BAB 13

6.1K 208 3
                                    

Linggar menatap penampilannya, dress berwarna hijau metalik itu sudah ia kenakan. Ia melirik Darka keluar dari kamar mandi, handuk putih itu masih melilit di sisi pinggangnya.

Darka tersenyum menatap sang kekasih, yang sudah cantik dengan balutan dress hijau. Ia melirik pakaiannya yang sudah tersusun rapi di atas tempat tidur.

"Rambut aku bagus di sanggul atau diurai gini ya," ucap Linggar, ia masih meminta penilaian kepada Darka.

Darka memasang kancing kemeja, dan ia melirik Linggar. "Kamu jangan terlalu cantik, biasa-biasa aja," ucap Darka.

"Kok kamu gitu sih,"

"Bukan begitu sayang, takutnya pengantinnya kalah saing sama kamu. Kan enggak enak sama Daniel, masa kamu lebih cantik dari pada pengantinnya," ucap Darka.

"Siapa bilang aku mau nyaingin pengantinnya," dengus Linggar, ia mengurungkan niatnya untuk menyanggul rambut panjangnya.

"Itu kamu udah dandan cantik banget," ucap Darka.

"Lagian aku kan pakek baju bridesmaid, orang-orang bisa bedain mana pengantin dan mana yang bukan. Kecuali aku pakai baju putih juga, baru deh kamu perotes,"

"Hemmm," Darka memasang kancing kemeja.

"Rambut aku di sanggul aja kali ya," ucap Linggar.

"Di urai aja, lebih cantik," ucap Darka, mencoba memperhatikan penampilan Linggar.

Darka mendekati Linggar, dan Linggar merapikan kerah bajunya.

"Sayang,"

"Hemmm," gumam Linggar, ia memandang Darka.

"Kamu jangan jadi artis ya," ucap Darka.

"Kenapa?"

"Takutnya kamu lebih sibuk dari aku," ucap Darka, karena ia tahu bahwa lambat laun sang pujaan hati akan mengarah ke sana.

"Aku kan belum jadi artis, main film aja enggak, cuma ngevlog doang kok,"

"Tapi kamu nanti akan mengarah ke sana, apalagi kamu cantik gini. Cepat atau lambat kamu akan ada di dunia itu," ucap Darka.

"Kalau jadi artis kenapa? Bukannya enak, dapat uang banyak,"

"Aku bisa menghidupi biaya hidup kita dengan penghasilan aku," ucap Darka.

"Kamu berkata seperti itu, seakan kita sudah hidup berumah tangga," ucap Linggar, sambil terkekeh, ia memasang kancing di pergelangan tangan Darka.

"Aku secepatnya, akan nyusul Daniel dan Liam,"

"Jangan berpikir terlalu jauh, belum tentu hubungan kita di restui orang tua kamu," ucap Linggar datar.

Linggar lalu berjalan menuju nakas, mengambil minyak wangi, ia mengoleskan parfume itu di bagian lehernya.

Darka memandang Linggar, terlihat jelas wanitanya tidak terlalu suka membahas ke dua orang tuanya.

"Bagaimanapun caranya, beliau pasti akan merestui hubungan kita," ucap Darka.

"Tapi orang tua kamu kan beneran enggak suka sama aku, karena aku bukan orang terpandang,"

"Aku akan ngomong baik-baik sama orang tua aku,"

"Ya, semoga aja. Sudahlah jangan membahas itu, buat kepala aku pusing beneran," ucap Linggar.

"Tapi sayang, Aku mau serius sama kamu,"

"Pernikahan tidak akan bisa terjadi tanpa ada restu orang tua, mengerti !," ucap Linggar, mencoba memperingatkan.

"Aku pastikan hubungan kita akan di restui," gumam Darka, walau ia akan kawin lari sekalipun, membawa sang wanita ke New York, hidup bersama di sana.

CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang