Radit menatap Linggar, wanita cantik itu makan dalam diam. Ia memasukan daging panggang itu ke dalam mulutnya.
"Kirana bukan anak mas," ucap Radit memecahkan kesunyian.
Linggar melirik Radit, alisnya terangkat "Beneran," ucap Linggar mencoba memastikan.
"Iya, mas sudah test DNA, memang bukan anak mas," ucap Radit tenang.
Linggar mengerutkan dahi, ia letakkan sumpit itu begitu saja. Ia tidak percaya bahwa Radit sudah menyelidiki secepat ini.
"Jadi setelah ini apa yang akan mas lakukan?" Ucap Linggar penasaran.
"Tentu saja klarifikasi kepada media, dan membawanya ke jalur hukum," ucap Radit, ia menyudahi makannya.
"Bisakah mas tidak membawanya ke jalur hukum," ucap Linggar.
Radit memicingkan mata menatap Linggar, "Kamu mencoba melindungi mantan kamu itu,"
"Aku hanya enggak suka berurusan dengan hukum, itu saja. Mas klarifikasi aja ke media, setelah itu selesai, kita bisa nikah dengan tenang, bereskan,"
"Dia sudah membuat nama mas jelek sayang. Kamu enggak lihat, mas menjadi bahan pembicaraan publik. Ya mas enggak terima, jalur hukum lah yang terbaik,"
"Tapi mas,"
"Mas tahu apa yang mas lakukan," ucap Radit datar, ia mantap Linggar.
"Mas, jangan terlalu di besar-besarkan,"
"Masalah tetap masalah Linggar," ucap Radit lagi.
Linggar menarik nafas, ia menatap Radit dengan berani,
"Masalah seperti ini bukanlah hal yang terlalu besar, tidak perlu kita pikirkan," ucap Linggar emosi, suasana mendadak gerah. Akhir-akhir ini emosinya memang tidak stabil.
Linggar tidak peduli para pengunjung tamu restoran memperhatikannya. Sepertinya ini merupakan hobi barunya bertengkar di tempat umum. Ia akan bertindak acuh jika orang-orang di sini membicarakan, bila perlu menjadi viral lagi seperti video sebelumnya.
"Kamu tidak tahu bagaimana perasaan mas Linggar," ucap Radit menahan amarah, menatap sang pujaan hati tersulut emosi.
"Mas dengar ya, perasaan aku lebih sakit mas. Mendengar calon suami aku memiliki anak dari wanita lain. Aku akan terima kenyataan, walau sekalipun bahwa anak itu adalah anak mas,"
"Aku enggak masalah, seburuk apapun kisah masa lalu mas bersama wanita-wanita mas terdahulu. Aku juga enggak pernah, mengungkit masa lalu mas selama ini. Aku enggak pernah menanyakan siapa mantan mas, wanita mana yang pernah mas tiduri, karena itu hanya masa lalu mas. Karena aku bukan jenis wanita yang suka mempermasalahkan hidup orang. Masa lalu biarakan saja berlalu. Kita hidup di masa depan mas. Mas laki-laki masa depan aku," ucap Linggar.
"Aku mau kita damai damai aja, jangan terlalu di besar-besarkan seperti ini,"
"Kalau mas masih seperti ini. Memilih jalur hukum, oke sebaiknya kita sudahi hubungan ini,"
Radit memejamkan mata, mendengar kata sudahi hubungan ini. Wanita muda ini memang tidak stabil, dan emosinya tidak terkontrol. Padahal baru beberapa menit yang lalu Linggar bermanja-manja kepadanya. Oh astaga, secepat itu kah perubahan emosi Linggar. Linggar menggeser kursi ke belakang dan lalu menegakkan tubuhnya meninggalkan Radit begitu saja.
Radit menarik nafas, ia juga menegakkan tubuhnya. Ia menatap tubuh Linggar dari belakang, jujur ia tidak terlalu ahli dalam membujuk wanita. Tapi demi sang pujaan hati, ia akan mencoba mengalah. Apakah seperti ini sifat wanita muda. Radit lalu berlari mengejar Linggar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)
Romance"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan. "Ya, dia si brengsek itu," Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita. Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana," "Sumpah sekarang dia lebih hot," Linggar yang menden...