Tepat jam enam pagi Linggar sudah tiba di bandara. Ia memilih duduk di ruang tunggu kedatangan. Kejadian tadi malam merupakan hal yang harus ia tutupi dari siapapun, termasuk Tita sahabat terdekatnya. Ya, ia akui sekarang ia bukan gadis suci lagi. Harga dirinya sudah di renggut oleh Radit. Radit telah merubah semua alur cintanya. Kenapa ia mesti mengenal laki-laki dewasa itu.
Oh Tuhan apa yang harus ia lakukan terhadap Darka setelah ini. Ia meremas tangan, menghilangkan rasa geroginya. Semenit kemudian, ia memandang laki-laki yang keluar dari pintu ke datangan. Laki-laki tampan itulah cinta pertamanya dan sekarang ia telah menghianatinya.
Darka memandang Linggar di sana, itu lah wanita yang selalu ia rindukan. Wanita itu mengenakan celana jins dan sweater berwarna biru. Rambut panjangnya di ikat sembarang, dan mengenakan kaca mata transparan.
Darka berjalan mendekat dan lalu merentangkan tangannya. Laki-laki itu menginginkan dirinya untuk memeluknya Linggar tersenyum dan berjalan mendekati Darka. Ia lalu memeluk tubuh bidang itu. Pelukkan ini lah yang ia rindukan. Inilah wanita yang harus ia perjuangkan dalam hidupnya. Di berinya kecupan pada puncak kepala Linggar.
"Kamu sudah lama nunggun?" Tanya Darka, ia melepaskan pelukkanya.
"Enggak kok, aku juga baru nyampe," ucap Linggar.
"Syukurlah kalau gitu, kamu pasti belum mandi,"
"Iya nih, aku kesiangan, langsung buru-buru ke sini," ucap Linggar, ia melirik Liam, yang sedang memperhatikannya.
Linggar menyeimbangi langkah Darka berjalan menuju area parkiran,
"Kok kamu cepat bener pulangnya, emang kerjaan sudah selesai?" Tanya Linggar.
"Sudah, dan cuti aku sudah di acc. Aku buru-buru pulang, karena aku kangen banget sama kamu," ucap Darka, ia menggenggam jemari lentik Linggar, ia kecup punggung tangan itu.
Jantung Linggar seketika berdesir atas ucapan Darka. Ia menghentikan langkahnya, dan memandang iris mata itu. Darka membalas tatapan itu,
"Sayang," ucap Darka.
Linggar menyadarkan lamunannya, ia lalu tersenyum. "Aku aja yang bawa mobil ya, kamu pasti capek banget, perjalanan jauh," ucap Linggar, ia membuka hendel pintu mobil.
Darka tersenyum, "iya,"
Semenit kemudian, mobil itu meninggalkan area bandara. Linggar melirik laki-laki berambut gondrong duduk di kursi tengah seorang diri.
"Teman kamu tumben bener diem seperti itu, biasa dia selalu bully aku loh," ucap Linggar.
Darka melirik Liam, "Kenapa lo diem kayak gitu men, tumben bener," Tanya Darka.
"Gue pusing,"
"Pusing kenapa?"
"Dian sakit," ucap Liam.
"Sakit apa emangnya?" Tanya Linggar penasaran.
Liam mengedikkan bahu, "Enggak tau sih sakit apa, tapi tadi pagi dia bilang muntah-muntah terus. Makanya Dian enggak bisa jemput,"
Linggar mengerutkan dahi, ia menoleh ke arah Liam. "Maag kali, atau asam lambung," ucap Linggar, mencoba menduga.
"Ya mungkin aja maag bro," ucap Darka, mencoba membenarkan.
Linggar lalu berpikir, ia menepuk jidat, "Lo pernah tidur dengan Dian?"
"Ya pernahlah, di Bali kemarin tiap hari kali," ucap Liam tenang.
"Jangan-jangan hamil, tapi enggak mungkin juga kalau hamil, masa cepet bener. Baru minggu kemaren kita ke Bali," gumam Linggar.
"Asam lambung tuh, karena banyak makan rujak," ucap Linggar lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)
Romance"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan. "Ya, dia si brengsek itu," Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita. Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana," "Sumpah sekarang dia lebih hot," Linggar yang menden...