Kini Rasya dan Edward menghantarkan Jelita ke bandara Jelita akan pulang ke Indonesia bagi nya liburan nya sudah lebih dari cukup.
"Aku pamit,Oya Syah dari sini apa kamu akan kembali ke Warsawa?" Ucap Jelita.
"Iya aku akan pulang ke Warsawa" jawabnya.
"Lit,nanti kalo udah sampai hubungin aku ya.." sahut Edward.
"Iya" jawabnya.
"Kamu langsung ke Jakarta atau Bandung?" Tanya Rasyah.
"Jakarta soalnya ada hal yang harus aku siapkan sama Salsa sebelum aku kembali bekerja" jawab Jelita.
"Edward, aku harap saat kamu datang ke Bandung kamu sudah menjadi mualaf" tambah Jelita membuat Edward mengangguk sambil tersenyum pada nya berbeda dengan Rasyah yang sejak tadi hanya diam dan menatap ke arah lain.
"Kalo gitu aku berangkat dah sampai nanti" pamit Jelita pada Rasyah dan Edward, perlahan Jelita telah meninggalkan mereka dan Rasyah dan Edward pun juga pergi dan kembali ke mobil.
Jelita masuk ke dalam pesawat dan duduk di dekat jendela, akhirnya ia pulang dan kembali ke tanah air, seakan ia rindu. Ia pun membuka ponselnya dan mematikan ponselnya dan menaruhnya ketika melihat tanggal hari ini seketika membuat Jelita mengingat sesuatu.
"2 hari lagi El ultah ke 24 ,andai kamu masih hidup pasti bakalan aku bikin prank buat kamu" ucap Jelita dalam hati, tak lama pesawat nya pun sudah berjalan, selamat tinggal kota London semoga lain waktu bisa datang kembali.
*Skip
Di dalam mobil hanya keheningan saja di antara Rasyah dan juga Edward.
"Oya Syah nanti ada gereja berhenti ya aku ingin ibadah untuk terakhir kali nya" ucap Edward.
"Kau yakin ingin menjadi mualaf?" Tanya Rasyah.
"Iya yakin,memangnya salah kalo aku pergi ke gereja untuk ibadah yang terakhir kali nya karena sebentar lagi aku bukan non-muslim lagi" kata nya.
"Lalu kalo kau sudah menjadi muslim apa kau masih memainkan biola kuno mu itu?".
"Memangnya memainkan sebuah alat musik seperti biola itu harus memandang dari agama nya?tidak kan aku tau Rasyah..banyak kok musisi di dunia yang beragama muslim yang memainkan alat musik nya" ucap Edward.
Rasyah hanya diam ia tidak bisa menjawab lagi ucapan Edward tak lama mobil yang dibawa oleh Rasyah berhenti disebuah gereja di kota itu, Edward pun melepaskan sabuk pengaman. Dan keluar dari mobil dan masuk kedalam gereja sedangkan Rasyah hanya mematikan mesin mobil dan keluar dari mobil dan ia pun melihat ada sebuah kafe di sebrang sana.
Di dalam gereja tidak ramai hanya beberapa orang saja yang datang karena Edward tidak datang pas hari Minggu, Edward berjalan ke arah depan dan duduk di bangku panjang paling depan ia pun menyatukan kedua telapak tangannya mata nya menatap arah depan.
"Tuhan jangan pernah membenci ku saat aku bukan lagi hamba mu, aku akan meninggalkan ajaran mu selama ini yang ku terapkan, ku mohon janganlah kau kutuk aku,terimakasih atas semua bantuan nya hingga aku bisa seperti sekarang ini mewujudkan semua impian ku, hari ini adalah hari terakhir aku mengunjungi dan berdoa pada mu, prinsip di hidup ku yaitu adalah tuhan hanya satu,setelah ini kau bukanlah lagi tuhan ku, ku mohon maafkan lah aku,amin" ucap Edward. Setelah selesai berdoa Edward melihat sebuah piano dulu saat ia kecil sering sekali ia memainkan piano di acara natal, Edward pun menghampiri benda itu.
"Terima kasih kenangan kau telah membawa ku ke jalan yang benar" tambahnya, setelah selesai Edward pun keluar dari gereja dan menghampiri mobil saat ia ingin membuka pintu mobil terkunci lalu ia membuka ponselnya baru ingin menghubungi Rasyah ,Rasyah sudah memberinya pesan bahwa ia sedang berada di kafe di sebrang, dan segera Edward pun menyebrang dan masuk ke dalam kafe tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYAH (JELITA 2)
Teen FictionKelanjutan Cerita Jelita yang pertama. Baca dulu yang pertama ya biar tahu kisahnya 😊 "Aku kembali Jelita,aku menepati janji ku ini pada mu. Jakarta sudah berbeda tidak lagi seperti dulu seperti nya aku telah ketinggalan banyak cerita dari kota ini...