Pagi hari nya Edward sedang bersantai sambil menonton TV sedangkan Jelita di dapur membuatkan teh untuk Edward, Edward memang sudah terbiasa minum teh di pagi hari di banding kopi karena ia jarang sekali minum kopi kecuali kalau memang sedang kepengen saja. Jelita membawa secangkir teh untuk Edward yang sedang menonton tv.
"Untuk ku?" Ucapnya sambil menerima secangkir teh tersebut dari tangan Jelita.
"Iya sayang,masa buat tetangga kita sih" jawab Jelita lalu duduk disamping Edward.
Edward meminumnya lalu menaruh di meja kecil disampingnya. Jelita melihat televisi sebuah tayangan yang entah orang itu berbicara bahasa apa membuat Jelita tidak mengerti Jelita menatap suami nya yang masih menatap ke layar tv tersebut.
"Sayang,ganti Chanel nya yang menggunakan bahasa Inggris aku tidak mengerti dia ngomong apa" ucap Jelita.
"Oke baiklah" Edward mengganti Chanel tersebut agar Jelita bisa paham.
Edward mengambil lagi teh nya lalu meminum nya.
"Teh buatan mu memang sangat menggoda di lidah ku ini" ucap Edward sambil memeluk Jelita dari samping.
"Oya hampir saja aku lupa,waktu itu papa nawarin aku kerja di Perusahaan nya menurut mu bagaimana?" Ujar Jelita.
"Sayang, aku ini suami kamu dan kamu istri aku jadi biarkan saja aku yang kerja dan mencari nafkah kau cukup di rumah jadi istri yang baik" jawab Edward sambil memegang dagu jelita gemas.
"Iya tapi kan kamu suka ada jadwal penerbangan yang kadang gak nentu kapan,jadi dari pada aku dirumah sendirian lebih baik aku kerja" ucap Jelita.
Edward diam dan berpikir yang dikatakan Jelita memang benar baru seminggu yang lalu ia meninggalkan Jelita untuk bekerja saja sudah membuatnya khawatir jujur selama berada di udara yang ada di pikiran Edward hanyalah Jelita Jelita dan Jelita , tetapi kalau Jelita di titipkan lagi di rumah orangtuanya Risa yang kerja,papa yang kerja,sedangkan mama sibuk dengan bisnis dengan teman teman nya, sedangkan Rasyah? Pria itu kini sedang sibuk dengan kuliah akhirnya di Jerman dan sebentar lagi juga lulus.
"Bagaimana Ed kalo kamu gak bolehin juga gapapa aku gak maksa kamu kok" ucap Jelita lagi.
"Kamu yakin mau bekerja di perusahaan papa?".
Jelita menganggukkan kepalanya.
"Aku takut kamu cape, kamu tau selama seminggu aku meninggalkan kamu di udara aku merasa khawatir dengan mu" ucap Edward, jelita tersenyum menatapnya.
"Kata papa pekerjaan ku tidak terlalu berat aku hanya datang,duduk,hadiri rapat,dan tanda tangan doang, dan itu masih dalam pengawasan papa..lagi pula papa mu sudah tidak lagi muda usia nya sudah termasuk batas pensiun sudah seharusnya dia menikmati masa tua nya, dan menurut aku kalo waktu itu memang kamu gak bisa aku juga bisa kok jadi penerus papa" kata Jelita untuk meyakinkan Edward.
"Oke baiklah aku izinkan, tapi dengan satu syarat yaitu kamu gak boleh kelelahan , jaga kesehatan ,makan nya jangan telat nanti aku akan minta sama papa buat mencari asisten untuk mu" jawab Edward.
"Makasih Edward kau memang baik sekali,dan aku senang sekarang hubungan kamu dan keluarga mu tidak lagi dingin seperti dulu" ucap Jelita sambil memeluk lengan Edward manja.
"Itu semua karena kamu yang mengubah segala nya" jawab Edward sambil mengelus kepala Jelita.
"Edward,tapi kau akan tetap menafkahi ku kan" Jelita kembali menatap Edward.
"Ya iyalah,itu sudah jadi tugas ku, walaupun kau bekerja aku akan tetap menafkahi mu dan anak kita nanti" jawab Edward.
****
Rasyah kini sedang duduk di ruang tengah sambil membuka laptopnya dan beberapa buku yang sedang ia baca baca, Zora datang menghampiri Rasyah dan duduk di sampingnya.
"Lagi ngaipain Syah" tanya Zora pada putra nya.
"Lagi ngirim email mah" jawab Rasyah tanpa menoleh pada mama nya.
"Oya mama hampir lupa kamu masih ingat kan dengan tetangga kita di Kairo?" Ucap Zora.
"Siapa mah?aku lupa?".
"Itu loh Tuan Raihan dan istri nya Zaynab".
"Ohh kenapa emang".
"Besok mereka akan ke sini kata nya ingin bertemu dengan papa dan mama".
"Ohh" jawab singkat Rasyah seperti ia sama sekali tidak tertarik.
"Kamu tau putri nya kan sih Sandra? Dia tambah cantik loh dia sekarang memakai hijab" ucap Zora.
"Terus dia ikut?" Jawab Rasyah datar.
"Ya ikutlah masa mau di tinggal sendirian, kamu masih lama kan pulang nya? Kalo masih lama kan siapa tau kalian bisa bertemu" ucap Zora, Rasyah menghentikan aktivitas nya lalu menatap mama nya dengan intens.
"Mama dan papa gak ada niatan buat jodohin aku kan?" Tebak Rasyah membuat Zora diam 'bagaimana anak ku bisa tau' ucap Zora dalam hati.
"Tidak sayang,kami hanya ingin mengenalkan kalian saja memangnya tidak boleh?".
"Iya sama aja tapi nanti ujung ujungnya Rasyah bakalan di jodohin juga kan! Kenapa sih papa sama Mama gak pernah ngerti kalo Rasyah tuh gak mau".
"Terus kamu menunggu siapa lagi Rasyah? Jelita sudah menikah kamu mau di bilang merusak rumah tangga orang" kesal Zora.
Rasyah hanya diam ia tidak lagi menjawab.
"Jelita sudah bahagia kalo kamu kaya gini terus ia akan sedih , kamu harus membuka kembali hati kamu untuk yang baru".
"Rasyah gak bisa mah, udah 14 tahun Rasyah menyimpan dan mencintai Jelita mah.. setiap hari Rasyah selalu ada buat Jelita, tapi Jelita malah suka sama orang lain ... Mama gak bisa ngerasain gimana rasa nya jadi aku yang menahan semua nya mah.. sebenernya aku gak suka ngeliat jelita dengan Edward.. dan seharusnya Rasyah bisa lebih tegas pada Edward untuk menjauhkan nya" ucap Rasyah dengan nada tinggi namun air mata nya sudah tidak bisa ia tahan lagi.
"Lalu apa yang kamu inginkan dari mereka? Apa kamu mau mengambil Jelita? Tidak bisa mama lihat Edward sangat membutuhkan Jelita dan menurut mama di antara kamu dan Edward dialah yang kuat untuk Jelita" .
"Jadi mama lebih membela Edward dibandingkan aku mah? Aku ini anak mama juga,pokoknya setelah lulus nanti aku bakalan menikahi Jelita aku gak masalah jadi suami kedua nya asalkan aku sama dia" ucap Rasyah.
Plak....
Zora menampar pipi Rasyah baru pertama kali tamparan yang membuat pipi Rasyah merah akibat tamparan nya.
"Jaga mulut kamu Rasyah, Jelita bukan wanita murahan.. dia orang baik apa kata orang nanti jika dia memiliki dua suami sekaligus?" Ucap Zora dengan nada tinggi.
"Mah, aku rela jadi yang kedua buat Jelita biarkan semua orang mengenal bahwa jelita hanya memiliki satu suami aku gak masalah tidak di anggap".
Zora hanya menggelengkan kepalanya ia sungguh pusing dengan anak nya satu ini ia pun pergi meninggalkan Rasyah.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYAH (JELITA 2)
Teen FictionKelanjutan Cerita Jelita yang pertama. Baca dulu yang pertama ya biar tahu kisahnya 😊 "Aku kembali Jelita,aku menepati janji ku ini pada mu. Jakarta sudah berbeda tidak lagi seperti dulu seperti nya aku telah ketinggalan banyak cerita dari kota ini...