46. Family Time

3.6K 187 15
                                    

"Dimas, makasih untuk waktu itu. Kalau nggak ada kamu yang lewat mungkin aku nggak bisa ngejar anakku lagi. Waktu itu aku belum sempet bilang makasih." Lita menatap Dimas, ia tersenyum tulus pada lelaki itu.

"Nggak masalah, kebetulan aja aku lewat." balas Dimas.

Lita, Ethan, Dimas dan Serly sedang mengadakan acara makan malam bersama. Lita yang terpikirkan mengenai ide ini. Ia sengaja mengajak budhe untuk masak yang banyak dan mendekor taman belakang untuk acara makan malam.

Lita ingin menyampaikan rasa terima kasihnya pada Dimas. Dia sangat bersyukur, berkat bantuan Dimas juga dia bisa mendapatkan anaknya kembali.

"Aku kaget banget saat Dimas cerita tentang penculikan itu." Serly menatap ke arah kereta bayi Erza. "Nggak nyangka kalau orang itu akan berbuat sedemikian nekad." lanjutnya.

Lita mengangguk, "aku juga nggak nyangka mbak. Rasanya kayak mimpi."

"Kamu jangan pikirin itu lagi, Ta. Erza dan Ersya aman sekarang. Jangan terlalu banyak pikiran." kata Serly menasehati.

Lita tersenyum. Dia berusaha melupakan mengenai masalah kemarin. Malam ini mereka akan main games. Dari mulai monopoli sampai uno yang waktu itu Lita main dengan Ethan. Awalnya Ethan dan Dimas menolak, tapi ketika dipaksa istri mereka, keduanya terpaksa mengiyakan. Awalnya saja yang terpaksa, selanjutnya, para lelaki yang bersikap paling kompetitif.

"Yang kalah aku punya ini!" Lita bawa kotak make upnya.

Serly berteriak girang. Bakalan seru kalau ada hukumannya kan? Sementara budhe Asri sedari tadi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan para orang tua muda itu.

Yang awalnya ogah-ogahan mendadak jadi paling semangat. Gimana ya, lelaki punya ego setinggi langit, jadi sebisa mungkin mereka berusaha buat bisa unggul dalam segala hal. Apalagi cuma permainan seperti ini.

"Oh my God!"

"Rasain! Buruan pake!"

Yang teriak pertama adalah Serly, yang teriak kedua adalah Lita. Serly menumbangkan tower uno yang sedari tadi memang sudah gonjang-ganjing. Lita membuka kotak make upnya dan mengambil lipstik.

"Bunda Serly ayo dong dandan dulu biar cantek."

Dimas sama Ethan ketawa terpingkal saat Lita mencoret-coret muka Serly dengan lipstik. Serly cemberut, bibirnya melengkung ke bawah dan membuat yang lainnya tertawa makin kencang.

"Aihhh, jadi kek jurig muka cantik akuuh?!"

"Jurig apaan? Cantik tau mana ada tukang mek ap sebagus Lita."

"Lanjot, liat aja Ta. Aku bales kamu. Aku dandanin kamu kayak dakocan."

Tapi omongan Serly tidak kunjung terwujud. Sedari tadi yang kalah kalau tidak Serly ya Ethan. Eh ini malah Dimas ikutan latah. Akhirnya dia didandani bukan cuma pake lipstik tapi juga pake eye shadow, menor abis pokoknya.

"Mukanya itu lo, pengen nampol." Lita tertawa melihat ketiga orang didepannya yang belepotan make up. Mereka bertiga menatap Lita dengan tatapan kesal. Lalu saling berpandangan. Sesaat kemudian Lita diterjang oleh ketiganya dan langsung dikerjain habis-habisan.

Lita bukan cuma seperti dakocan, mukanya merah, biru, hijau. Banyak warna dan membuat wajahnya terlihat mengerikan. Lita mencak-mencak tak terima, namun ia malah ditertawakan balik oleh ketiganya.

"Kalian nggak tau ya aku mau bikin dessert malam ini? Kalian nggak akan aku kasih!" teriak Lita kesal.

"Eh, nggak masalah. Aku yang akan bikin sama budhe." balas Serly.

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang