41. Her Crazy Dad

3.7K 251 26
                                    

Sudah Lita bilang kan kalau dia tidak percaya dengan apa kata Ethan? Nah, hari ini Lita nekad membuntuti Ethan ke kantor. Sampai di dalam loby, si resepsionis kalang kabut, mau menemui pak boss dulu atau menyambut bu boss yang dari raut mukanya sudah seperti tukang pukul rentenir. Akhirnya, mbak-mbak yang tinggi semampai dengan rambut warna merah maroon itu memilih menyapa Lita duluan sambil dia kode temannya untuk menginfokan kedatangan Lita ke kantor.

"Eh, Bu Lita. Mau ketemu bapak ya?"

Lita menarik napas, mengendus aroma kepanikan.

"Iyalah, masa nemuin mang Usep. Mana sekarang boss kamu yang ganjen itu?" mbak-mbak bernama Nana itu langsung gugup setengah mati. Bukan lagi bermuka tukang pukul, tapi bermuka malaikat maut ini mah. Lita pasti sudah tahu perihal si Bella yang suka ngetem di kantor Ethan.

"Anu... Eh.. Itu, Bu.."

"Anu anu apa sih. Minggir dong, saya mau lewat." Lita berusaha menyingkirkan badan bongsor Nana tapi ya gimana lagi, kalau kecil mah kecil aja.

"Tunggu, bu. Bapak sedang ada klien."

"Nggak apa-apa, orang saya cuma mau liat kok."

Melihat Lita ngacir dan masuk ke dalam lift, Nana mendadak lunglai. Gagal sudah dia menyelamatkan rumah tangga orang. Kalau saja bisa, dia sudah sepak itu mukanya si Bella. Tapi sayangnya Bella anak boss, nanti bukannya nyepak mukanya Bella, malah Nana duluan yang digocek sama pengawal bapaknya.

Kalau sudah begini ya pasrah, semoga pak bossnya bisa tahan banting.

Sampai depan ruangan Ethan, Lita makin curiga sama Ethan sekarang. Bagaimana tidak, tadi resepsionis yang menghadang, sekarang sekretarisnya Ethan. Benar-benar mencurigakan.

"Kenapa sih? Saya mau ketemu suami saya." kata Lita kesal.

"Ya gimana ya bu, bapaknya masih ada tamu."

"Siapa sih tamunya? Saya nggak boleh liat?"

Si sekretaris auto kicep. Ya juga ya, kenapa Lita tidak boleh bertemu tamunya Ethan. Kan Lita istrinya.

Lita menghela napas lalu berjalan melewati sekretaris Ethan. Ceklek. Pintu terbuka, menampilkan dua manusia saling duduk berhadapan dipisahkan oleh meja. Di atas meja ada beberapa lembar dokumen.

Lita masuk ke dalam. Mengamati muka si Bella lebih dekat. Bukannya merasa gugup, kaget, atau canggung karena ke gep ganggu suami orang, si Bella malah cengengesan kayak orang gila.

"Ta, kamu ngapain ke sini?"

"Oh, jadi kamu nggak mau diganggu nih ceritanya?"

"Ish, bukan gitu sayang.." Ethan berdiri dan mencoba mengajak pergi Lita, tapi kaki Lita malah seperti nancep di lantai. "Dia ke sini nganterin dokumen kesepakatan aja kok." kata Ethan lagi.

"Katanya kamu kerjasama sama bapaknya, kok dia yang dateng?" sinis Lita. Dia mah kalau sudah cemburu sebenernya sebelas dua belas sama Ethan.

"Yang, kan aku udah bilang.. Bapaknya itu juga maksa." bisik Ethan.

"Ih, tapi genit banget tau nggak!" Lita melotot ke arah Bella. Yang dipelototin cuma mesem tidak jelas.

"Mas Ethan, ini istri mas Ethan ya?" Ethan mengangguk. Lita ingin muntah dengarnya.

"Kenalin, saya Bella. Calon istri keduanya mas Ethan." ucap Bella dengan muka tak berdosa, "mas Ethan, aku mau juga dong diusap-usap kayak gitu." Bella memperhatikan tangan Ethan yang terus mengusap dada Lita supaya amarah istrinya itu nggak meledak. Tapi nampaknya setelah mendengar perkataan Bella, usapan Ethan sudah tidak  ada gunanya. Karena detik ini juga, Lita ingin berubah jadi macan biar bisa mengunyah kepalanya Bella sampai jadi butiran debu.

All My Heart [the END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang