Konferensi pers ini, bertujuan untuk mengklarifikasikan isu yang sudah beredar miring. Ia tidak sendiri di sini, ia bersama Alan. Alan mendampingi dirinya selama acara berlangsung dan membantu dirinya berbicara.
Radit menatap deretan mic di atas meja, dan banyak kamera yang terpasang sempurna yang sudah siap merekam. Radit melirik Alan, laki-laki itu nampak tenang, dan memang si pengacara kondang ini sudah terbiasa berbicara di depan camera. Jujur ini pertama kalinya ia konferensi pers seperti ini.
"Kali ini kami akan mengklarifikasikan apa yang telah diberitakan. Jujur kami merasa terganggu dengan berita itu," ucap Alan tenang.
"Di sini saya akan menjelaskan bahwa Kirana bukanlah anak Radit," ucap Alan, ia lalu memperlihatkan test DNA Report.
"Laporan ini menunjukkan bahwa Radit bukanlah ayah biologis Kirana," ucap Alan.
Radit hanya diam, ia tidak ingin berbicara apapun kepada media. Alan lah sebagai perantara untuk dirinya menjelaskan. Ya emang dari awal ia tidak suka dengan media. Walau ia tahu bahwa saat ini ia sudah menjadi sorotan publik, sebagai mantan kekasih Kirana. Acara berlangsung selama tiga puluh menit.
*********
Bunda Radit memandang Linggar, calon menantunya itu hari ini memutuskan nginap di rumahnya, karena dirinya lah yang meminta. Wanita cantik itu mematikan Tv karena konferensi pers itu telah selesai. Bunda Radit berjalan ke arahnya, sambil membawa brownies, beliau letakkan di meja.
"Sudah selesai acaranya?" Ucap Bunda Radit.
"Iya sudah bunda, aku juga sudah lega kok," ucap Linggar, ia meraih gelas yang berisi air mineral itu, dan ditegukknya secara perlahan.
Bunda Radit duduk di samping Linggar, ia tidak menyangka bahwa wanita muda ini hamil. Oh Tuhan, putra sulungnya itu begitu nakal, menyebabkan gadis kecil ini hamil diusia nya yang masih muda. Sebenarnya tidak di katakan muda, dulu dirinya hamil saja di umur delapan belas tahun.
"Kok bunda liatin aku kayak gitu," ucap Linggar, karena bunda memperhatikannya secara intens.
Bunda lalu tersenyum, ia meraih jemari lentik Linggar. "Kamu mau makan apa, bunda buatin," ucap bunda.
Linggar mencoba berpikir, ia lalu tersenyum, "Linggar sebenarnya pengen makan semur daging buatan bunda kemarin," ucap Linggar, ini adalah salah satu alasan ia nginap di rumah bunda Radit.
Bunda Radit mengusap lengan Linggar,
"Iya bunda buatin,"
"Linggar enggak ngerepotin bunda kan?" Tanya Linggar.
"Sama sekali enggak sayang, justru bunda seneng. Kamu kalau mau makan apa saja jangan di tahan-tahan, bilang aja sama bunda,"
"Iya bunda,"
Bunda Radit lalu memeluk tubuh ramping Linggar. Dari pertama kali bertemu, ia sudah menyukai wanita cantik ini. Entahlah ia suka sekali dengan sifat manja Linggar yang alami. Sekarang wanita muda ini tengah berbadan dua. Jika Radit tidak memberitahu bahwa Linggar hamil, maka ia tidak akan tahu.
"Bunda sayang banget sama kamu," ucap bunda Radit, ia mengusap punggung ramping itu.
"Linggar juga sayang sama bunda," ucap Linggar.
Sedetik kemudian bunda Radit melonggarkan pelukkanya, ia memandang iris mata itu. Bunda Radit menyentuh perut rata Linggar.
"Kamu hamil," ucap Bunda Radit pelan.
Linggar tidak percaya bahwa bunda Radit tahu bahwa dirinya hamil seperti ini. Toh, ia tidak bisa berbohong kepada wanita separuh baya ini.
Linggar menarik nafas dan lalu mengangguk, "Bunda tahu dari mana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)
Romance"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan. "Ya, dia si brengsek itu," Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita. Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana," "Sumpah sekarang dia lebih hot," Linggar yang menden...