Singkat cerita, Lita dan Ethan hari ini sudah menempati rumah baru mereka. Ethan membeli sebuah perumahan di sana. Katanya biar mereka leluasa, kan kalau ngontrak atau ngekost tidak efisien bagi keduanya. Sah sah saja sih, toh Ethan juga tabungannya banyak. Dan Lita juga tidak terlalu jauh kalau mau ke kampus.
Lita menghempaskan tubuhnya di atas ranjang ukuran besar ini. Ia selesai menata barangnya di kamar utama. Walaupun dia masih sangat canggung kalau berduaan dengan Ethan, tapi mereka sudah terikat perjanjian. Dan kalau Lita tidak mematuhinya, Ethan tidak akan membiayai kuliahnya hingga selesai.
"Mandi sana, keritan juga.. Malah baring di kasur." omel Ethan. Cowok itu mengenakan setelan santai. Kaos warna biru muda dengan celana pendek. Ia merapikan kamar yang satunya lagi yang akan ia gunakan sebagai ruang kerja.
"Kamu juga belum mandi, bawel banget. Mama aku aja udah nggak nyuruh-nyuruh aku mandi." Lita malah menjulurkan lidahnya, mengejek Ethan.
Ethan menyeka peluhnya, lalu berjalan menghampiri Lita. Dengan tiba-tiba pria itu mengusapkan keringatnya di tubuh Lita, membuat gadis itu menjerit-jerit jijik dan berusaha menjauhkan tangan Ethan.
"Kamu masih nggak mau mandi?" tanya Ethan dengan smirk andalannya.
Lita berdiri dan menghentakkan kakinya, "iya iya!!!" Ia lalu mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
Ethan tersenyum kecil, anak kecil kekanakan juga harus dihadapi dengan cara kekanakan pula.
***
"Kamu kuliah kesehatan ya?" tanya Ethan. Ia dengar-dengar kalau Lita kuliah jurusan kesehatan.
Lita mengangguk, ia masih menikmati makan malamnya.
"Jurusannya apa?" tanya Ethan.
"Perawat." kata Lita.
"Coba dong dicek, aku sakit apa?" Ethan mengulurkan tangannya, membuat Lita mengernyit heran.
"Kebiasaan deh orang, habis nanya 'kuliah jurusan apa?' pas dia tau jurusan kesehatan langsung suruh periksa, emang aku lagi buka jasa pengobatan gratis?" gerutu Lita.
"Eh ya gimana? Kan pasien emang butuh diperiksa." kata Ethan.
"Aku loh masih kuliah. Belum boleh kasih intervensi." Lita melanjutkan makannya.
Ethan mengendikkan bahunya. Ia berdiri, mau mengerjakan pekerjaannya.
Esok harinya, Lita dibangunkan paksa oleh Ethan. Kebiasaan Lita kalau habis subuhan pasti tidur lagi. Kalau tidak dengar alarm bisa bangun jam 9 lebih dia. Ethan sudah menjelma menjadi pengasuh anak kecil sekarang. Maklum, usianya sudah nyaris kepala 3 dan sialnya malah punya istri bocah yang membutuhkan asuhan.
"Mandi sana. Kamu nggak mau kuliah?" Lita mengucek matanya. Ia melihat jam. Oh iya, hari ini dia ada kuliah pukul 7.50. Kalau tidak cepat-cepat mandi maka ia akan telat.
"Santuy dong, hari pertama cuma kontrak belajar aja biasanya." kata Lita sembari mengambil handuknya.
"Buruan mandi, kalo enggak aku nggak akan biarin kamu pake motor." ancam Ethan.
"Iya iya, ya ampun.. Punya suami galak banget sih." keluh Lita.
Oh ya, Lita ke kampus dengan motor biasanya. Dia hanya bisa naik motor matic. Pernah sekali dua kali coba naik motor bergigi, motornya malah tidak mau jalan, alhasil ia menyerah untuk mencoba lagi. Dia paling tidak suka naik ojek online, jadi kalau motornya sedang mogok, ia akan menghubungi temannya supaya dijemput di kost.
Tapi sekarang rumahnya agak jauh dari kampus, kalau tidak naik motor sendiri ia mau naik apa? Ojol? Ogah ah, yang ada nanti dia gemas sendiri karena abang ojolnya lelet.
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Heart [the END]
Storie d'amoreSEQUEL ALL MY FAULT {*Disarankan untuk baca cerita yang pertama (All My Fault) supaya kalian paham jalan ceritanya. Dan untuk mengobrak-abrik perasaan kalian, hehe.*) *** Tiba-tiba saja Lita terbangun di sebuah kamar seorang pria yang akan menikah d...