Linggar menarik nafas, ia memandang Radit. Laki-laki dewasa itu masih memegang pundaknya. Ia mengibaskan rambutnya ke belakang, karena mulai gerah.
"Yakin kamu enggak apa-apa," tanya Radit sekali lagi.
"Yuk mas kita samperin mereka," ucap Linggar.
Alis Radit terangkat, ia tersenyum dan lalu mengangguk,
"Oke, mas juga mau kenal dengan mantan kamu itu,"
Linggar mengapit tangannya di lengan Radit semakin erat. Ia menegakkan tubuh, dan mengangkat dagu tinggi. Ia akan memergoki Darka, dan selingkuhannya.
Radit dan Linggar, berjalan menuju ke dua pasangan itu. Linggar menahan emosinya agar tidak terbakar. Inginnya sih, menampar dan menjambak rambut keriting wanita itu, karena telah merebut Darka.
Hilang sudah kepercayaannya kepada Darka. Ini lah alasan laki-laki itu tidak mengangkat panggilannya.
"Dasar brengsek," gerutu Linggar geram.
Linggar berusaha tenang, dan tidak ingin tersulut emosi. Toh, di sampingnya juga ada Radit. Radit tidak kalah tampan dari si brengsek itu. Ia tidak perlu ribut dengan laki-laki seperti Daraka. Ia tidak akan menguras tenaga dan pikirannya, untuk berkelahi di depan umum seperti ini.
Sedetik kemudian Darka menghentikan langkahnya. Ia tidak percaya apa yang di lihatnya. Ia memandang Linggar bersama laki-laki berkacama itu lagi. Inilah perasaan tidak enak yang menghantuinya. Ia melirik Sena, masih mengapit tangannya dengan erat. Jujur tidak terima Linggar bersama laki-laki lain. Linggar adalah alasan dirinya ke Jakarta. Tapi wanita sekarang malah bersama laki-laki lain. Ia tahu laki-laki itu lah, yang merebut Linggar darinya.
Sena melirik Darka, terlihat jelas rahang laki-laki itu mengeras.
"Darka kamu kenapa," tanya Sena.
Jantungnya bergemuruh, hati nya seperti teriris melihat kebersamaan itu. Ya, ia tidak bisa mengelak lagi, toh mereka sama-sama bergandengan tangan bukan dengan pasangannya.
"Aku enggak apa-apa," ucap Darka datar.
Pandangannya Sena beralih ke arah sepasang itu, kini berjalan mendekatinya. Ia yakin, itu adalah alasan Darka menghentikan langkahnya.
"Siapa mereka," ucap Sena.
Darka tidak menjawab pertanyaan Sena. Ia mengepalkan tangan, hingga buku-buku tangannya memutih. Wajahnya memanas, ingin sekali ia membunuh laki-laki berkaca mata itu. Emosinya tidak tertahan lagi, kini Linggar berdiri tepat di hadapannya.
"Jadi ini alasan kamu balik ke Jakarta," ucap Linggar, memandang iris mata itu.
Linggar memperhatikan wanita di samping Darka. Ke dua insan itu mengenakan pakaian yang sama, jelas sekali mereka sepasang kekasih yang sedang berbahagia. Si brengsek ini mengatakan ke Jakarta karena merindukannya, dan akan memperjuangkan dirinya di hadapan orang tuanya. Ternyata laki-laki itu berbohong, dia pasti merindukan kekasih barunya. Oh Tuhan, semua hubungan ini sama-sama penghianat. Apapun alasannya jelas saja ia akan memutuskan hubungan ini. Ia tidak akan mengeluarkan air mata untuk si brengsek ini lagi.
Linggar menghembuskan nafasnya secara perlahan, ia lalu melirik wanita di samping Darka. Pantas saja Darka memilih wanita itu, lihat saja dia begitu cantik, berwajah oriental, seperti Sandra Dewi.
Wanita itu hanya Diam, dan membalas pandangannya. Sepertinya Radit sudah siap menjaganya, jika sewaktu-waktu ia akan menampar, selingkuhannya itu. Ia tahu bahwa Darka tidak kalah emosinya terhadap dirinya, mengetahui bahwa ia bersama Radit.
"Semoga kalian berbahagia, ayo mas kita pergi. Panas banget rasanya disini," ucap Linggar.
Radit tersenyum culas, ia melirik Darka.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)
Romance"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan. "Ya, dia si brengsek itu," Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita. Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana," "Sumpah sekarang dia lebih hot," Linggar yang menden...