15. Wisata London

31 2 0
                                        

Pagi hari ini Edward dan Jelita akan pergi keliling kota London berdua.

"Paman aku dan Jelita akan jalan jalan,kau mengizinkan nya?" Ucap Edward pada paman Robert yang sedang bersantai di ruang tengah sambil membaca koran.

"Ya tentu boleh,hati hati ya! Emm..pulang nya jam berapa?".

"Mungkin malam paman" jawab Edward.

"Jangan terlalu malam pulangnya Edward,kau tau sendiri kota ini kalo malam" ucap paman Robert Edward pun mengangguk.

*Skip

Kini Edward dan Jelita sedang berjalan di sebuah kota suasana kota London di pagi hari sangat menyenangkan banyak wisatawan dan turis lain yang berdatangan.

"Kamu suka Jelita" ucap Edward pada Jelita kini mereka sedang berada di dalam bis menunju tempat tujuan nya yaitu big Ben.

"Suka..kamu seperti nya harus rajin rajin bawa aku ke sini, karena aku tidak akan pernah bosan" jawab Jelita di iringi oleh kesenangan nya.

Edward hanya tersenyum mendengarnya, tak lama mereka pun sampai dan sambil berjalan Jelita tidak ada hentinya mengambil gambar melalui kamera nya.

Dari kejauhan sudah terlihat menara Big Ben Jelita bisa melihatnya.

"Edward,disini aja" ucap Jelita menghentikan jalan mereka berdua.

"Kenapa?kamu mau lihat dari jauh Jelita?".

"Gapapa,hanya ingin menikmati nya dari kejauhan sebelum aku menikmati nya dari kedekatan, aku takut ketika aku mendekat ia akan menjauh " ucap Jelita.

"Lalu kalo kamu menjauh apa dia akan mendekat?" Jawab Edward dengan cengengesan.

"Entah, tergantung tiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda".

"Iya sih,yaudah yuk sekarang kita harus mendekat jangan pernah takut Jelita ada aku disini yang tidak akan pernah menjauhi mu sejengkal meter pun" ucap Edward, Jelita hanya tersenyum mendengarnya mereka pun berjalan kembali menuju menara Big Ben sebuah ikon kota London.

Saat sampai Jelita dan Edward menghabiskan waktu mereka untuk berfoto-foto, setelah selesai berfoto-foto Edward mengajak Jelita jalan lagi yaitu ke salah satu Mesjid di kota London.

"Belum azan Zuhur Edward kau sudah membawa ku kesini" ucap Jelita, memang didaerahnya lingkungan mesjid banyak sekali orang orang muslim dari berbagai negara termasuk Jelita sendiri.

"Lebih baik datang lebih dulu Jelita,lagi pula sebelum azan kamu bisa membeli cemilan disini, jangan khawatir aku tau mana yang halal dan yang haram. Dan kau tau dikeluarga besar kami sangat melarang minum alkohol dan yang lain nya bahkan tidak hanya minuman saja begitupun makanan" Ucap Edward membuat Jelita mengerti sekarang.

Sebelum menungg jam 12 Jelita dan Edward pergi ke restoran yang tidak jauh dari sana
Sebuah restoran yang sederhana namun
Juga nyaman.

"Edward sudah berapa kali kau kesini" tanya Jelita sambil memakan makanannya.

"Hmm...jarang tapi kalo aku ada jadwal penerbangan ke London aku tidak pernah menolaknya" jawabnya.

"Kalo aku liat liat disini banyak orang orang Arab ".

"Kebanyakan sih mereka kesini itu pindah negara mungkin terus ada yang sekolah ataupun bekerja" jawab Edward.

"Edward,aku ingin bertanya sekali lagi pada mu boleh?".

"Boleh silakan".

"Apa kau yakin ingin menjadi seorang muslim Ed?" Tanya Jelita.

Edward menghembuskan nafas nya sambil tersenyum.

"Aku benar benar yakin Jelita, aku ingin menjadi seorang muslim bukan karena diri mu tapi karena keinginan aku sendiri sejak sebelum kita bertemu, ku harap kau mengerti, mengapa aku begitu yakin dengan rencana ku kedepannya yaitu menikahi diri mu, itu karena aku yakin kau akan menjadi pembimbing ku,dan aku juga selalu membimbing mu" jawab Edward.

"Jawaban apa lagi yang mungkin kamu belum puas Jelita" tambah Edward.

"Tidak ada aku puas dengan jawaban mu" jawab Jelita. Sudah pukul 12 siang mereka pun keluar dari restoran Jelita pergi ke mesjid sedangkan Edward menunggu nya di luar sambil duduk di bangku di bawah pohon.

Saat sedang duduk Edward melihat seseorang yang baru saja keluar dari sebuah mobil pria paruh baya menggunakan pakaian gamis putih seperti orang orang Arab. dengan rasa penasarannya Edward pun menghampiri orang tersebut.

"Good afternoon sir" sapa Edward dengan sopan pada pria paruh baya tersebut.

"Yes, what do you need? " Jawab pria itu.

"My name is Edward Revanold Zyrex, Rasyah's cousin" ucap Edward.

"Ohh ya Allah kau Edward sepupu nya Rasyah keponakan ku itu?" Ucap Pria paruh baya itu yang bernama Umar, Edward hanya mengangguk dengan antusias.

"Subhanallah, sedang apa kau disini nak".

"Aku sedang menunggu teman ku solat paman" jawab Edward jujur.

"Ohh begitu sudah saya harus masuk kedalam dulu ya nanti kita ngobrol lagi" pamit paman Umar pada Edward lalu beliau masuk kedalam sedangkan Edward kembali duduk di bangku bawah pohon yang tadi.

Setelah hampir 40 menit akhirnya Jelita selesai dan langsung menghampiri Edward.

"Ini untuk mu" ucap Edward sambil memberikan botol minuman air mineral untuk Jelita.

"Terimakasih kapten" jawab Jelita sambil membuka tutup minuman tersebut lalu meminum nya.

"Kita mau kemana lagi sekarang?" Tanya Edward.

"Dari sini ke Oxford jauh tidak?".

"Hmm..iya jauh..kenapa kau ingin kesana?".

"Tidak hanya bertanya saja".

"Yaudah yuk aku tau tempat yang bagus disini mumpung kau berada di kota ini aku akan membawa mu keliling kota ratu Elizabeth ini" ucap Edward sambil menarik tangan Jelita dengan semangat nya.



*Skip

Setelah selesai jalan jalan Edward dan Jelita pun pulang karena hari sudah malam yaitu pukul 7 malam.

"Edward,makasih ya" ucap Jelita.

"Sama sama Jelita" setelah perjalanan akhirnya mereka pun sampai rumah.



"Paman kami pulang" teriak Edward memanggil paman nya, mereka berdua mendengar paman Robert tertawa suara itu berarah ke ruang tengah Edward dan Jelita menyusul ke ruang tengah dan ternyata..





































➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖















"Jangan bangunkan aku jika ini mimpi".




















Jangan lupa Vote sebanyak-banyaknya...












😊😊😊🙏🙏🙏

RASYAH (JELITA 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang