05. Land Base Exc

5.7K 373 29
                                    

Guys, apa aku pernah maksa kalian buat baca cerita aku? Nggak kan,, jadi nggak usah maksain diri buat baca kalo nggak suka. Dan kasih komen yang menghakimi. Aku orangnya terbuka misal kalian kasih advice yang baik. Tapi sebaliknya aku bakalan kesel kalo kalian langsung bilang "apaan nih" "authornya ngawur" bla bla bla. Inget, nggak semua orang punya mental sesehat kalian. So, kalo mau komen, di medsos terlebih.. hati-hati. Kalo nggak suka langsung tinggalin aja, tanpa jejak nggak papa.

Cerita ini cuma buat hiburan kok, jadi aku nggak maksud menggiring kalian ke arah negatif. Ambil sisi baiknya, udah dewasa kan berarti udah tau mana baik dan buruk.

Aku tulis catatan ini di bagian paling awal, biar kalian pada baca. Maksudku biar nggak keulang lagi.

Ingat! Indonesia adalah negara yang sopan dan santuy...

Seperti yang udah aku janjiin, kalo project pengmas di kasih nilai bagus ama dosen bakalan up. Kebetulan banget, td dosen bilang project kami udah di atas standart dan sebagai hadiahnya kami bebas dari Ujian praktek dan UAS. So....
Aku kasih update buat kaliannn yeeeeyyyyy!!! Lagi seneng banget coooyyy...


Happy reading.
***

Lita pulang dari kost Nina menjelang sore. Keasyikan ngobrol dengan Nina, haha hihi tidak jelas, ghibah kemana-mana, membuat Lita enggan beranjak dari kost Nina yang minimalis dan cenderung sempit itu.

Lita memarkirkan motornya di garasi. Ia masuk lewat pintu samping. Setelah itu langsung bergegas ke kamarnya. Mandi dan membuat makan malam. Mumpung Ethan belum pulang, Lita ingin bereksperimen dengan masakannya.

Semua bahan sudah ia siapkan, tinggal melihat cara masakanya, lalu beres. Tapi begitu suara mobil Ethan terdengar memasuki garasi, Lita malah kalang kabut karena ternyata rasanya tidak terlalu sedap. Masih hambar. Akhirnya ia menambahkan garam lagi. Saat Ethan masuk ke dalam kamar dan mandi, Lita menyiapkan masakannya di meja makan.

Huft, gadis itu menyeka keringatnya.

Maaf ya kalo agak asem rasanya, mungkin kecampur keringat aku. Ekekwkwk...

"Tumben masak." cibir Ethan. Pria itu segera duduk di kursi meja makan dan mengambil piring serta nasi. Ia mengambil sayur tumis dan lauk juga. Ala kadarnya tapi Ethan tidak merasa kecewa. Mungkin seperti ini rasa puas ketika pulang dan di meja makan sudah tersaji hidangan yang dimasak sendiri oleh istri.

Satu suapan, oke... Ethan rasa cukup enak. Suapan kedua, rasanya hm, agak aneh. Suapan ketiga, asiiiin!

"Ta, kamu pengen nikah apa gimana sih?"

"Hah?"

"Ya ini, asin banget."

"Oh, heh.. Em, itu karena tadi nggak ada rasanya. Jadi aku tambahin garem." Lita menggaruk tengkuknya.

"Banyakin aja sih nasinya biar nggak asin." gumam Lita. Ia mencicipi masakannya, dan betul. Asin sekali. "Aku pesenin makanan aja gimana?" Lita mulai merasa khawatir. Ia tidak enak pada Ethan.

"Nggak apa-apa kok. Aku tetep makan. Kamu udah capek-capek bikin masa dibuang." kata Ethan dengan pengertiannya.

Lita memanyunkan bibirnya, kalau seperti ini kan Lita jadi makin merasa bersalah.

"Udah nggak usah mau nangis. Kamu makan sama lauknya aja, biar aku abisin tumisnya." kata Ethan.

Ethan di kehidupan nyata itu, orang yang dewasa, bijak, pengertian, dan sabar. Dia seperti kakak yang baik bagi Lita, namun mereka adalah suami istri.

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang