11. Do Me a Favor

4.9K 314 11
                                    

Warning!!! A little bit mature and triggered content. 🐈🐈🐈

Kadang ada bagian dalam cerita ini yang memang aku ambil dari kehidupan sehari-hari. Kadang ada yang dialami sama orang, atau bahkan aku sendiri. Biar nggak terlalu aneh dan halu gitu kesannya. Biar lebih nyata dan bisa dinikmatin alias nggak drama berepisode sinetron.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Lita yang tadinya hendak mempercepat langkahnya mendadak berhenti. Dahinya mengerut karena bingung. Ia menatap pria yang tadinya duduk di atas motornya, yang kini tiba-tiba berdiri di depannya. Ia pikir pria itu hendak bertanya sesuatu padanya atau apa.

Namun alangkah terkejutnya gadis itu saat sang pria misterius tiba-tiba melepaskan jubahnya dan memperlihatkan sesuatu yang menurut Lita sangat tidak cocok untuk diperlihatkan pada gadis di tempat umum seperti ini. Pria itu lalu berlari mengahmpiri Lita dengan barang jeleknya yang ia umbar tanpa rasa malu.

Lita menjerit panik. Ia melemparkan kotak martabaknya ke arah pria itu. Tapi pria itu berhasil mengelak dan tertawa-tawa seperti orang gila.

"Hahah, nggak kena... nggak kena..." ejek pria itu sambil tersenyum sumringah. Lita sudah setengah mati menutupi matanya. Ia mencoba berlari menerobos pria itu. Tapi sialnya, tangannya berhasil di tarik oleh pria itu hingga membuat Lita meronta-ronta menarik tangannya.

"Lepasin!! Dasar orang gila!!" teriak Lita.

"Ayo sayang, liat sayang... Bagus kan.."

"Bagus mata lo! Jijik!" jerit Lita.

Gadis itu sekuat tenaga menarik tangannya, namun tetap tak bisa. Lalu ia merasakan tangannya tiba-tiba dihempas, lalu terdengar teriakan kesakitan si pria misterius tadi. Lita membuka matanya. Pria tadi jatuh terkapar dengan barang jeleknya terpampang nyata. Lita menjerit sambil menutupi matanya.

"Cupp, cup... Nggak usah takut, aku di sini." Bersamaan dengan suara itu, Lita merasakan tubuhnya menghangat karena pelukan seseorang. Ia mencium aroma tubuh Ethan yang sudah sangat dihapalnya.

"Ayo pulang.." Ethan merangkul Lita dan membimbingnya pulang ke rumah. Tubuh gadis itu masih bergetar ketakutan. Air matanya terus menetes membasahi pipinya. Gadis itu merasa sangat takut.

"Maafin aku. Harusnya aku yang keluar." Lita tak menyahuti perkataan Ethan. Gadis itu masih menatap ke arah depan dengan tatapan kosong.

Gila. Ia tak dapat membuang gambaran menjijikkan itu dari otaknya.

"Lita, kamu baik-baik aja kan?" tanya Ethan karena tak kunjung mendapat respon dari Lita.

Lita menggeleng, "kak.." Ethan akhirnya memeluk tubuh Lita. Masih terasa gemetar ketakutan di dalam pelukan Ethan. Ya Tuhan, Lita benar-benar trauma. Gadis itu akhirnya menangis tersedu-sedu. Ia meremat kaos yang Ethan kenakan. Ia benar-benar tak bisa menghilangkan bayangan cabul yang menjijikkan itu.

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang