42. Meet The Girl

3.5K 224 10
                                    

Jadi guys, it's me again. Boring banget baca-baca stori wp kagak ada yg sreg hari ini. So, aku mau upload lagi. Dimanapun kalian berada pokoknya cuma bisa bilang jaga kesehatan, tingkatkan imunitas dan ikuti anjuran pemerintah. Ngeyel gak ada obatnya guys, jangan cari di apotek makanya..

Tambahan, di rumah aja juga penting buat olah raga. Banyak yang bisa dilakuin di rumah. Untungnya dosen aing kagak jd nyuruh bikin video latihan tiap hari, bisa mampus kagak ada sinyal. Wkwk

Ga mau banyak bcd lagi, happy reading aja ya😍😍

***

Ethan pusing, bingung harus apa. Lita menggigil walaupun sudah memakai selimut tebal. Bodohnya, harusnya Ethan mencarikan makan dan obat untuk Lita. Bukannya malah panik sendiri seperti ini. Lita gemas sendiri melihat wajah panik suaminya.

"Kak, aku nggak apa-apa. Ayo pulang aja." Lita mengeluarkan tangannya dan menyentuh tangan Ethan. Bagai disengat listrik tegangan tinggi, Ethan melontarkan tangan Lita. Tapi sedetik kemudian tangan beruratnya segera mengganggam tangan mungil Lita.

"Kamu panas banget, baby. Ayo ke dokter dulu." ucap Ethan. Dia mengeluarkan Lita dari dalam gulungan selimut, lalu menggendongnya keluar dari gedung kantornya. Sepanjang jalan ke tempat dokter, Ethan terus menggenggam tangan Lita. Memberikan rasa hangatnya pada wanitanya itu.

***

"Udah, kamu tidur dulu. Nggak usah susuin kembar dulu. Lagian susu yang di freezer masih ada. Takutnya nanti kembar ikutan sakit." Lita cemberut mendengar penuturan Ethan. Dia kangen Erza dan Ersya. Salahnya juga sih kelayapan tidak jelas sampai anak-anaknya terlantar. Dia suka lupa kalau statusnya sekarang adalah seorang ibu, bukan lagi gadis lajang yang bisa kemana saja tanpa masalah.

Lita menuruti kemauan Ethan. Dia tidur setelah makan malam dan minum obat. Saat tengah malam, Lita terbangun. Dia tidak mendapati Ethan di sampingnya. Sambil memegangi kepalanya yang masih pusing, Lita berjalan keluar kamar. Ia melihat kamar kembar masih menyala lampunya. Dipikirnya mungkin budhe lupa matikan lampu. Jadi Lita inisiatif untuk mematikan lampu. Namun begitu masuk ke dalam, dia melihat Ethan tertidur di ranjang besar dengan dua bayi mereka di depannya. Erza dan Ersya tidur, Ethan juga tidur dengan posisi miring menghadap dua bayinya. Lita tersenyum kecil. Lucu, Ethan dan dua bayi mereka kelihatan lucu sekali.

Ia mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur. Lalu menatap tiga lelaki kesayangannya dengan tatapan sayang.

Lita mengecup pipi Ethan dan menggumamkan selamat malam pada ketiganya. Dia ingin sekali mencium dua bayinya, tapi tidak tega kalau mereka bisa saja ketularan sakitnya. Jadi Lita hanya kiss bye saja. Dia meninggalkan kamar si kembar dan pergi ke dapur untuk mengambil air putih.

Esok harinya, kondisi Lita sudah agak mendingan. Dia masih merasa pusing dan sedikit hangat.

"Kakak mau makan apa?" tanya Lita saat mereka berdua tengah berada di dapur.

"Makan apa ya? Emang kamu mau masak?" Lita mengangguk.

"Nggak usah deh. Aku aja yang masak."

"Ish, nggak usah. Biar aku aja. Aku bikinkan pan cake aja ya. Kebetulan masih ada bahannya."

"Terserah kamu aja, tapi kalo masih pusing jangan maksa." Lita mengangguk antusias.

Dia membuat adonan pan cake, lalu memanasi teflon setelah semuanya siap. Satu demi satu pan cake telah jadi dan siap dinikmati.

"Mau saus apa?" tanya Lita pada Ethan, pria itu sedang menikmati segelas susu putih di meja makan.

"Stroberi dong."  Kebiasaan, sukanya stroberi mulu. Coba kalau dikasih coklat, pasti tidak mau makan.

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang