20. Keinginan Edward

20 2 0
                                    

Warsawa, Polandia 🇵🇱

Kini Edward pulang kerumahnya disana ia disambut oleh para pekerja yang ada dirumah itu dengan sambutan yang ramah tapi tidak dengan kedua orangtuanya yang tak peduli dengan kedatangannya, kali ini sang adik Risa tidak ada di rumah karena ia sedang ada dinas di luar kota. Edward melihat papa mama nya sedang bersantai diruang keluarga ia pun duduk di bangku sofa single.

"Papa mama, Edward boleh bicara dengan kalian?" Mulai Edward, tetapi mereka sama sekali tidak menatap anak sulungnya itu Gibran yang masih fokus dengan laptopnya sedangkan Vera yang masih menatap ke arah tv.

Merasa di cuekin Edward akan tetap berbicara ia tidak peduli dengan respon orangtua nya mau mereka mendengar atau tidak yang penting ia sudah mau berbicara dengan mereka.

"Terserah kalian mau dengar Edward atau tidak Edward tidak peduli, ada satu hal yang ingin Edward sampaikan sama kalian dan ini sangat penting" ucap Edward.

"Apa" jawab Mama nya Vera yang mata nya sama sekali tidak menatap Edward.

"Edward ingin menjadi muslim mah pah, mungkin soal pindah agama kalian tidak keberatan,tapi ada hal lain yaitu Edward ingin melamar seorang gadis asal Indonesia" ucap Edward membuat kedua nya menatapnya dengan tajam dan serius.

"Kalo soal kau mau pindah agama kami memang tidak berhak memaksa mu,tetapi siapa gadis Indonesia yang akan kau lamar itu,hah?apa dia satu pekerjaan juga dengan mu itu?" Ucap Gibran papa nya.

"Bukan pah,dia hanya seorang karyawan di perusahaan di Jakarta..dia gadis yang baik bahkan Rasyah dan juga papa nya sangat mengenal gadis itu" jawab Edward.

"Ya..ya..ya..terserah kau saja..kapan kira kira kami ke Indonesia?" Ucap Gibran pasrah.

"Setelah Edward menjadi seorang mualaf lah..sebelum Edward bawa papa dan mama ke Indonesia Edward harus menjadi muslim dahulu, biar nanti kedepannya tidak jadi masalah yang terjadi" jawab Edward.

"Siapa gadis itu kalo boleh mama tau" tanya mama nya.

"Nama nya Jelita Maharani, Risa juga sangat dekat nya papa mama juga boleh bertanya tentang Jelita pada Risa nanti kalo ia sudah pulang".

"Baiklah..." Sahut Gibran sambil menghela nafasnya.

"Papa mama gak usah khawatir..soal pernikahan nanti Edward punya uang tabungan Edward sendiri kok" ucap Edward.

"Masalah pernikahan itu terserah kau tetapi masalah keluarga besar kita yang akan ke Indonesia biar kami yang bertanggungjawab" jawab Gibran.

"Terimakasih pah..mah, semoga papa mama merestui Jelita dan Edward,kalo gitu Edward permisi.. selamat siang" pamit Edward pada kedua orangtuanya dan pergi dari rumahnya itu.

Kini Edward merasa tenang telah mengungkapkan keinginannya pada keluarganya walaupun respon mereka bisa dibilang kurang bagi nya tapi ia sangat senang tidak ada kendala yang membuat nya dengan Jelita harus berhenti, Edward pergi meninggalkan tempat itu. Yang kini ia lakukan adalah mencari seseorang yang tepat untuk membantu nya menjadi seorang muslim yaitu adalah saudara dari keluarga papa nya Rasyah yang merupakan ulama disana yang memang tinggal di kota itu.

*****************

Jakarta.

Kini Salsa dan Jelita berada di ruang meeting bersama keluarga Chelsea yaitu papa nya dan juga Arka.

"Ya jadi bagaimana keadaan di Lombok?" Tanya papa nya Chelsea pada Salsa dan Jelita.

"Ehm...di Lombok baik baik aja pak hanya disana ternyata ada beberapa mesin yang memang benar benar telah rusak dan kami pun sepakat untuk menyuruh mereka untuk membeli baru mesin nya dan uang yang kami berikan pada bendara disana sudah cukup" jelas Jelita.

"Arti nya tidak ada kendala lagi kan disana?" Ucap Arka sambil menatap Jelita dengan kagum nya, mungkin Arka masih belum move-on dari Jelita sejak tadi terus saja memperhatikan Jelita.

"Sudah baik,kita berdua di Lombok cukup menghabiskan waktu disana karena kendala di Lombok lama beda dengan di Bali" lanjut Salsa.

"Oke,lalu di Bali bagaimana?" Sahut Chelsea.

"Disana sama kendala nya seperti di Lombok tapi ada beberapa karyawan yang di pecat karena melakukan kecurangan saat bekerja, dan ini laporan semua nya saat di Lombok dan di Bali" ucap Jelita sambil memberikan sebuah map berisi laporan yang dibuatnya pada papa nya Chelsea untuk melihat.

"Baiklah kerja kalian sangat bagus sekali terimakasih, saya harap liburan kalian berdua menyenangkan" ucap papa nya Chelsea pada Salsa dan Jelita mereka berdua hanya memberikan senyuman ramahnya.

"Jadi kamu liburan kemana aja Lit?" Tanya Arka tiba tiba pada Jelita.

"Ke London kak" jawabnya.

"Ohh..kenapa gak holiday ke singapur aja?kan aku bisa menemani kamu jalan jalan" ucap Arka.

"Ekhmm...ada yang belum move-on nih" sindir Chelsea.

"Sudah sudah kalo gitu rapatnya telah selesai silakan Salsa dan Jelita kembali bekerja" perintah Papa nya Chelsea Jelita dan Salsa pun mengangguk paham dan mereka pun pergi dari ruang rapat di ikuti oleh Chelsea dan Arka.

"Jelita" tegur Arka pada Jelita, ia pun menoleh ke sumber suara.

"Kenapa?".

"Nanti makan siang bareng yuk! Udah lama loh kita gak makan bareng,mau kan?" Ucap Arka, karena tidak enak menolak tawaran Arka Jelita hanya mengangguk setuju dan ia pun kembali ke tempatnya bekerja, Arka senang akhirnya Jelita mau di ajak makan siang oleh nya nanti.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang Jelita membereskan pekerjaan tak lama Arka pun datang menghampiri meja nya.

"Kita jadi makan siang kan?" Ucap Arka yang tiba tiba datang.

"Iya jadi di kantin atau dimana?" Jawab Jelita.

"Hmm..di kantin aja kalo di luar Kasian kamu nya lagi banyak kerjaan" kata Arka Jelita pun hanya mengangguk dan mengikuti Arka disampingnya berjalan menuju kantin kantor.





***************

Warsawa, Polandia

Kini Edward sedang berada di rumah Rasyah kedatangan ke rumah Rasyah hanya ingin
Memperdalam pengetahuan tentang muslim karena diantara saudara nya hanya Rasyah yang mudah kalau saudara nya sebagian sudah tidak di Warsawa sebagian sudah pindah ke Turki.

"Lain pada kemana Syah?" Ucap Edward yang melihat rumah Rasyah nampak sepi.

"Papa mama ke Kairo Salim juga,kak Angel di Aceh sama suami nya, lalu Lisyah di Amerika" jawab Rasyah.

"Berarti kau sendirian disini?" Rasyah hanya mengangguk sebagai jawaban nya.

"Kenapa kau tidak melanjutkan kuliah kedokteran mu saja di Amerika bersama kakak mu Lisyah agar kau tidak kesepian dan begitupun juga dengan nya" ucap Edward.

"Insyaallah mungkin nanti, untuk sekarang aku hanya ingin menjalankan dulu yang ada sebagai seorang dokter jantung lulusan sarjana saja sudah cukup bagi ku,lalu bagaimana dengan kau sendiri?kau masih ingin kuliah biasa?" Rasyah bertanya balik pada Edward.

"Tidak aku tidak kuliah lagi..menurut ku sudah cukup seorang pilot hanya naik pangkat saja tidak perlu harus naik gelar" jawab Edward.

"Baiklah,ada perlu apa kau kemari?mau periksa Jantung?banyak pasien ku yang datang kerumah untuk konsultasi" ucap Rasyah.

"Aku ingin kau mengajari ku tentang Al Qur'an kau mau" jawab Edward.

"Sungguh..?"

"Memangnya aku bercanda,aku serius...tidak bohong kalau kau tidak mau gapapa.."

Rasyah hanya mengangguk pasrah dan menuruti keinginan Edward sepertinya Edward benar benar serius.





















➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"Tidak ada salahnya kan?aku hanya ingin tahu lebih dalam lagi".
















Vote and komen nya gusy jangan lupa 😁🙏

RASYAH (JELITA 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang