BAB 11

6.7K 210 1
                                    

Linggar mengatur nafas, ia yakin bibirnya memerah dan membengkak, karena Darka menciumnya cukup lama. Otaknya sulit berpikir jernih, dan seakan lumpuh.

Jujur ia sulit mencerna kata-kata Darka. Sungguh ia tidak mengenal siapa Pangeran Edward dan Wallis Simpson, terus apa hubungannya dengan laki-laki ini. Oh Tuhan, si brengsek ini terlalu banyak membaca buku sejarah. Hampir saja ia mengiyakan ucapan laki-laki ini. Kata-kata maut Darka, begitu hebat,

Linggar melepaskan tangannya, dan ia lalu berlalu pergi dari hadapan Darka. Ia tidak ingin terbuai dengan kata-kata manis itu lagi. Ia tidak tahu harus berkata apa terhadap laki-laki ini.

Linggar keluar dari kamar, meninggalkan Darka seorang diri. Ini bahkan baru beberapa jam bersama Darka, ia sudah terbuai. Apalagi tiga hari kedepan bersamanya. Inilah salah satu alasan ia tidak ingin bertemu Darka. Ia takut jatuh cinta lagi. Linggar memilih duduk di gazebo, ia menenangkan hatinya.

Linggar melupakan sesuatu di dalam kamar. Benda yang sangat berarti baginya, tadi ia menyimpan ponsel di nakas, untuk mengalihkan dunia nya yang sedang kacau. Ia mendengar suara ombak sambil menikmati angin malam.

Beberapa menit kemudian Darka memandang Linggar dari balik pintu. Ia melipat tangannya di dada. Memperhatikan wanitanya di sana, dan tersenyum penuh arti.

"Nanti kamu masuk angin loh berada di luar," ucap Darka.

Ia melirik Darka berada di depan pintu, laki-laki itu seharusnya yang bakalan masuk angin, lihatlah dia saja bertelanjang dada. Hanya mengenakan celana pendek adidas berwarna hitam.

Darka berjalan mendekati Linggar, karena ketika ia menciumnya tadi Linggar tidak mengatakan apapun kepadanya.

"Masuk Linggar,"

"Enggak mau," ucap Linggar, ia menyandarkan punggunnya di sisi gazebo.

"Kamu marah habis aku cium tadi,"

"Ih, apaan sih,"

"Masalahnya, habis aku cium kamu tadi, kamu malah ngacir ke gazebo. Jadi apa coba kalau enggak ngambek," ucap Darka.

"Ih,"

"Atau kamu mau minta cium di sini,"

"Ih,"

"Tapi seru kok, ciuman di kamar mandi, apalagi sambil mandi. Di ruang terbuka seperti ini juga lebih seru, kalau kamu mau,"

"Jangan coba-coba ya," timpal Linggar.

"Aku senang kalau kamu mau mencobanya," ucap Darka, ia lalu duduk di samping Linggar.

"Apa mau kamu,"

"Tadi katanya mau di coba,"

"Coba apa,"

"Coba ciumannya di sini lah,"

"Siapa yang bilang aku mau di cium sama kamu,"

"Tadi barusan kamu bilang ke aku, masa kamu lupa,"

Linggar menarik nafas, "Tadi aku bilang jangan coba-coba, maksudnya jangan berani cium aku lagi,"

"Kirain mau di coba lagi," ucap Darka, sambil menahan tawa.

"Kayaknya kamu ketularan Liam deh, sarap,"

"Kan dia yang ngajarin,"

"Ih,"

"Kok ih terus, ah dong sekali-kali,"

"Apaan sih," ucap Linggar kesal.

"Ganti baju sayang,"

"Jangan panggil sayang, aku bukan pacar kamu,"

"Ganti baju beb,"

"Nama aku bukan bebi,"

CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang