"Anak mami sudah pulang," ucap Mami Darka.
Darka memandang wanita separuh baya itu mendekatinya dan memeluknya hangat. Sedetik kemudian wanita itu melepaskan pelukkanya.
"Mami seneng akhirnya kamu pulang juga. Mami kangen banget sama kamu," ucap nya lagi.
"Iya mi, papi mana?" Tanya Darka.
"Biasa lagi main golf sama Rika,"
"Owh,"
"Aku ke atas dulu ya mi," ucap Darka, meninggalkan maminya, dan berjalan ke arah tangga.
"Darka !"
Darka menghentikan langkahnya dan lalu menoleh ke arah wanita separuh baya itu.
"Ada apa mi?" Tanya Darka.
"Nanti malam kamu datang ya acara resepsi pernikahan Denada. Nikahnya sih udah kemarin, nanti malam pesta nya,"
Darka mengerutkan dahi, "Denada?"
"Kamu enggak ingat? Sepupu kamu sendiri," ucap mami.
Darka mencoba berpikir dan mencoba mengingat.
"Denada sepupu kamu, ingat enggak? Anaknya tante Ulan," ucap mami Darka.
"Owh Denada yang item, dan ingusan itu,"
"Ya itukan dulu waktu masih SD. Sekarang sudah cantik, kulitnya udah putih. Kamu harus datang ya, enggak enak kalau enggak datang,"
"Iya, mi," ucap Darka. Ia lalu meneruskan langkahnya menuju kamar. Ia kembali menoleh ke arah mami, sebenarnya ia ingin menceritakan masalah hubungannya dengan Linggar, tapi tidak sopan rasanya jika berbicara ketika seperti ini.
Seburuk apapun sifat orang tuanya, ia tidak akan menyakiti beliau. Wanita itu lah yang melahirkannya, menyayanginya, walau terang-terangan beliau tidak menyukai Linggar. Mungkin ia akan berbicara baik-baik kepada orang tuanya nanti.
*********
Darka,
Sepupu aku nikah, Aku datang agak malaman datang ke apartment kamu.
Sedetik kemudian, notifikasi masuk, ternyata dari kekasihnya Linggar.
Linggar,
Iya, enggak apa-apa.Darka memasukan ponsel di saku celananya. Ia berjalan menuju ballroom, mengikuti langkah ke dua orang tua, dan Rika adik bungsunya. Darka mengedarkan pandangannya kesegala penjuru ballroom. Ballroom nampak begitu mewah dengan dekor bunga-bunga berwarna putih. Jujur sebenarnya tidak terlalu suka menghadiri acara seperti ini. Terlebih banyak orang yang tidak ia kenal di sini. Jika tidak memandang tante Ulan, mungkin ia lebih baik ia bersama Linggar.
"Darka !,"
Darka lalu menoleh empat puluh lima derajat, ia memandang wanita separuh baya itu mengenakan kebaya merah muda, dengan rambut di sanggul. Ia tahu bahwa itu adalah tante Ulan.
"Kamu Darka kan, keponakan tante yang tampan itu,"
Darka tersenyum dan mengangguk, "iya tante,"
"Kapan kamu datang dari New York," ucap tante Ulan.
"Tadi pagi tante," ucap Darka.
"Kamu bisa secakep ini, kata mami kamu, sekarang kamu arsitek ya,"
"Iya tante," ucap Darka kikuk, ke dua orang tuanya dan Rika entah hilang ke mana.
"Kamu hebat, cakep arsitek lagi,"
"Selamat ya tante, Denada udah nikah," ucap Darka, ia lalu memeluk tubuh tante Ulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SELEBGRAM DAN TUAN CEO (SELESAI)
Romance"Itu mantan lo," ucap Tita, mencoba memastikan. "Ya, dia si brengsek itu," Tita melirik Linggar, "Dia makin tampan Ling," gumam Tita. Linggar mengerutkan dahi dan melirik Tita, "Tampan dari mana," "Sumpah sekarang dia lebih hot," Linggar yang menden...