Ethan menggendong Lita masuk ke dalam hotel papanya. Great Zakariya Luxury Hotel & Convention Center yang memiliki bebarapa cabang di berbagai daerah di Indonesia. Lita tak tahu mengapa Ethan membawanya ke hotel, bukannya pulang ke rumah.
"Selamat datang Pak Ethan. Apakah Anda sekalian mau menginap?" tanya sang manager. Ethan mengangguk, maka si manager segera menyiapkan president suit yang terdapat di lantai paling atas bangunan berlantai belasan itu.
"Mau ngapain kak nginep di hotel?"
"Mau berduaan sama kamu. Biar kamu nggak cemburu lagi."
Wajah Lita memerah. Malu sekali dirinya saat ini. Kalau boleh, Lita ingin menghilang dalam sekejap. Atau setidaknya membuat Ethan lupa ingatan.
Keduanya sampai di kamar paling mahal yang ada di hotel itu. Permalamnya bisa mencapai 27 juta. Dengan layanan hotel bintang lima yang biasanya hanya dipesan oleh tamu penting negara atau artis mancanegara.
Memang di hotel yang ini, kelas paling mahal masih kalah dari hotel cabang di kota lain. Hal itu bertujuan untuk menggaet pasar dari masyarakat menengah ke bawah juga.
Lita dibaringkan di atas ranjang king size super besar. Sementara Ethan segera keluar entah kemana. Lita menatap ke langit-langit kamar hotel. Kalau dia cemburu, berarti rasa sukanya pada Ethan sudah berkembang sejauh itu ya?
Ethan tiba-tiba masuk ke dalam kamar. Pria itu melepaskan jasnya, lalu menghampiri Lita yang masih terbaring di atas tempat tidur mewah itu. Lita ingin ganti baju.
"Kak, aku mau pulang. Ganti baju." Ethan tak merespon, pria itu malah memandangi Lita sambil bertopang dagu dan tersenyum. Mengagumi sosok gadis manis di depannya itu.
"Kaakk.." rengek Lita.
"Sssh, tunggu bentar." kata Ethan.
Lita menghela napas. Ia malah jadi ketiduran dibuatnya. Sedangkan Ethan, sekarang pria itu sedang menonton tv sambil menunggu pesanannya datang.
Tak lama kemudian, pesanannya akhirnya datang. Ethan membawa kotak itu masuk ke dalam kamar dan meletakkannya di atas meja. Ia tak tega membangunkan Lita yang tidurnya amat pulas.
Lita bangun saat matahari sudah hampir tenggelam. Ia bingung. Kenapa bisa tidur di hotel?
"Kamu mandi dulu. Aku tunggu." suara Ethan membuat Lita tersadar. Ia segera mandi. Saat membuka pintu kamar mandi, tangan Ethan tiba-tiba mengacungkan sebuah gaun tanpa lengan bermotif dedaunan kepada Lita. Tak lupa seperangkat dalaman yang membuat wajah Lita menghangat.
Lita pikir itu Ethan yang mencarikannya. Padahal Ethan menyuruh resepsionis. Suka-suka Ethan mau menyuruh siapa.
"Kita mau kemana?" sampai selepas magrib Ethan tak jua membawa Lit kemanapun.
"Kamu udah siap?" Lita mengangguk. Dia baru saja selesai memakai sedikit riasan. Lalu menghampiri Ethan yang sedang duduk di balkon.
"Ayo."
Lita mengikuti langkah Ethan tanpa suara. Ia juga bingung kenapa Ethan mengajaknya ke tempat itu. Tempat itu adalah tempat paling tinggi di gedung tersebut. Dihiasi beberapa pohon bonsai, bahkan palm juga ada. Lalu ada lampu-lampu taman yang menyala indah di malam hari.
"Kakak mau bikin acara makan malam di atap hotel gitu?"
"Siapa bilang? Kamu liat ada meja makan nggak?" Lita menggeleng. Tidak ada apa-apa di atas sini kecuali gazebo yang tak jauh dari mereka. Lalu juga ada sebuah ruangan yang entah apa itu.
Lita melihat-lihat sekitar. Banyak tanaman juga di atas sini. Ia lalu duduk di gazebo tanpa memperhatikan dimana Ethan saat ini. Lalu mendadak Ethan sudah ada di sampingnya dengan wajah berseri-seri.
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Heart [the END]
RomanceSEQUEL ALL MY FAULT {*Disarankan untuk baca cerita yang pertama (All My Fault) supaya kalian paham jalan ceritanya. Dan untuk mengobrak-abrik perasaan kalian, hehe.*) *** Tiba-tiba saja Lita terbangun di sebuah kamar seorang pria yang akan menikah d...