38. Daddy!!!

4.5K 213 20
                                    

Bisa dibilang Lita ini sudah hampir melupakan perkara kuliah. Jangan ditiru ya, biasanya memang kalau sudah punya buntut tu males mikir. Mikir tinggi buat kuliah. Buktinya meskipun sekarang dia sibuk banget, mengurus dua buntut ganteng, tapi hatinya sama sekali tidak tergerak untuk bilang "mending kuliah daripada ngurus anak" dan tetap enjoy walaupun hari-hari dipenuhi tangis dari Erza dan Ersya.

Dua baby itu punya satu kesamaan, sama-sama manja kalau sama mommynya. Kalau digendong mommy langsung anteng, kalau digendong oma atau eyang pasti rewel tidak tau kenapa. Digendong daddy? Aduh, Lita yang tidak tega melihatnya. Habisnya gendongnya itu loh, bikin yang lihat merasa pegal. Takutnya kecengklak kan bahaya.

Sudah sebulan usia dua dedek kembar. Ethan tidak bisa menemani Lita terus di rumah. Dia bolak-balik Magelang- Surakarta setiap seminggu sekali atau kadang kalau sibuk ya dua minggu sekali. Padahal Lita sudah bilang untuk fokus kerja saja. Tapi katanya dia malah tidak fokus karena kangen mereka bertiga. Tiap malam Lita selalu video call. Berjam-jam sampai Lita sering ketiduran sambil tetap nyalain video call. Kadang juga Ethan yang ketiduran karena kelelahan. Besoknya Lita ngomel karena Ethan ketiduran di ruang kerja.

Hari ini Ethan di rumah. Sejak baru sampai rumah sampai sekarang sibuk menciumi dedek Erza, soalnya dedek Ersya sedang minum susunya mommy sekarang.

"Kakak nggak apa-apa pulang tiap minggu."

Mendengar pertanyaan yang sama setiap minggu membuat Ethan menghela napas. Memangnya kenapa sih?

"Bukannya aku nggak seneng kak, tapi kakak perhatiin kesehatan kakak dong."

"Aku nggak apa-apa, aku tidur cukup, aku masih ngegym seminggu dua kali, aku makan teratur, nggak minum kopi sama teh, aku baik kok."

Lita mendesah pelan, dia khawatir kalau Ethan kenapa-kenapa. Dia pusing memikirkan LDRnya dengan Ethan.

"Kakak pulang aja gimana? Maksudku biar diurus orang hotel yang di Solo."

Maunya sih begitu, tapi Ethan belum nemu orang yang pas. Ini dia sedang membujuk Henri. Tapi Henri nolak terus dari dua bulan yang lalu. Malah bilang mau nikah segala padahal calon aja belum ada.

"Aku udah bujuk Henri, tapi dia nolak terus. Nggak tau kalo diancem mau apa enggak." ujar Ethan sambil menimang putranya. Lita diam. Bingung juga cari solusinya. Bisa sih tinggal di sana, tapi dia harus ikut. Tidak tega kalau membiarkan Ethan sendirian seperti bujangan.

"Aku bakalan ngomong ke mama deh," kata Lita.

"Ngomong apa?"

"Kalo aku mau ikut kakak ke sana."

"Nah, gitu dong." Ethan menjawil pipi Lita. Baru melahirkan sebulan saja Lita sudah balik lagi bodynya. Mungkin sekarang pipinya makin tirus efek kelelahan dan jarang tidur.

"Sayang, kamu makan yang banyak dong. Kan harus susuin Isya sama Iza, nanti kalo kamu sakit gimana?"

"Loh, kan bagus aku balik kurus lagi."

"Ini bukan soal badan ya."

"Alah kakak nggak usah bohong, coba kalo aku gendut abis ngelahirin.. Pasti kakak juga risih liatnya kan." Tuh kan jadi emosi si ibuk.

"Nggak, bukan gitu. Ya udah, senyaman kamu aja. Aku nggak akan komen." bahaya bro kalau sudah menyinggung BB cewek tu.

***

Sorenya Lita ditemani Ethan makan di luar. Kali ini tanpa dua bayinya. Tega memang dua manusia yang sudah jadi induk ini meninggalkan dua buntut kecilnya. Mama Dina sih yang menyarankan. Dia kasihan Lita yang seperti wanita tua karena sekarang jarang dandan. Padahal penampilan untuk memikat suami itu perlu loh.

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang