19. Baby Project

6.1K 311 30
                                    

Malamnya, Ethan dan Lita memilih tidur di rumah mamanya Lita. Arumi yang melihat kedatangan anak cewek atu-atunya itu segera memeluk Lita. Kangen sekali. Biasanya Lita pulang 2 minggu sekali. Dan sekarang sudah lewat 3 bulan baru pulang.

Selesai makan malam, Lita rebahan di kasurnya bersama Ethan, suami gantengnya. Iya sengaja bilang suami gantengnya, supaya banyak yang iri.

"Kak, gimana dong. Keknya mama Dina serius deh."

"Ya mau gimana lagi ya. Masa kamu tega sama mama, kamu durhaka nanti."

Mama Dina bilang apa tadi?

Kilas balik.

"Huhu, ya ampun anak mama kasian banget masih muda udah keguguran. Gimana sih Ethan, kamu ini istri lagi hamil bukannya dijagain."

"Maaf ma, aku lupa kalo lagi hamil terus naik roller coaster sama Kak Ethan. Pulang-pulang janinnya hilang."

Ethan jangan ditanya lagi. Dia ijin ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi dia tertawa sampai nangis mendengar penuturan istrinya.

"Ya ampun, ya ampun. Harusnya Ethan bilang supaya roller coasternya direm dikit-dikit. Dedek bayinya pasti syok itu. Kasian masih janin udah jantungan."

Lita ingin ketawa juga. Aduh, dosanya setinggi tiang bendera di kabupaten pasti ini.

"Tapi nggak apa-apa sayang. Kamu sama Ethan masih muda. Kalian bisa bikin dedek lagi. Mama pengen kamu program kehamilan gitu. Biar kalian cepet dapat momongan. Mama pengen cucu 2, nggak tau nanti jeng Arumi pengen berapa." Ini lagi request anak apa lagi mau beli telor asin.

Lita menahan napas. Program hamil? Ini bencana ya ini musibah.

"Kita ketemu sama mbak Yanti. Dokter Ramayanti itu dokter kenalan mama. Dia spesialis kandungan. Nanti kita program, ya nak ya.." Mama Dina mengelus-elus perut Lita.

Duh, gawat ini.

Lita harus ngeles sebisa mungkin. Kalau nanti dia cepat hamil beneran? Eh, tapi kan ya.. Kalau dikasih rejeki itu tidak boleh menolak. Kan rejeki datang dari Allah SWT, kalau nanti Allah marah dan mengcancel semua rejeki Lita, bisa mati dia.

"Ma, Lita sama kak Ethan nggak buru-buru kok." Lita tersenyum, "kalo udah dikasih rejeki ya pasti nanti dapet adek bayi lagi."

"Tapi mama buru-buru, sayang."

Kilas balik selesai.

"Emang kayaknya kita harus usaha deh, Yang." kata Ethan tiba-tiba.

Lita menatap Ethan dengan tatapan bingung. Orang tadi lagi bicarain baby projectnya mama Dina kok sekarang malah mau bikin usaha. Memangnya hotel sama convention centernya masih kurang banyak?

"Usaha apa sih?"

"Buat baby. Seru tau, emang kamu nggak pengen punya baby beneran? Nggak halu lagi." Lita mencubit perut rata Ethan. Susah banget dicubit. Lalu ia menyingkap kaos yang Ethan kenakan. Oh, pantes susah. Kan kotak-kotak. Tidak bulat-bulat.

"Ish, nggak sabaran banget ya? Nggak mau flirting dulu?" mendengar pertanyaan Ethan membuat Lita memutar bola matanya.

"Kak, siapa sih yang mau bikin baby?!" kesal Lita.

Ethan memiringkan tubuhnya, "coba dulu deh. Kalo nggak suka ya nggak jadi." Disangka lagi mau bikin kue bolu apa?!

Kurang usaha apalagi coba Ethan. Sudah berbagai macam bujukan dia gunakan. Tapi memang dasarnya Lita ini nol besar kalau masalah beginian. Bukan, bukannya dia polos. Otaknya lumayan kotor juga. Tapi dia tidak ada nyali orangnya. Jadi ya stuck saja seperti itu.

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang