Kini Edward dan Jelita semakin dekat dan Edward pun sering kali perhatian pada Jelita
Dan selain itu Edward juga lebih banyak banyak tentang agama muslim dengan Jelita, dari ucapan dan penjelasan Jelita entah kenapa ia merasa yakin kali ini baru pertama kali ia menemukan semua jawaban yang sebenar nya ada di kepala nya sejak dulu dan kini Edward menemukan jawaban nya sendiri."Aku kagum dengan cerita nabi nabi yang kau ceritakan Jelita" ucap Edward senyuman nya tak pernah lepas dari gadis yang kini sedang di hadapannya.
"Iya aku juga..ada yang mau di tanya kan lagi?".
"Hm..aku pernah denger pertanyaan ini dari orang orang, memangnya kalo di Indonesia tidak boleh menikah beda agama?kenapa di luar negeri boleh?" Tanya Edward pada Jelita.
"Mm..aku takut salah ngejawab pertanyaan kamu itu Edward,tapi yang aku tau memang gak boleh menikah beda agama tapi kalo memang disalah satu di antara mereka ingin menjadi muslim ataupun ya apa boleh buat,kalo menurut aku seperti itu" jawab Jelita.
"Jelita" jelita menatap Edward.
"Iya".
"Aku ingin menjadi muslim tapi sebelum itu aku harus membicarakan hal ini pada keluarga ku terlebih dahulu,selain itu aku juga ingin segera melamar mu" ucap Edward sontak membuat Jelita tersendak ketika minum jus nya.
"Ngelamar?" Sontak Jelita.
"Iya, sebenarnya aku udah mulai ada rasa selama kita bertemu dan bersama di Bali..kamu mau kan bimbing aku nanti ketika aku menjadi seorang mualaf? Aku jadi mualaf bukan karena kamu Lita,tapi dari hati paling dalam aku sendiri sejak dulu mungkin aku sudah merasa nyaman menerima kehadiran saudara saudara ku yang muslim dan sejak aku bertemu dengan mu aku telah menemukan yang sebenarnya" ucap Edward serius.
Jelita dapat merasakan keseriusan Edward.
"Kamu mau kan Lit? Nanti malam kita akan terbang ke London,disana ada mesjid yang bagus banget di kota itu dan banyak agama Islam disana,kamu mau kan jalan jalan sama aku ke London?" Tambah Edward.
"Mm..iya aku mau Edward" jawab Jelita.
"Untuk perasaan aku ke kamu jawab nya nanti aja setelah aku bawa keluarga aku ke Bandung untuk melamar mu,cuma kamu yang aku mau Jelita" ucap Edward.
Jelita tersenyum penuh arti pada Edward tak di sangka ternyata selama ia bertemu dan bersama nya Edward memiliki rasa pada nya,tapi yang membuat Jelita kagum adalah Edward tidak mengajaknya berpacaran melainkan menikah dengan nya, menurut Jelita Edward adalah pria yang hebat ia tidak menyatakan cinta nya ia hanya menyatakan ingin melamarnya setelah ia menjadi seorang mualaf nanti.
"Aku gak sabar pengen ngeliat menara big Ben" ucap Jelita.
"Nanti kita akan kesana".
"Semoga nanti ada pangeran dari kerajaan yang ganteng ganteng terus aku ajak foto bareng deh" ucap Jelita.
"Aku ikut foto ya" jawab Edward cemberut padahal Jelita sengaja membuatnya panas.
"Gak boleh Edward,kamu fotoin aja ya".
"Gak Lita aku harus ikut foto bareng,nanti kalo pangeran nya ngambil kamu dari aku gimana?" Ucap Edward membuat Jelita tertawa dengan sikapnya itu.
"Hahahaha,ya gak mungkinlah " jawab Jelita tertawa bahagia.
*Skip
Kini Edward sudah berada di kamarnya ia segera mengambil ponselnya dan menelpon seseorang yang tak lain adalah adiknya Risa.
"Hallo".
"Hay, bagaimana liburan mu itu seru atau menyenangkan?" Ucap Risa di sebrang sana.
"Tentu aku menyenangkan sekali liburan ku ini Risa,kau tau selama di Bali aku bertemu siapa".
"Mm..siapa aku tidak tau".
"Aku bertemu dengan Jelita dan besok aku akan mengajaknya liburan ke London" ucap Edward bahagia.
"What! Wait..kau tau dari mana kalo itu Jelita?aku belum mempertemukan kalian".
"Kau memang belum mempertemukan kami Risa tapi Tuhan lah yang telah menemukan kami berdua,jangan salah kan aku ini sudah takdir, dan kau tau saat itu tak sengaja aku masuk ke kamar mu dan aku melihat di meja mu ada sebuah foto mu dengan gadis lain aku yakin pasti itu Jelita karena wajahnya Asia dan kau tidak punya teman Asia selain dia bukan" ucap Edward.
"Astaga,sungguh bodoh sekali diri ku ini...tapi yasudah lah ya..".
"Oya apa papa mama sudah pulang dari Skotlandia?".
"Sudah baru saja mereka sampai, memangnya ada apa kau bertanya biasa nya kau tidak terlalu peduli".
"Katakan pada mereka setelah aku pulang dari london aku ingin berbicara yang sangat sangat penting. Sekarang aku masih di Bali dan sekarang sudah sore nanti malam dari sini aku ingin ke London bersama Jelita" ucap Edward.
"Iya-iya nanti ku sampaikan pada mereka,salam ya buat Jelita katakan aku sangat rindu pada nya".
"Iya oke,bye" tutup Edward ia pun menaruh kembali ponsel nya dan segera merapihkan pakaian nya dan masukkan kedalam kopernya karena jam 7 nanti ia harus sudah ada di bandara, begitupun juga Jelita mungkin saat ini ia sedang merapihkan barang barangnya.
Beberapa jam kemudian kini sudah jam setengah 7 Edward dan Jelita segera check out dari hotel. Jelita dan Edward memasukan barang mereka ke dalam taksi dan segera menuju ke bandara.
"Jelita,kita makan nya di pesawat saja gapapa kan" ucap Edward pada Jelita, Jelita pun mengangguk mengerti, selama 14 menit akhirnya mereka pun sampai dan mengeluarkan barang-barang mereka dan segera menuju pintu masuk, ketika hendak ingin memasuki pesawat banyak pramugari yang menyambut mereka sangat ramah dan juga ada pramugari yang sejak tadi menatap Edward tak ada hentinya membuat Jelita sedikit risih, akhirnya ada ide muncul di kepala nya ia ingin membuat wanita pramugari itu menghentikan pandangan nya pada Edward.
"Mata kamu ada apaan sini aku tiup" ucap Jelita yang menatap Edward.
"Hah!ada apa" Edward pun memajukan wajahnya dan Jelita pun meniup mata Edward dan mengelus wajah mulus dan tampan Edward di iringi dengan senyuman nya hal itu membuat wajah Edward memerah.
"Kamu apa apaan sih bisa cemburu juga ternyata" ucap Edward yang mungkin merasa diri jelita aneh yang tiba tiba meniup mata nya padahal ia tidak merasa ada apa apa di mata nya Edward sebenarnya memang menyadari bahwa ada salah satu pramugari yang melihatnya tanpa berkedip-kedip, mungkin itu yang membuat Jelita risih.
"Yaudah yuk masuk" ajak Edward mereka pun masuk kedalam pesawat Jelita dan Edward duduk di bangku dua jelita duduk di dekat dengan jendela sedangkan Edward di sampingnya.
"Edward kenapa kita berangkatnya sekarang?kan jadi gak bisa lihat kebawah" keluh Jelita
"Emangnya kenapa?lagi pula kalo kita berangkatnya besok siang disana sudah malam dan kalo kita berangkat malam disana mungkin siang atau pagi mengerti kan maksud ku Jelita" jelas Edward membuat jelita mengangguk paham.
Pesawat yang mereka tumpangi sudah terbang dan berjalan dan para pramugari sedang menyiapkan hidangan nya untuk para penumpang. Jelita dan Edward menikmati hidangan tersebut ketika sudah selesai makan Edward menceritakan diri nya saat ingin menerbangi pesawat.
"Kau tau Jelita pertama kali aku ingin mendaratkan nya hati ku merasa senang sekali dan.." tiba tiba ucapan Edward terpotong ketika ia melihat Jelita sudah tertidur Edward pun tersenyum melihat Jelita yang sedang tidur ia pun menarik kepala Jelita secara perlahan dan menaruhnya di bahu nya agar ia merasa nyaman.
"Tidurlah Jelita aku akan selalu ada di samping mu walaupun nanti ada satu hati yang merasa tersakiti aku sangat yakin Rasyah menyukai mu tapi aku juga menyukai mu dan maafkan aku Rasyah yang telah memperebutkan Jelita dari mu tapi inilah kebahagian ku,kau beruntung sedangkan aku tidak Rasyah" gumam Edward pelan. Perlahan ia menutup mata nya dan ia pun juga tertidur.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
"Maafkan aku,tapi setidaknya aku ingin merasakan apa yang aku ingin rasakan"Like dan komen jika kalian suka
Jangan lupa😊Bersambung......
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYAH (JELITA 2)
Ficção AdolescenteKelanjutan Cerita Jelita yang pertama. Baca dulu yang pertama ya biar tahu kisahnya 😊 "Aku kembali Jelita,aku menepati janji ku ini pada mu. Jakarta sudah berbeda tidak lagi seperti dulu seperti nya aku telah ketinggalan banyak cerita dari kota ini...