40. Tired As Fck!

3.6K 237 30
                                    

"Oh, It's you."

Lita melangkah mundur lalu berbalik pergi secepat yang dia bisa. Tak berlangsung lama, langkahnya dihadang.

"Ta, diem dulu.. Aku jelasin."

"Apasih? Nggak denger aku." Lita berjalan melewati Ethan begitu saja.

Dia lelah. Mau istirahat. Mau rebahan. Mau nANGIS!

"Lita, kamu jangan salah paham." Ethan mencoba menjelaskan.

"Mas Ethan! Kepalaku sakit banget." rengek seseorang dari belakang Lita. Lita memutar bola matanya.

"Mas Ethan, urusin itu cewek. Takutnya kepalanya bocor terus otaknya keluar lagi. Nanti jadi makin goblok." Lita ngacir sambil menghentikan taksi. Ethan mengepalkan tangannya. Dia menarik tangan gadis itu dan membawanya masuk ke dalam rumah sakit.

"Sorry saya nggak bisa nungguin kamu." kata Ethan

"Loh kenapa?"

"Ya saya mau ngejar istri saya."

"Oh, jadi itu istri mas Ethan ya? Kenapa mas Ethan nggak bilang kalo aku calon istri kedua mas."

Sinting. Ya, Bella ini sinting. Ethan sampai ingin sekali melemparkannya ke kutub utara. Tapi belum saatnya. Belum. Soalnya dia masih butuh kerja sama dengan bapaknya si Bella. Kalau engga, sudah dia bejek-bejek muka si Bella yang kelewat bloon ini.

"Saya sudah bayar biaya pengobatan kamu. Kamu pesen taksi online aja." kata Ethan. Dia segera berjalan menjauhi Bella. Kalau Lita tidak menerima penjelasannya dan marah padanya, matilah dia. Alamat bakalan disuruh tidur di pinggir jalan nanti.

***

Sekuat tenaga banget, pokoknya sebisa mungkin Lita tahan air matanya supaya nggak keluar saat ia masih di taksi. Gemes rasanya Lita pengen nyuruh supirnya buat ngebut. Mana anaknya mulai rewel lagi. Dia jadi sibuk menenangkan Ersya yang nangis. Begitu sampai di rumah, Lita menyerahkan Erza ke budhe Asri, dan dia bawa Ersya ke kamar.

"Budhe, Erza sama Ersya nanti demam," kata Lita.

"Nggak apa-apa nduk, itu biasa." Lita mengangguk. Dia capek banget.

"Kamu istirahat aja. Biar budhe yang ngurus si kembar." Lita mau nangis aja rasanya. Dia menggumamkan kata terima kasih dan segera berlari ke kamarnya.

Sabar, Ta. Ini adalah ujian. Ya wajarlah, kan Ethan ganteng. Banyak yang naksir. Tapi kenapa Ethan tega menyakitinya? Siapa yang mengajak dia nikah? Ethan orangnya. Lalu sekarang? Apa Ethan sudah bosan padanya?

Brak!!

Pintu rumah dibuka kencang sekali sampai kedengaran dari kamar.  Lita buru-buru masuk kamar mandi. Dia nggak ingin tatap muka dengan Ethan. Muak, muak banget pokoknya.

"Ta! Lita! Dimana kamu?!"

Ethan sudah teriak-teriak macam orang kesetanan saja. Tapi yang dipanggil diam membisu di dalam kamar mandi.

Sampai setengah jam berlalu, Ethan tak jua menemuka Lita yang tertidur di toilet. Ethan menghampiri budhe Asri yang sedang merawat dua anaknya.

"Dhe, liat Lita nggak? Erza dan Ersya pulang, Lita pulang juga kan?" budhe mengerutkan dahinya. Ya iya dong, memangnya dua bocil itu bisa terbang apa?

"Iya to nak Ethan. Memangnya kenapa? Tadi nduk Lita keluar dari sini, ya pasti masuk kamarnya."

"Aku panggilin nggak nyaut budhe."

"Mungkin di dalem kamar mandi."

"Tapi udah setengah jam masa ngga keluar."

"Budhe yakin kok nduk Lita ngga kemana-mana. Orang tadi aja dia nitipin kembar ke budhe."

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang