, gue mau nonton Insert, gue mau lihat perkembangan Nina sama Radit," ucap Linggar.
"Gue enggak mau lo nangis lagi," ucap Tita, sudah cukup tadi malam ia melihat sahabatnya menangis.
"Terus Radit ngomong apa lagi sama lo," ucap Tita.
"Dia mau nyelesain semua ini ke jalur hukum. Radit mau ngelaporin Darka. Gue pusing Tit, bisa-bisa Darka masuk ke penjara, kalau gini," ucap Linggar.
"Kan hanya video, emang salahnya di mana, apa yang mau ditindak?" Ucap Tita.
"Radit punya bukti, bahwa dia punya rekaman Cctv, ternyata semua itu disetting sedemikian rupa sama Darka. Jelas aja si Darka melanggar UU ITE lah, menyerang kehormatan atau nama baik seseorang. Lo tau sendiri si Nina itu Darka yang bawa. Iya kalau beneran si Kirana anak Radit, kalau bukan. Si Darka diserang balik sama Radit, urusannya makin panjang, lo tau sendiri Nina itu nikah sama Reza. Siapa tahu itu emang anaknya Reza, secara anaknya mirip Reza menurut gue, blasteran gitu," ucap Linggar, menjelaskan semua kepada Tita.
"Lo kok tau sih Ling masalah hukum, gue aja enggak ngerti sampe sekarang,"
"Ya, karena gue sempat baca-baca tentang hukum gitu atas kasus Mirna dan kopi Vietnam. Lo tau sendiri itu siaran di ulang-ulang terus setiap hari. Setidaknya ngertilah gue sedikit," ucap Linggar.
"Terus lo harus gimana,"
"Gue mau nyelesainnya baik-baik Tit, biasa aja gitu. Gue yakin Radit pasti kerja sama dengan mas Tibra. Lo tau sendiri abang ipar gue itu kayak apa. Gue di New York, jaraknya yang jauh antah berantah sana, bisa dia nyari gue. Apalagi hanya kasus ini," ucap Linggar.
"Jadi ..."
"Ya gue enggak tau, gue harus ngapain," ucap Linggar.
"Yaudah lo bujuk Radit, jangan sampe masalah ini sampai ke jalur hukum. Bisa di selesaikan baik-baik dengan cara damai," ucap Tita.
"Tapi ..."
"Tapi apa Tit,"
"Kalau gue jadi Radit, pasti enggak terima lah. Secara siaran itu di ulang-ulang terus di infotainment,"
"Pusing gue," ucap Linggar.
*********
Darka memandang Sena, wanita itu berada di pelukkannya. Darka mengecup puncak kepala itu. Ternyata wanita inilah masih bertahan di sisinya. Ia usap punggung itu secara perlahan, rasanya begitu menenangkan.
"Bagaimana perasaan kamu," ucap Sena.
"Sudah lebih baik, terima kasih sayang,"
"Aku lapar," rengek Sena.
Darka tersenyum, ia suka wanita ini sudah manja terhadap dirinya, "Kamu mau makan apa hemmm,"
"Aku mau makan bubur ayam," ucap Sena.
Darka tersenyum mendengar pernyataan bahwa Sena menginginkan bubur ayam.
"Yaudah, bersiaplah kita cari bubur ayam," ucap Darka, ia melonggarkan pelukkanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)
Romance"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan. "Ya, dia si brengsek itu," Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita. Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana," "Sumpah sekarang dia lebih hot," Linggar yang menden...