29. Baby Inside and Outside

4.9K 263 11
                                    

Ethan mengarahkan tatapannya pada Lita. Pria itu terlihat menyeringai.

"Menurut kamu gimana? Aku keliatan cinta atau enggak sama kamu?"

"Kakak ni sukanya main tebak-tebakan deh. Tinggal bilang iya atau enggak susah amat," kata Lita protes.

"Nggak seru kalo langsung jawab. "

"Tapi akunya kesel karena digantungin."

"Kamu lagi nyatain cinta ke aku ya?"

Mata Lita melebar. Ia menggigit bibir bawahnya. Ya bisa dibilang kalau Lita sedang memastikan apakah perasaannya ini cuma sepihak atau tidak. Lagipula bukannya tadi dirinya bermaksud menjebak Ethan dengan pertanyaannya? Kenapa malah jadi terpojok begini? Susah ya kalau adu mulut dengan pengusaha, akan kalah argumen pada akhirnya. Ethan pandai melobi rekan bisnis, apalagi cuma membalikkan omongan Lita. Hah, kecill, sepele...

"Jadi aku bener? Kamu lagi nyatain cinta terus nunggu jawaban aku, biar kamu tahu cinta kamu bertepuk sebelah tangan atau enggak kan?"

Lita mengerucutkan bibirnya, "pokoknya kakak jawab dulu."

Ethan terkekeh geli, membuat Lita kesal jadi kesenangan tersendiri bagi pria itu. Lita memakan nasi gorengnya dengan cepat. Ia sudah merasa terpojok, jadi harus menghindari Ethan secepat mungkin supaya dia tidak semakin malu. Tapi Ethan segera menahan tangan Lita, memaksa wanita itu duduk kembali.

"Kalo aku nggak cinta sama kamu, kamu nggak akan hamil sekarang." Pernyataan Ethan itu sukses membuat wajah Lita layaknya kepiting rebus, "jangankan bikin kamu hamil, aku juga nggak akan ngajak kamu nikah dengan dalih apapun." tambah Ethan.

"Kak, udah.."

"Kamu masih mau bukti?" Ethan menaik turunkan alisnya.

"Udah, aku percaya!"

"Yakin?"

Lita mengangguk berulang kali. Ia segera berdiri dan mencuci piringnya lalu masuk ke kamar untuk mengubur diri di bawah selimut. Ethan ini coba sekali saja tidak membuatnya salah tingkah apa tidak bisa sih? Dia itu tidak sadar ya kalau senyum dan smirknya itu ilegal karena selalu membuat jantungnya berdetak dengan gila!?

***

Tidak Lita sangka kalau kehamilan ini benar-benar terasa menyenangkan. Selain dia bisa manja-manja minta ini itu pada Ethan, ia juga tidak terlalu disibukkan mengurus rumah. Sebenarnya Ethan menawarkan untuk mencari pembantu, tapi Lita menolaknya. Bukannya dia pelit uang ya, tapi dia pelit kalau ada perempuan lain yang diam-diam melihat Ethan. Ya mending kalau pembantunya bibi-bibi paruh baya ya, tapi kalau malah mbak-mbak cantik ya Lita jelas pelit. Nanti Ethan jadi sadar dan pengaruh pelet Lita sirna, canda deng.

Tidak terasa, sekarang sudah dua bulan usia kandungannya. Meski masih suka mual di pagi hari, tapi tak sampai mengganggu kuliahnya. Karena semester baru ini Lita kebanyakan masuk siang. Pagi dia bisa tidur setelah membuatkan sarapan untuk Ethan.

"Ta, aku buatin susu."

"Nggak mau!"

"Minum sendiri atau aku minumin?" ancam Ethan.

Lita memutar bola matanya. Ia mengambil gelas berisi susu coklat di depan Ethan dan meminumnya hingga habis.

Ethan menepuk-nepuk pipi Lita sambil lalu. Ia kembali pada pekerjaannya. Proyek pembangunan supermarket akan dimulai minggu depan, dan ketika saat itu tiba Ethan akan bertambah sibuk.

Esok harinya di kampus, Nina sibuk mengelus dan mengajak bicara perut Lita yang belum kelihatan buncit. Di sini bukan Nina yang malu, melainkan Lita. Orang-orang yang lewat menatap keduanya aneh.

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang