00. Begin again

23.3K 667 50
                                    

Tes-tes, coba upload chapter 1. Mau liat seberapa antusias para pembaca. Waktu upload chapter selanjutnya ditentukan oleh antusiasme para pembaca ya.. Jd jan lupa kasih komen dan vote nya.

Tanpa basa-basi lagi,

Selamat membaca... :)

***

"Bisa nggak, sekali ini aja. Kamu tolongin aku?"

Lita menunduk dalam sambil mengamati selimut putih milik Ethan. Membantu supaya Ethan selamat dari pernikahan bisnisnya, dan tersiksa karena mungkin dia bakalan dicemooh sama orang. Tidak ada pilihan yang lebih bagus ya?

"Kak, tapi aku masih kuliah loh, kakak yakin? Ntar kalo kita nikah, kakak yang harus biayain aku kuliah." kata Lita berusaha membuat Ethan menyerah. Tapi kalau Ethan dan dirinya tidak jadi nikah, nanti dia tetap akan dicurigai karena keluar dari kamar Ethan dong.

"Kamu semester berapa?" tanya Ethan.

"Mau semester 5. Habis liburan ini aku semester 5." kata Lita dengan bangga. Oh jelas dong, IPK dia kan 3.8 semester 4 ini.

"Nggak masalah. Pokoknya aku nggak jadi nikah sama Serly-serly itu."

"Whaaaat!" Lita cemberut. Memang tidak ada gunanya. Ya sudah, asalkan mimpinya tidak berlanjut dan menjadi kenyataan, ia akan menurut dengan ide Ethan. Kali ini mereka akan menikah lagi, tapi bukan menikah secara paksa, melainkan keinginan Ethan.

"Oke deh, tapi sekarang tunjukin aku jalan keluarnya." Ethan tersenyum setan, dia lalu bangun dari ranjangnya dan membuka jendela kamarnya.

Setelah Lita berhasil keluar dari kamar Ethan ada sebersit rencana untuk melarikan diri, pokoknya dia tidak usah memperdulikan permintaan Ethan tadi. Jadi Lita memilih diam di rumah.

"Ta, kamu nggak siap-siap?" tanya Arumi. Dia sudah dandan karena akan menghadiri pernikahan Ethan. Lita menggeleng cepat. Kalau dia datang, Ethan pasti akan menyeretnya dan mengatakan hal-hal yang tidak benar.

Arumi mengendikkan bahunya, anaknya ini memang terkenal pendiam jadi tidak heran kalau Lita tidak mau datang. Ijab kabulnya dilaksanakan di masjid agung dekat komplek mereka tinggal, jadi banyak tetangga yang diajak untuk menjadi saksi.

"Kamu mau kayak gitu terus? Ileran, nggak mandi? Duh, punya anak perawan satu aja susahnya minta ampun kalo disuruh mandi. Papa, ayo!" Arumi memanggil suaminya.

"Apa sih mama ini, marah-marah mulu. Loh, Ta... Kamu kok belum mandi?" tanya papanya.

"Hn... Lita banyak tugas pa, kalo main-main mulu ntar nggak kelar." kata Lita berkilah.

"Tugas apaan, orang kamu cuma tiduran terus sebulan ini pas libur." balas sang mama.

Lita menghela napas. Ya pokoknya ia tidak boleh sampai datang ke sana. Kalau tidak, nanti pasti akan panjang urusan mereka.

Akhirnya mama dan papanya berangkat juga. Lita menghembuskan napas lega. Ia lalu berjalan ke arah dapur untuk mengambil minuman dingin.

Kalau dipikir-pikir lagi, mimpi panjangnya itu seram sekali. Bisa-bisanya ia terpaksa menikah dengan Ethan lalu, hah!!? Ia bahkan hampir punya anak dengan tetangganya itu. Ya, Lita akui kalau dia sangat mengagumi Ethan. Bagaimana ya mendeskripsikannya, Ethan itu masiu muda dan sudah sukses. Bagi Lita itu begitu keren. Ethan juga tampan dan senyumnya manis. Lita sering sekali mengamati Ethan dari rumahnya kalau pria itu sedang jogging. Tapi kalau harus menikah dengan cara yang di luar dugaan seperti itu, Lita juga ogah. Lebih baik ia cari lelaki yang memang benar-benar mencintainya saja.

Selesai menenggak air mineral dinginnya, Lita kembali merasakan perutnya yang keroncongan. Ia pun membuka kulkas kembali. Menemukan beberapa butir telur, ia memutuskan untuk membuat omelet saja.

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang