13. Are You a Psycho?

4.8K 291 18
                                    

Lita panik. Apa benar ini motel esek-esek yang biasa ia lihat di berita-berita? Kalau iya, kenapa tadi ia malah mengajak Ethan neduh di tempat ini?

Pria itu tersenyum mesum. Ia menatap Lita semakin liar dan tidak senonoh. Lita kemudian mencoba melepaskan tangan si pria dari tubuhnya. Merinding dia dibuatnya. Kenangan saat melihat PK belum hilang sepenuhnya, sekarang malah berhadapan dengan pria hidung belang.

"Mau kemana sayang? Temenin saya dulu malam ini." si pria menarik tangan Lita cukup keras.

"Lepasin bego! Sono cari yang lain!" jerit Lita.

"Tapi saya maunya kamu, manis." Najis! Lita ogah disentuh-sentuh sama orang tidak bermoral ini. Kenapa Ethan lama sekali.

Lita sudah hendak menangis ketika sebuah suara menginterupsi pria itu. Lita menoleh, melihat Ethan dengan wajah memelas dan mata berair.

"Siapa lu? Nggak usah ikut campur. Kalo mau booking cewek, cari yang lain. Cewek ini sama gue dulu." kata si pria.

"Bangst! Ini istri gue!" Ethan mendorong pria itu.

"Istri? Cih, ngaku-ngaku lo!" si pria keras kepala itu kembali mencoba merebut Lita.

"Tunggu gue selesai sama ni cewek, lo terakhir njing!"

Kemarahan Ethan sudah di ubun-ubun, apalagi melihat wajah memelas dan ketakutan dari Lita. Dia juga pake kelamaan tadi gara-gara digodain sama mbak-mbak yang kelihatannya kerja di tempat remang-remang ini juga. Mati-matian Ethan mengenyahkan cewek itu.

"Sialan, gue bunuh lo berani nyentuh istri gue!" Ethan meninju wajah si pria hidung belang beberapa kali hingga darah keluar dari bibirnya. Ia kemudian ditarik oleh Lita. Gadis itu tidak ingin Ethan kena masalah gara-gara berkelahi dengan oranv gila itu.

"Ayok pulang!" jerit Lita. Ethan akhirnya menahan amarahnya dan berbalik dengan Lita. Ia memakaikan jas hujan pada istrinya, lalu mereka menaiki motor kembali ke rumah.

***

"Harusnya kamu nggak usah tahan aku tadi." gerutu Ethan setelah mereka sampai di rumah. Lita segera mengambil handuk dan menyerahkannya pada Ethan ia sendiri ganti baju karena tadi yang mengenakan jas hujan dirinya.

Ethan yang sedang misuh-misuh karena kesal tidak tahu kalau Lita sedang tidak mengenakan busana di dalam kamar tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan berakhir dengan wajah memerah nyaris mimisan ketika melihat istrinya sedang telanjang.

"Waaaa!!! Ngapain kamu masuk!" Lita mencoba menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.

"Kenapa ganti di luar?"

"Buru-buru. Kamu balik badan cepet!" teriak Lita.

Ethan membalikkan tubuhnya dan mengurut pangkal hidungnya. Nikmad Tuhan mana lagi yang engkau dustakan, batin Ethan. Seharusnya ia tatap saja lebih lama. Toh sudah halal ini.

Lita menggeplak punggung Ethan saat sudah selesai mengenakan pakaian. Ia berjalan keluar kamar untuk membuat teh hangat untuk suaminya itu.

"Ganti baju, jangan ngomel terus. Ini aku buatin teh." Ethan mengangguk. Setelah ganti baju, ia duduk di meja makan bersama Lita. Gadis itu nampak tidak melakukan apa-apa dan hanya menatap Ethan dalam diam.

"Kamu masih kepikiran?" Lita mengangguk.

"Gimana bisa aku langsung lupa. Aku jijik banget denger kata-katanya."

"Harusnya tadi aku hajar sampai mampus."

"Dan aku nggak akan biarin kakak masuk penjara gara-gara bunuh bajingan kayak gitu."

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang