Setelah menghantarkan Edward pulang ke hotel Jelita baru saja sampai rumahnya. Saat masuk kedalam ia mencium aroma kue yang sangat lezat ia pun segera pergi ke dapur saat sampai dapur ia melihat mama nya dan Rasyah baru saja selesai membuat kue.
"Tumben mama bikin kue" ucap Jelita pada mama nya Rasyah dan Linda hanya tersenyum.
"Bukan mama yang bikin tapi mama kangen sama kue buatan Rasyah" jawab Linda.
"Kamu mau aku potongin ya" ucap Rasyah langsung mengambil pisau dan piring kecil lalu memotong kue tersebut dan diberikan pada Jelita.
"Oya gimana tadi udah pilih baju buat nikahnya?" Tanya Linda pada Jelita.
"Sudah mah 2 Minggu lagi mungkin selesai" jawab Jelita sambil mengunyah kue.
"Terus gedungnya udah belum?kalo belum aku temenin nyari?" Sahut Rasyah.
"Gak perlu kok Syah gedung udah ada termasuk catering nya jadi tinggal buat undangan aja" jawab Jelita.
"Hmm..kue nya Tante bawa ke ruang tengah ya kalian kalo mau ngobrol ngobrol aja" Linda pergi dari dapur sambil membawa kue nya sedangkan Rasyah duduk sambil meminum teh begitupun juga Jelita.
"Sebuah jadi berapa bajet nya?" Tanya Rasyah.
"Emm...lebih dari 20 juta" jawab Jelita.
"Aku gak nyangka Edward punya uang sebanyak itu gaji pilot di Polandia saja 20 juta sebulan".
"Baju dan nyewa gedung itu pakai uang aku Rasyah" kata Jelita.
"Loh kan seharusnya Edward..kok malah kamu?".
"Emangnya kenapa? Lagi pula sama aja uang aku uang dia juga aku yakin nanti dia juga ngundang keluarganya dan temen temen nya otomatis tiket dan biaya hotel untuk mereka juga jauh lebih banyak pengeluaran nya,apa lagi mas kawin nya" ucap Jelita.
"Ohh gitu, terus nanti kamu bakalan tinggal dimana?" Tanya Rasyah.
"Belum aku ngomongin yang pasti seorang istri harus ikut suami kemana pun" jawab Jelita.
"Ohh berarti dia ke kamar mandi kamu ikut juga" ucap Rasyah langsung mendapatkan pukulan sendok di tangan nya dari Jelita.
"Rasyah pliss deh ya virus dari Jevin jangan di bawa bawa kesini ya" ucap Jelita Rasyah hanya terkekeh.
"Iya-iya aku cuma bercanda kok".
"Kamu ikhlas kan aku nikah sama Edward" tanya Jelita.
Rasyah menggenggam tangan Jelita dengan kuat sambil tersenyum ke arahnya.
"Aku sangat ikhlas Jelita tapi hati aku terkadang masih suka sakit ketika melihat kalian berdua apalagi tadi Edward bilang sayang ke kamu" ucap Rasyah.
"Aku harap kamu harus terbiasa nanti nya melihat aku dengan Edward, mungkin ini memang bukan jalan kita berdua dan juga bukan takdir kita. Takdir kita hanya di jadikan sebagai sahabat saja tidak lebih" jawab Jelita.
"Tapi kalau kamu tinggal di Polandia aku janji disaat Ed sedang ada tugas aku akan menemani mu" ucap Rasyah.
"Iya iya terserah kau saja" jawab Jelita , Rasyah berdiri dari tempat duduknya menghampiri Jelita dan langsung memeluknya dari belakang.
"Aku mohon ini yang terakhir kali nya aku bisa peluk kamu lit sebentar lagi kamu bakalan jadi milik orang lain" ucap Rasyah di telinga Jelita.
"Tapi aku akan tetap jadi sahabat mu Syah, kamu tidak akan sendirian".
"Iya tapi hati ku yang sendirian saat ini, kamu tidak akan pernah tau perasaan aku sama kamu Lit".
"Mau bagaimana lagi syah udah jalan nya seperti ini" jawab Jelita.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYAH (JELITA 2)
Fiksi RemajaKelanjutan Cerita Jelita yang pertama. Baca dulu yang pertama ya biar tahu kisahnya 😊 "Aku kembali Jelita,aku menepati janji ku ini pada mu. Jakarta sudah berbeda tidak lagi seperti dulu seperti nya aku telah ketinggalan banyak cerita dari kota ini...