Sudah sebulan dan akhirnya Edward pulang kerumahnya dan langsung menemui Jelita namun saat sudah kembali ke rumah Jelita tidak ada di rumah dan ia pun baru ingat hari ini adalah hari Senin jadi pantas saja Jelita tidak ada di rumah pasti istri nya itu sedang berada di kantor.
Edward pun mengambil ponselnya di dalam tas nya dan langsung menelpon sang istri.
"Assalamualaikum,sayang".
"Walaikumsalam, ada apa Ed aku lagi sibuk nih".
Jelita masih belum tahu bahwa Edward sudah pulang memang Edward yang lupa memberi tahu nya.
"Kamu ada dimana sekarang?".
"Di kantor lah masa di hutan".
"Hmm, yaudah deh kamu kaya nya lagi sibuk banget".
"Iya maaf ya nanti aku telpon lagi bye" tutup Jelita, Edward hanya menghela nafasnya ia juga baru sampai lebih baik ia istirahat dulu sebentar dan nanti siang ia akan ke kantor Jelita memberinya kejutan. Sebelum ke kamar Edward pergi ke dapur dulu untuk menemui pembantu nya Willy.
"Willy.." sapa Edward Willy yang sedang mencuci piring pun menoleh.
"Iya ada apa tuan?".
"Tolong nanti kamu siapkan bekal makan siang untuk ku dan Jelita ya, saya ingin ke kamar dulu istirahat sebentar" perintahnya Willy pun mengangguk patuh.
*Skip
Kini Jelita benar benar sedang sibuk semua berkas berkas nya sudah menumpuk di atas meja nya.
Tok...tok...tokk
"Masuk" ucap Jelita, pintu pun terbuka dan datanglah Daniel sekretaris nya.
"Maaf kak ada yang bisa saya bantu sepertinya anda sedang kesulitan?" Ucap Daniel dengan sopan.
"Tolong kamu ambil sebagian map itu dan bawa dan tolong kamu cek semua nya itu sudah aku tanda tangan tinggal kamu cek,terus rekap,dan catat di agenda surat" jawab Jelita, Daniel langsung mengambil sebagian tumpukan map yang ada di meja Jelita dan langsung keluar dari ruangan itu dan langsung mengerjakan nya.
Pintu kembali terbuka dan kini yang datang adalah papa mertua nya Gibran, Jelita sempat menoleh tapi masih fokus dengan laptop nya.
"Kamu kelihatan sibuk sekali nak" ucap Gibran pada Jelita.
"Iya pah soalnya masih banyak banget yang aku urus untung tadi si Daniel Dateng dan aku suruh aja dia ngambil sebagian map untuk di kerjakan" jawab Jelita.
"Papa hanya ingin memberi tahu bulan depan papa akan pergi keluar kota sama mama ingin mengunjungi kantor cabang di Belanda" ucap Gibran membuat Jelita menghentikan aktivitas nya.
"Belanda?" Ulang Jelita.
"Iya kenapa?kamu mau ikut papa dan mama ke Belanda?boleh tapi kamu harus izin sama suami kamu".
Di dalam pikiran Jelita adalah ia ingin bertemu Marcel di Belanda tetapi tugas dan tanggungjawab nya juga jauh lebih penting.
"Gak pa jelita gak mau ikut tadi Jelita cuma kepikiran sesuatu aja kok".
"Yasudah jangan terlalu di fikirkan papa keluar dulu ya" Gibran pamit keluar dari ruangan Jelita dan ia pun melanjutkan kembali pekerjaan nya.
*Skip
Sudah pukul 12 siang Edward sudah sampai di kantor Jelita kerja ia pun langsung memasuki ruangan Jelita tanpa mengetuk pintu.
"Hay sayang ku" sapa Edward Jelita menoleh dan ia pun segera menghampiri Edward dan memeluknya dengan erat dan di balas oleh Edward.
"Kapan kamu pulang Ed?" Ucap Jelita.
"Baru tadi pagi sepertinya saat kamu sudah berangkat" jawab Edward Jelita melepaskan pelukannya dan menyuruh Edward untuk duduk di sofa.
"Ini aku bawain makan siang dari rumah kita makan bareng yuk" ucap Edward sambil membuka kota bekal yang di bawa nya tadi dari rumah.
"Habis makan kita pulang ya" ucap Jelita.
"Loh kok pulang?kerjaan kamu sudah selesai?".
"Belum, aku kangen sama kamu Ed" Edward hanya tersenyum.
"Aku juga kangen kamu,tapi kamu harus tanggung jawab sama kerjaan juga dong, aku tungguin disini sampai kamu selesai".
Jelita mengangguk pasrah dan mulai memakan bekal makan siangnya.
Selesai makan siang Jelita dan Edward solat Zuhur dahulu di mushola kecil di kantor di lantai dua lalu setelah selesai solat mereka berdua kembali ke atas ruangan Jelita dan ia melanjutkan lagi tugasnya dan Edward ia tidak pulang sesuai keinginannya ia ingin tetap di kantor menemani istri nya itu sampai selesai.
Drtttt...drrrttt....drrrttt...
Suara ponsel Edward berdering dan ia pun segera mengangkatnya.
"Hallo"
"...."
"Kenapa?"
"......"
"Astaghfirullah, oke-oke kau perlu berapa?".
"......"
"Nanti aku kirim kan, jangan khawatir".
"...."
"Oke,bye" tutup Edward Jelita yang mendengarnya bertanya pada Edward.
"Siapa yang nelpon?" Tanya Jelita pada Edward.
"Farel sahabat aku yang tinggal di Paris istri nya kena kanker rahim stadium 3 , dan mau pinjam uang sama aku" jawab Edward.
"Astaghfirullah,kasian sekali terus? Dia minta berapa?".
"Hmm lumayan banyak kalo di rupiahkan bisa 400 miliar" jawab Edward.
"Kamu punya uang segitu Ed?kalo kamu gak punya aku punya" ucap Jelita.
Edward tersenyum.
"Tidak perlu sayang, aku punya kok segitu lebih baik yang mu simpan saja aku gak mau ganggu uang kamu" jawab Edward.
"Tapi uang ku uang mu juga Ed".
"I know Jelita tapi aku gak mau biarkan pakai uang ku saja".
"Baiklah terserah kau saja" pasrah Jelita.
*Skip
Kini Edward dan Jelita sudah pulang kerumah dan soal makan malam sudah di sediakan oleh Willy sang pembantu.
"Silahkan di nikmati makan malam nya nyonya tuan" ucap Willy dengan sopan sambil beranjak pergi ke dapur.
Edward mulai mengambil nasi dan lauk begitu juga dengan Jelita.
"Ed aku penasaran dengan teman mu itu si Farel?" Ucap Jelita.
"Penasaran nya kenapa?".
"Penasaran aja ingin bertemu".
"Hmm... Kalo gitu nanti kita akan honeymoon di Paris kamu mau?" Ucap Edward.
"Seriusan kita bakal ke Paris" Jawab Jelita antusias.
"Iya seriusan" Jelita tertawa senang dan memeluk Edward.
Selesai makan malam Jelita dan Edward pergi ke ruang tengah untuk menonton televisi Jelita duduk disamping Edward sambil menaruh kepalanya di bahu Edward dan Edward pun mengelus rambut Jelita dengan lembut.
"Ed, kapan kamu ada tugas lagi?" Ucap Jelita
"Memangnya kenapa?" Bukan nya menjawab malah ia balik bertanya.
"Kalo ada tugas lagi jangan sampai sebulan ya kemarin aku kesepian Ed,tidur sendirian,makan malam sendirian,apalagi kalo lagi weekend" ucap Jelita sambil cemberut.
"Itu sudah jadi tugas aku Lit, dulu sebelum aku nikah dan punya kamu aku lebih dari sebulan bahkan sampai 6 bulan aku gak pulang, aku pergi sebulan seharusnya kamu bersyukur, karena pihak bandara sudah tau kalau aku sudah menikah" jawab Edward lembut.
"Iya Ed" jelita tidak lagi bertanya tanya pada Edward ia masih fokus pada televisi di hadapannya.
#Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYAH (JELITA 2)
Ficção AdolescenteKelanjutan Cerita Jelita yang pertama. Baca dulu yang pertama ya biar tahu kisahnya 😊 "Aku kembali Jelita,aku menepati janji ku ini pada mu. Jakarta sudah berbeda tidak lagi seperti dulu seperti nya aku telah ketinggalan banyak cerita dari kota ini...